Chap -20

15.7K 1.2K 57
                                    





Berbulan-bulan telah berlalu, kini seorang pemuda dengan sebuah perban di kakinya mengeluh pelan setelah mengerjapkan kedua kelopak matanya.

Ruangan serba putih dan suara alat-alat yang sudah menjadi ciri khas rumah sakit itu adalah penyambutan pertama yang pemuda itu dapatkan setelah berbulan-bulan lamanya tak sadarkan diri.

Pemuda itu melenguh pelan setelah seluruh kesadarannya terkumpul.

Pemuda bernama David Said itu terbaring dengan lemah sembari menatap langit-langit kamar ruangan yang ia huni, memikirkan sebauh mimpi yang tadi ia alami.

_______

David menatap sekeliling tempat yang ia pijak saat ini, tempat dirinya berdiri saat ini sangat indah. Sebauh tempat yang sangat indah dan sejuk dengan berbagai pohon dan bunga yang berada di sana, dan sebauh sungai yang terlihat sangat indah tak jauh dari tempat dirinya berdiri.

"David..."

David terdiam saat mendengar suara seorang wanita yang sangat ia ingat memanggil namanya.

"David... Disini~"

David berbalik saat sudah yakin bahwa suara yang ia dengar berasal tepat di belakang dirinya berdiri.

David terdiam saat melihat seorang wanita dengan dress putih tengah tersenyum kearahnya. Wanita yang sudah bertahun-tahun tak pernah dirinya temui.

"Mom?" David memangil dengan suara yang begitu lirih sangking tak menyangka bahwa wanita yang sudah lama tak pernah ia lihat kini dapat ia lihat walau dengan jarah yang sedikit jauh.

Wanita yang David panggil dengan sebutan Mommya itu mengangguk dengan senyum tulus yang menghiasi wajahnya.

"Apa kabar jagoanya Mommy dan Daddy?" Wanita cantik dengan paras muda itu bertanya,  setelah cukup lama memandang wajah anak yang berada di depannya.

"B-baik, jagoanya Mommy, Daddy." David menunduk berusaha untuk menahan tangis yang siap meluncur kapan saja, setelah mendengar dan membalas perkataan wanita di depanya.

David terdiam ingatannya berputar saat dirinya dulu masih kecil, kala itu setiap Daddy atau Mommy nya pulang dari bepergian dirinya akan selalu di tanya 'apa kabar jagoanya Mommy dan Daddy' dan dirinya akan membalas dengan perkataan yang serupa.

"Kenapa David melakukan hal seperti itu kepada Daddy?" Wanita itu kembali bertanya sembari menatap tubuh pemuda di depanya tengah bergetar.

"Maksud Mommy? "  David mengangkat kepalanya dengan kerutan di dahinya dan menatap wanita di depanya.

"Kenapa David memukul Daddy hingga Daddy masuk rumah sakit dan koma?"

David kembali menunduk setelah mendengar pertanyaan yang di lontarkan wanita itu.

"W-Waktu itu aku hanya emosi Mom.. Mommy kan tau kalau aku-

" Iya Mommy tau, tapi tidak sampai memukul Daddy juga kan?"  Tutur nya dengan lembut namun dapat membuat David terdiam seribu bahasa.

Wanita itu menghela nafas dan kembali tersenyum.

"Kalau begitu... Lebih baik David bertemu dengan Daddy kan? Sudah lama sekali kalian tidak bertemu"

Perkataan wanita itu sukses membuat David mengangkat kepala dan menatapnya dengan tatapan binggung.

Tak lama setelah itu David dapat melihat seorang pria sedang berjalan dengan senyum kecil di wajahnya.

"Apa kabar?"

DEG

David terdiam seribu bahasa setelah melihat pria yang berada tepat di samping wanita cantik itu.

"Jika kau binggung, dia adalah Daddy mu. Tapi dia sudah tiada sejak sembilan bulan yang lalu dan sekarang dia bersama dengan Mommy selamanya" Wanita dengan sebutan Mommy itu tersenyum hangat pada pemuda yang sudah sangat ia sayangi.

