Hari sudah siang, tepat setelah Alvi mengantar Samuel ke sekolah untuk pergi berkemah selama beberapa hari. Dan kini Dirinya beserta Clay tenggah berleha-leha di ruang keluarga.
Alvin dari tadi ngelamun mikiran di mana David sekarang?, pemuda itu dari kemarin belum pulang kerumah, membuat nya khawatir.
Sedangkan sosok pemuda yang sedang di khawatirkan itu tiba-tiba muncul, membuat membuat Alvin tersadar, lalu menatap David yang sedang berjalan dengan pelan. Dan yang membuat Alvin semakin khawatir adalah saat pria itu melihat wajah pucat David.
"David?.. Kau sakit? " Alvin beranjak dari duduknya melangkah mendekat ke arah David yang tengah berdiri sambil menatapnya dengan sayu.
Saat dirinya sudah berdiri di depan pemuda itu, lantas dirinya mengangkat tangannya untuk meraba dahi milik David, saat tangannya sudah berada di dahi pemuda itu rasa hangat dapat ia rasakan, namun itu hanya sebentar karena tangan miliknya langsung di tepis oleh sang empu dengan kasar.
"T-tidak usah pegang-pegang" David berkata dengan datar lalu pergi dari sana dengan langkah pelan, kepalanya sangat sakit dan juga seluruh tubuhnya terasa hangat. Membuat dirinya sulit berjalan.
Alvin menatap punggung tegab anaknya itu, ia menatap khawatir David. Lantas dirinya menghelas nafas saat David telah menghilang dari pandangannya, dirinya lantas berbalik menuju ke arah Clay yang tengah asik bermain mobil-mobilan miliknya.
"Sayang... Daddy tingal sebentar ya? Tidak apa-apa kan?" Alvin bertanya sembari mengelus punggung kecil milik Clay.
Bocah berusia tiga tahun itu lantas medongok menatap Daddy 'nya yang tenggah menatap dirinya dengan tersenyum tulus.
Lantas bocah itu tersenyum dan mengangguk dengan cepat "yaa, daddy!! ida apa!" Clay berujar dengan lantang dan kembali mengangguk dengan semangat yang membara.
"Terimakasih, tunggu sebentar yaa? Daddy ingin memeriksa bang David dulu" Alvin tersenyum lantas mencium pucuk kepala anak itu dan beranjak untuk menuju dapur, untuk membuatkan David bubur.
Setelah membuat bubur, Alvin melangkah menuju dapur. Tapi sebelum itu ia melihat Clay terlebih dahulu yang ternyata sedang asik dengan dunia nya sendiri, tumben tidak rewel. Batin Alvin.
Alvin menghela nafas pelan pas udah sampai di depan pintu kamar David yang keliatan sangat suram itu, dirinya perlahan membuka pintu dengan pelan.
Alvin masuk kedalam dengan tergesa-gesa saat dirinya melihat David sedang tertidur sambil ngigau.
Alvin dengan cepat meletakkan nampan yang tadi ia bawa di nakas, berisikan bubur hangat, air putih, dan obat.
"M-mom.. M-mommy, hickk" Alvin menatap khawatir David, pemuda itu tidur sambil ngigau. Terlebih lagi tubuh anak itu berkeringat dan ada sebuah bingkai foto kecil yang pemuda itu letakkan di atas dadanya.
Alvin berusaha untuk membangunkan David, namun pemuda itu tak kunjung bangun membuat nya semakin khawatir. Alvin dengan perlahan menarik bingkai foto itu dengan pelan walau awalnya sulit namun setelah ia coba dengan pelan akhirnya bisa.
Setelah ia ambil, lantas dirinya memutar bingkai itu dan menatap dia sosok yang ada di sana, sosok perempuan yang menggunakan gaun putih panjang, rambut terurai dan senyum indah yang ia layangkan ke kamera. Dan juga ada sesosok anak kecil laki-laki yang ia gendong, Sama-sama memperlihatkan senyum bahagia.
Bocah itu David... Sangat berbeda dengan David yang sekarang..
Dan saat Alvin menatap sosok perempuan itu dengan intens bayang-bayang ingatan pemilik tubuh muncul.
Sebuah keluarga yang dulunya sangat harmonis, canda tawa selalu menghiasi keluarga mereka membuat siapa saja pasti akan iri jika melihatnya, hingga perempuan yang ia lihat itu tiada karena melahirkan buah hati mereka. Membuat keluarga yang bahagia itu berubah.
Mementingkan ego masing-masing dan melupakan jika mereka menyakiti perasaan mereka satu sama lain hanya karena sebuah ego dan perasaan yang seolah-olah dirinya yang paling tersakiti tampa mempedulikan perasaan seseorang.
589 kata...
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy
Science Fictionbagaimana jika seorang pemuda sebatang kara tak memiliki keluarga satupun, malah mengalami sebauh kecelakaan yang membuat nya ber transmigrasi ke raga seorang duda tiga anak? sanggup kah pemuda tersebut menjalani kehidupan keduanya di raga pria ter...