Chap -17

17K 1.4K 49
                                    




Siang ini Samuel tengah duduk terdiam di sofa ruang rumah sakit, dirinya menatap interaksi si bungsu dan ayahnya.

Pagi tadi dokter mengatakan bahwa ayahnya mengalami amnesia, dan dokter itu mengatakan ayahnya akan mengingat kembali memorinya paling cepat adalah seminggu dan paling lama adalah sebulan atau bahkan ia tak bisa kembali mengingat nya.

Sedangkan itu Alvin terdiam menatap sesosok bocah kecil yang berada di atas perutnya, dokter tadi mengatakan bahwa ia amnesia tapi, kenapa ia masih bisa mengingat ingatan nya?

Tapi ada yang aneh di sini, ia ingat ingatan tapi ingatan itu sudah beberapa tahun yang lalu, dan yang aneh kenapa ia bisa tiba - tiba mempunyai anak? Dan seingat nya beberapa tahun yang lalu orang tuanya sudah meninggal bahkan ia masih kecil. Dan kenapa tadi ada sepasang suami istri yang mengaku adalah orang tuanya?

Clay diam, bocah berusai empat tahun itu menatap wajah Daddynya dengan intens, memiringkan kepalanya saat melihat daddy nya menggelengkan Kepala dengan brutal.

"Daddy!" Bocah berusai empat tahun itu menepuk dada Alvin dengan kencang, bahkan ruangan yang sunyi itu memantulkan suara yang cukup keras.

"Uhuk" Alvin terbatuk, pukulan yang di layangkan bocah itu sangat sakit membuat dadanya sesak, dan entah kenapa badanya terasa nyeri.

Samuel tersadar dan segera mengambil tubuh Clay dari atas tubuh Daddy nya, "dad? Aku minta maaf" Ujar nya menatap Alvin dengan tetapan penyesalan.

Alvin menggeleng sembari berusaha mengambil nafas dengan rakus walau dadanya terasa sakit.

"Tidak apa-apa" Balasannya pelan,

Alvin menatap pemuda berwajah baby face itu dengan intens, entah kenapa dari dalam lubuk hatinya ia merasa harus menjaga kedua anak itu dengan penuh kasih sayang.

"Kau kelas berapa?"

"Aku?" Tanya Samuel, dan Alvin langsung mengangguk.

"Aku kelas sebelas"

Alvin lantas mengangguk sebagai jawaban dari ucapan Samuel, dan dirinya kembali terdiam.

"Daddy ingin makan? Ini sudah siang, dan sudah waktunya untuk makan siang dan minum obat" Ucap Samuel sembari menenangkan Clay yang berada di gendongannya.

Alvin mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan pemuda itu, lalu ia kembali diam menatap pemuda berambut coklat pekat itu sedang sibuk sendiri.


***



Alvin, Samuel, Clay, Sagar, dan Ratna kini telah tiba di depan rumah yang lumayan luas milik Alvin.

Rumah yang di dominasi warna putih itu terlihat elegan dengan luasnya pekarangan depan rumah yang di hiasa oleh berbagai macam bunga yang begitu cantik.

Pintu rumah berlantai dua itu di buka oleh Sagar (opa) dengan pelan. Setelah pintu terbuka mereka langsung menatap kondisi rumah yang begitu gelap dan sunyi.

Cuaca pada saat ini sedang mendung dan mungkin sebentar lagi akan hujan dengan deras. Angin yang berhembus dengan kencang mengenai kulit mereka, membuat hawa dingin kian terasa.

Sagar membantu Alvin untuk masuk kedalam rumah dengan memapah tubuh lemah anak bungsunya, sedangkan Samuel pemuda Sma itu berjalan paling belakang dengan beberapa tas yang ia bawa, dan Ratna yang menggendong Clay yang tenggah tertidur pulas.

DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang