Chap -14

18.9K 1.6K 106
                                    





Chap sebelumnya...

Mata Alvin membulat dengan sempurna, dengan susah payah ia berdiri sebelum pisau itu menyentuh tubuh anaknya.






Alvin berdiri dengan hati-hati, ia memaksakan kakinya untuk berlari dan dengan cepat. Posisi David memang sangat dekat denganya jadi sangat mudah untuk nya mendorong pemuda itu.

Alvin mendorong David dengan keras membuat pemuda itu sedikit membentur dinding sedangkan dirinya...

Jlebb

Sebauh pisau dengan sempurna tertancap tepat di jantungnya, tubuh Alvin luruh terkapar dengan lemah di lantai yang dingin. Darah segar mengalir dari dada beserta pelipisnya, Alvin sudah tak dapat menahan kesadaran akibat rasa sakit yang teramat menusuk jantung, terlebih dirinya habis di pukuli oleh anaknya sendiri. Nafasnya memburu, membuatnya semakin sulit mempertahankan kesadarannya.

Sebelum kegelapan menguasai matanya samar-samar ia dapat mendengar suara teriakan seorang wanita yang sangat familiar. sedangkan setelah teriakan itu, terdengar suara seperti seseorang memukul, seperti suara saat David memukulnya dengan membabi buta.

Sedangkan itu setelah Alvin tertusuk pisau, sepasang suami istri paruh baya datang dengan wajah berseri-seri namun senyum di wajah mereka seketika sirna setelah melihat anaknya tertususk pisau dengan keadaan menggenaskan,

"Anakku!!" Wanita paruh baya itu berujar dengan lantang dengan segera ia berlari dengan susah payah pada anaknya.

Sedangkan sang suami langsung berjalan dengan cepat menuju cucu pertamanya dan memukul pemuda itu tepat di pipinya, mengakibatkan sudut bibirnya robek dan ada sedikit lebam berwarna ungu pada pipinya.

"Saga! Cepat tolong anakmu! Biarkan saja dia!" Wanita paruh bawa itu berteriak dengan nyaring pada suaminya, paha miliknya memangku kepala anaknya yang sudah berlumur darah, membuat rok miliknya berubah warna menjadi merah pekat.

Sagar Alvan Pratigta, kepala keluarga Pratigta itu dengan tergesa-gesa menelpon ambulance untuk menjemput putra bungsu nya, putra kesayangannya yang selalu ia jaga dengan sepenuh hati, dan kini malah terbaring dengan mengenaskan.

Sedangkan itu wanita paruhh baya itu bernama Srikandi Ratna Pratigta, menangis dengan tersedu-sedu sembari membelai rambut anaknya dengan sayang, kenapa kondisi anaknya bisa seperti ini? Ia baru beberapa bulan meninggalkan anaknya itu untuk pergi ke Amerika, tempat Mansion utama keluarga mereka dan saat kembali ia malah di hadapkan dengan kondisi anaknya yang mungkin sudah akan mati.

Dan David, pemuda itu terduduk sembari memegangi pipinya yang terasa nyeri, kenapa opanya memukul nya? Harusnya ia menyalahkan anaknya itu yang sudah merani mengoda wanita tampa tahu malu.

_________________

Di rumah sakit *** atau lebih tepat di depan ruangan ICU, tenggah terduduk sepasang suami istri dengan perasaan gusar. Sedangkan di dalam ruangan para dokter dan suster tenggah bekerja semaksimalnya mungkin untuk memulihkan pasian kritis mereka, yang mungkin akan segera mati?

Sedikit informasi..

Jika kalian bertanya kenapa di ruang ICU?.

Kerena ruang ICU (intensive care unit) adalah ruangan khusus yang di sediakan rumah sakit untuk merawat pasien dengan kondisi yang membutuhkan pengawasan. Atau lebih lengkapnya ruangan ini dilengkapi dengan peralatan medis khusus yang di gunakan untuk menunjang proses pengobatan dan pemulihan pasien.

Jika IGD dan UGD adalah ruangan yang berfungi untuk memberikan penanganan sesegera mungkin, sedangkan ICU adalah ruangan perawatan bagi pasien yang sudah terlanjur dalam kondisi kritis.

Kalau masih binggung cari lebih lengkap nya di google.

_

Sedangkan itu di ujung koridor ada seorang pemuda berseragam putih abu, tenggah berlali dengan nafas yang memburu.

Tiba di depan nenek dan kakeknya ia berusaha menetralkan nafasnya dan bertanya dengan susah payah.

"Hossh.. Bagaimana kondisi Daddy hossh" Pemuda yang tak lain adalah Samuel itu membungkuk dengan kedua tangan yang tertumpu pada kedua lututnya.

Sedangkan itu pria paruh baya yang duduk tepat di depan Samuel hanya bisa menggeleng dengan lemah, dirinya juga sedang berusah payah untuk menenangkan istrinya yang sedari tadi tak berhenti menangis dengan histeris.

Dirinya juga tak mempedulikan cucu pertamanya yang entah sudah berada di mana.

Sedangkan itu Samuel sedang bersandar pada dinding rumah sakit yang entah kenapa terasa begitu dingin, udara yang ia hirup juga terasa susah payah membuat dadanya terasa sesak terlebih dengan kondisi ayahnya yang berada dalam ruangan didepannya ini.

Tak lama lampu yang berada tepat di atas pintu ruangan tersebut dengan bertuliskan ruangan ICU, berubah warna yang awalnya merah menjadi hijau.

Ngak tau salah atau ngak.

Tak lama pintu ruangan terbuka, muncul seorang dokter dengan kondisi wajah yang penuh dengan keringat sebesar biji jagung.

Dokter itu menghela nafas dengan pelan lalu menatap tiga orang yang berada di depanya.

"Keluarga pasien? " Dokter itu bertanya dengan wajah yang serius dan suara yang datar membuat koridor rumah sakit yang entah kenapa tiba-tiba sunyi itu terasa mencekam.

Sagar (opa), Ratna (oma), dan Samuel lantas mengangguk dengan cepat.







"Maaf...


















731 kata...

DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang