Di pagi hari tepat pukul 05:49 Alvin terbangun dari tidurnya, udara yang dingin langsung menerpa kulit miliknya membuat tubuh Alvin lantas sedikit bergetar.
Dirinya duduk, menoleh ke samping dan menunduk melihat kearah Clay yang masih tertidur dengan nyenyak. Lantas dirinya beranjak dari kasur, perlahan berjalan menuju ke arah kamar mandi dan membersihkan tubuh.
Setelah selesai dirinya langsung bersiap menggunakan baju santai, sebauh celana panjang yang ia kenakan dan baju kaos berwarna hitam.
Dirinya melirik jam, sekarang sudah pukul 06:05. Lantas dirinya keluar kamar dan kembali menutup pintu dengan pelan, menyusuri lantai dua rumah mereka. Lumayan gelap karena hanya satu lampu yang dinyalakan di sana.
Dirinya turun ke lantai bawah, setelah kaki miliknya menginjak lantai bawah, lantas dirinya menyalakan lampu membuat ruangan yang begitu luas itu seketika terang.
Setelah itu Alvin pergi ke arah dapur, untuk segera menyiapkan sarapan dan juga mungkin bekal untuk samuel.
Asik memasak dirinya tak sadar ada sesosok yang sedang berjalan ke arahnya sembari mengucek mata.
"Dad?.. " Pemuda itu bertanya setelah duduk di kursi yang ada di dapur, menatap Alvin yang tenggah memunggugi dirinya, asik memasak.
Alvin berbalik lantas menjawab "yaa?" Setelah itu dirinya kembali berbalik menuang masakan yang ia masak ke dalam mangkok yang sudah ia siapkan.
"Oh ya.. Kau akan pergi jam berapa? " Tanya Alvin, dirinya masih sibuk membuat susu agar nanti jika Clay terbangun dirinya tak repot.
"Kira-kira sekitar jam delapan" Balas Samuel, pemuda itu bersandar pada kursi yang ia duduki lalu menutup mata sembari menghirup aroma masakan Alvin yang begitu wangi.
"Cepatlah bersiap, setelah itu sarapan karena ini sudah jam setengah tujuh!" Alvin berjalan ke arah ruang makan dengan kedua tangan miliknya yang memegang mangkok dan piring berisikan makanan yang ia masak tadi.
Samuel kembali membuka mata, menyalakan ponsel yang ia genggam sedari tadi, ternyata benar sudah setengah tujuh. Dirinya beranjak dan bergegas pergi ke kamar untuk membersihkan tubuh dan juga mempersiapkan kebutuhan yang akan ia bawa untuk berkemah.
Setelah Samuel pergi ke kamar, Alvin lantas membersihkan piring-piring yang ia pakai tadi untuk memasak. Setelah beres ia langsung pergi menuju kamar miliknya, untuk mengecek Clay.
Dirinya membuka pintu dengan perlahan saat sudah terbuka ia langsung masuk tanpa menutup pintu, dirinya melihat Clay yang tenggah mengeliat dalam tidurnya. Mungkin anak itu akan segera bangun.
Dan ternyata benar Clay langsung terbangun dengan perlahan, dirinya mengerjab menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam kelopak mata miliknya. Bocah berusia tiga tahun yang beberapa bulan lagi berumur empat tahun itu langsung membuka mulut dengan lebar dan juga mata miliknya yang sudah berair bersiap untuk berteriak dan menangis dengan kencang.
"Heii!.. Daddy disini" Alvin berjalan dengan pelan menuju sisi ranjang, lalu duduk di bibir kasur sembari tangan miliknya sibuk mengusap rambut anak itu.
"Daddy!" Clay lantas bergerak, merangkak ke arah Alvin yang tenggah memperhatikan gerak gerik nya.
Clay dengan lincah sedikit meloncat ke pangkuan Alvin dan dirinya langsung memeluk tubuh kekar Daddy nya.
"Hahha.. Sekarang waktunya anak Daddy yang ganteng ini untuk mandi" Alvin tertawa pelan, dirinya memegang kedua sisi wajah Clay menggunakan kedua tangan kekar miliknya, lantas dirinya menarik wajah Clay yang kecil ke arah wajahnya dan menggesekkan hidung kecil Clay pada hidung mancung miliknya.
Bocah itu tertawa kecil, dan saat Alvin mengangkat tubuh anak itu tinggi-tinggi ia kembali tertawa namun kali ini sangat kencang.
Sungguh bahagia bukan?
544 kata..
Maaf ya, chap kli ini pendek banget soalnya lgi sakit:(
Nanti sy bakal up lgi yg lebih panjang, tapi nanti..
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy
Science Fictionbagaimana jika seorang pemuda sebatang kara tak memiliki keluarga satupun, malah mengalami sebauh kecelakaan yang membuat nya ber transmigrasi ke raga seorang duda tiga anak? sanggup kah pemuda tersebut menjalani kehidupan keduanya di raga pria ter...