"Tapi dia-"

"Itu bukan Daddy mu, dia orang baik yang menggantikan jiwa Daddy mu dan menjaga kedua adikmu dan.. Kau juga"

"Tapi.. sebenarnya mommy kecewa padamu, kenapa bisa seorang anak yang dulunya polos sekarang malah mencelakai Daddy nya sendiri."

"Tapi kenapa hal seperti itu bisa terjadi. Bukanya hal seperti itu hanya di dunia fiksi?, dan Apa alasannya orang itu mengisi jiwa nya?" Tuturnya dengan pelan sembari menatap sesosok pria di hadapannya.

"Mommy tidak bisa memberitahu mu soal itu. Tapi apakah ada sedikit rasa penyesalan di hatimu? " Wanita itu bertanya dengan wajah yang sudah tak memperlihatkan senyum tulus tetapi wajah datar.

"Maaf.. " David berucap dengan lirih, menyesali perbuatannya. Walau ada sedikit perasaan yang menganjal di hatinya.

"Kalau begitu, minta maaflah dan tebus segala perbuatan mu sebelum terlambat"

Pria dengan nama Alvino itu berucap dengan datar membuat David sedikit meremang, karena biasanya pria yang ada di depannya ini akan berkata dengan lembut namun, ia sadar bahwa yang selama ini bersikap baik denganya bukan Daddy nya tapi, seseorang yang mengisi tubuh nya.

Wanita cantik itu melangkah mendekat ke arah David lalu mengelus rambut pemuda itu, walau dengan tinggi mereka yang berbeda wanita itu tetap berusaha mengusap kepala yang sudah tak pernah ia sentuh.

"Kalau begitu kami pamit" Pamit nya dengan senyum yang kembali mereka.

"Tunggu! Apa benar kalau aku anak a-angkat kalian?"  David berucap setelah mengumpulkan  keberanian untuk mendengar sebauh fakta.

"Yaa.."  Perlahan tubuh sepasang suami-istri di depanya itu menghilan termakan oleh cahaya yang begitu silau.

David menghela nafas dengan kasar setelah mendengar jawaban wanita itu.

"David!!"

David tersentak saat mendengar suara berat memangil namanya dengan nyaring.

Suara yang begitu familiar tapi ia tak dapat ingat siapa pemilik suara itu.

Tiba-tiba di depanya muncul sebuah cahaya bulat berwarna hitam, perlahan cahaya hitam itu putar dan muncul seorang pria dengan seringaian khas wajahnya.

"Apa kabar anak sialan?!" Pria itu berucap dengan sinis dan diakhir dengan kekehan yang menurut David menyeramkan.

"Pergi!!!" David berteriak dengan lantang berusaha untuk membuat pria yang berada di depanya menghilang. Namun nihil, usahanya sia-sia.

"Tak merindukan adik penyakitanmu, hm?" Pria itu bertanya dengan kekehan sinis tetapi berubah di gantikan oleh tatapan tajam pria itu.

"PERGII!!"

Hah~ hah~ David berteriak dengan nafas yang memburu, kelopak matanya terbuka memperhatikan sekeliling tempat dirinya sekarang berada.

"Anda tidak apa-apa tuan?" Seorang suster masuk dengan tergesa-gesa setelah mendengar suara teriakan dari dalam kamar rawat pasien yang ia ketahui sudah koma beberapa bulan ini.

David menggeleng dan berusaha untuk mengatur nafasnya. Badanya bergetar saat kembali mengingat bahwa dirinya kembali bertemu dengan pria yang sudah bertahun-tahun ia hindari.

David mengingat bahwa sekarang ia berada di Dunia nyata dan bukan mimpi, apakah sekarang saatnya ia meminta maaf?










951 kata...




Menurut kalian sekarang David kayak gimana?





Satu kata untuk David?




DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang