Pagi ini Alvin tenggah sibuk memandikan Clay, bocah berusia 3 tahun itu dari tadi terus merenggek meminta di mandikan. Dan saat Samuel ingin memandikan Clay bocah tersebut malah menangis dan meminta jika ia ingin di mandikan oleh sang Daddy.
Dan kini Alvin dan Clay tengah berada di kamar mandi dengan Clay yang sedang ia mandikan.
"Berhenti bermain air Clay, kau bisa membuat Daddy basah" Ujar Alvin, dirinya memakai pakaian kantor karna akan pergi ke perusahaan nya. Dirinya memandikan Clay dengan lengan baju yang ia gulung hingga sikut dan Celana yang juga di gulung hingga lutut.
"Dad, hihih Lay.. Enang" Bocah tersebut berceloteh dengan riang, dirinya sangat senang bisa merasakan rasanya di mandikan oleh Daddy nya. Selama ini jika dirinya mandi ia akan di mandikan oleh Samuel dan terkadang oleh David. Jika pemuda tersebut tak sibuk dengan pekerjaan kantor nya.
Setelah memandikan Clay, kini Alvin dengan hati-hati memakai kan Clay pakaiaan. Sebelum itu dirinya harus memberikan minyak telon pada perut anak tersebut, menaburkan sedikit bedak pada selengkangan anak itu. Lalu memasangkan popok dan terakhir memakaikan baju, menyisir rambut, dan juga sedikit memberikan bedak pada wajah anak itu.
Jika kalian merasa binggung kenapa dirinya bisa melakukan hal tersebut walau belum memiliki istri atau bahkan belum pernah memiliki adik, dirinya tau karena dulu saat masih kecil ia sering di perlakukan seperti itu oleh orang tuanya, hingga dirinya kelas 2 SD namun jangan mengira bahwa dirinya juga memakai popok, ia memakai popok hanya sampai dirinya berusia 4 tahun kalau ia tak salah ingat.
Dirinya mengangkat Clay kedalam gendongannya lalu menghirup wangi bocah tersebut, yang ber wangi khas seorang bayi.
"Kau sangat harum, dan menggemaskan. Hmm.." Alvin berujar sembari mengecupi pipi berisi anak itu membuatnya tertawa karena geli.
"Dad! Hahah dah.. Eli eli" Anak itu berentok berusaha menjauhkan wajah sang Daddy menggunakan tangan mungil dan berlemak dirinya.
Alvin menatap wajah Clay yang sedikit memerah lalu dirinya tersenyum da berhenti menciumi anak itu, takut jika ia kesulitan bernafas"Baiklah" Dirinya melangkah keluar dari kamar miliknya menutup pintu kembali lalu menuju ke arah kamar yang berada samping kamar miliknya, kamar Samuel.
Dirinya mengetuk beberapa kali pintu kamar tersebut setelah mendapat jawaban dirinya masuk kedalam kamar luas itu yang bernuansa abu-abu gelap, dan ia dapat melihat Samuel tenggah duduk di kasur miliknya sembari bermain ponsel.
Dirinya mendekat lalu sedikit membungkuk manaruh Clay dengan pelan pada pangkuan pamuda berpakaian baju sekolah dengan rapih.
"Clay bersama kak Samuel dulu, Daddy akan turun untuk memasak untuk Clay sarapan" Tuturnya lembut mengusap surai halus bocah tersebut, sedangkan Clay hanya mengangguk dan tersenyum cerah.
Alvin menatap Samuel yang tenggah menunduk menatap Clay dengan intens, perlahan Alvin mengangkat tangannya untuk mengelus pelan rambut milik Samuel, dapat ia rasakan rambut Samuel yang begitu halus dan lembut.
Samuel tentu saja terkejut dengan cepat dirinya mendongok menatap sang Daddy yang tenggah tersenyum pada nya.
Alvin mengangguk dan tersenyum, dirinya tentu saja tau apa yang Samuel pikirkan. Lantas dirinya beranjak keluar kamar menuju dapur dengan menuruni tangga.
Sedangkan David pemuda tersebut entah sedang tertidur atau memang sudah pergi, saat sebelum dirinya menuruni tangga Alvin sempat menyempatkan diri untuk mengetuk pintu kamar milik David. Kamar David terletak tepat di sebelah kamar miliknya jadi kamar milik Alvin berada di tenggah-tengah kamar kedau putranya.
Alvin mengetuk kamar milik David cukup lama namun tak mendapat jawaban sama sekali, setelah itu ia berinisiatif untuk membuka kamar milik pemuda tersebut walau tak sopan, namun kamar tersebut terkunci.
Dan Alvin maklum mungkin David masih tertidur atau sudah berangkat menuju kantor, tak ambil pusing dirinya langsung turun ke bawah dan menuju dapur untuk memasak.
Ini dirinya tenggah memasak bubur untuk Clay setelah dirinya memasak beberapa makana untuk Samuel dan David.
Tenggah asik memasak Alvin seketika kaget saat mendengar suara seseorang yang begitu dingin dan datar dirinya berbalik dan mendapati David dengan menatap dirinya datar.
Pemuda tersebut bersandar pada pembatas meja makan dan dapur dirinya menatap datar sang daddy sembari bersidekap dada.
Sedangkan tadi David sebelum berada di dapur dirinya berada di kamar, setelah dirinya terbangun dirinya memutuskan untuk menuju dapur untuk mengambil sesuatu, namun saat di meja makan dirinya dapat mencium aroma wangi masakan seseorang. Setelah menatap dengan seksama kaca pembatas dapur dan meja makan yang sedikit buram tersebut dia dapat melihat sang Daddy tenggah asik memasak.
Dirinya melangkah lalu bersandar pada dinding pembatas sembari bersidekap dada.
"Untuk apa kau memasak?" David berujar dengan datar dan dingin membuat sang Daddy yang tenggah asik memasak terlonjak kaget dari acara memasak nya dan berbalik menatap dirinya dan kembali terkejut.
"E-emhh... Aku memasak untuk kalian sarapan" Jawab Alvin pelan, kembali berbalik lalu menuang bubur yang ia buat ke dalam mangkok dan membuat susu untuk Clay.
"Untuk apa kau repot-repot memasak jika itu hanyalah sementara, sedangkan dirimu akan kembali mengacuhkan kami" Ucap David datar lalu pergi dari sana dengan perasaan campur aduk meninggalkan sang Daddy yang menghela nafas kasar.
'Bodoh! Kau sangat bodoh! Kenapa kau malah menelantarkan anakmu yang jelas-jelas saat itu masih membutuhkan mu untuk merawat dan menjaga mereka bodoh!' Alvin berujar dalam hati mengumpati pemilik tubuh Asli yang begitu bodoh menelantarkan anaknya bahkan sangat bodoh! Sangat-sangat bodoh!
847 kata...
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy
Science Fictionbagaimana jika seorang pemuda sebatang kara tak memiliki keluarga satupun, malah mengalami sebauh kecelakaan yang membuat nya ber transmigrasi ke raga seorang duda tiga anak? sanggup kah pemuda tersebut menjalani kehidupan keduanya di raga pria ter...