Chap -21

13.9K 1K 47
                                    





Akhh

David meringis saat dirinya berusaha untuk duduk di brangkar miliknya.

Pemuda itu mendudukan dirinya dengan hati-hati di brangkar yang ia tempati, melengguh kecil saat kepalanya kembali berdenyut dengan kencang.

Mata pemuda itu berkaca-kaca saat mengingat perkataan pria yang datang di mimpinya waktu itu. Ingatan yang sudah lama tak pernah ia ingat entah kenapa saat bangun dari koma ia malah mengingat kenangan pahit di hidupnya dulu.

Ia jadi merindukan adik kandung nya, dan ibu kandung nya juga.

David tersadar atas segala perbuatannya selama ini, David menangis, kedua tangannya menutup wajah, mencoba menghalau agar air matanya tak keluar. Namun nihil, usahanya sia-sia.

Ceklek

Suara pintu yang terbuka, menampilkan seorang pria berjas putih memasuki ruangan miliknya, David segera menghapus air matanya dengan kasar. Agar pria tersebut tak melihat dirinya menangis.

David terdiam saat melihat pria yang berprofesi sebagai dokter itu tersenyum padanya.

Wajah David yang awalnya pujat semakin pujat, badan pemuda itu bergetar dengan kuat.

"Maaf? Anda baik-baik saja?" Dokter itu bertanya kala melihat pesien nya itu terlihat seperti ketakutan melihat dirinya.

"P-pergi" Pemuda itu bergumam lirih sembari menggelengkan kepalanya dengan kencang.

"Anda tidak perlu takut, saya hanya ingin memeriksa Anda" Dokter itu berucap dengan tenang sembari berjalan dengan perlahan ke arah David.

David menggeleng sembari bergumam tidak jelas, saat dokter itu sudah berada di sampingnya. Tangan bergetar David segera meraih sebuah gelas yang berisikan air di atas nakas, dan melemparkan nya tepat ke arah dokter itu.

Prangg..

Dokter itu terlebih dahulu mmenghindari gelas yang David lempar, hingga gelas tersebut melayang dan terkena dinding. Membuat seseorang yang baru saja ingin masuk berjengit kaget dan terdiam melihat kondisi David sekarang.

Pecahan gelas berserakan di mana-mana air yang ada di gelas itu tergenang di lantai dan bahkan ada beberapa barang yang basah akibat air yang David lempar.

David meraung-raung dengan kencang bahkan ia berteriak tak kalah kencang, membuat Dokter yang menangani dirinya kelelahan.

Brangkar yang David tempati berantakan tak karuan bahkan bantal yang ia pakai ia lempar pada dokter yang sedang berusaha menenangkan dirinya.

Infus yang David pakai berubah berwarna merah, bahakan hampir seluruh cairan infus berubah berwarna merah akibat darah pemua itu.

"Suster!" Dokter itu berteriak memanggil sang suster yang ia suruh untuk mengambil suntik, tak ada pilihan lain selain menyuntikkan obat penenang pada David.

"P-pergi.."

____

Di sebuah ruangan yang cukup luas terdapat dua orang pria yang tengah duduk saling berhadapan, membahas tentang kejadian beberapa waktu lalu.

"Maaf, apakah cucu anda dulu pernah mengalami sebauh trauma? Atau kejadian yang membuat mental cucu anda terguncang?" Tanya pria dengan setelan jas warna putih, khas milik seorang dokter.

Pria paruh baya yang tenggah duduk di depannya terdiam, mengingat kejadian beberapa tahun lalu.

Pria itu mengangguk dengan pelan setelah mengingat kejadian beberapa tahun lalu. Kejadian di mana paling membahagiakan sekaligus kejadian yang ingin mereka lupakan untuk selama-lamanya.

DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang