"What!" Seorang pria yang baru saja terbangun dari tidurnya berujar dengan lantang, yang membuat kamar yang begitu sunyi dan gelap seketika berisik mengakibatkan seorang bocah yang tertidur di sampingnya terbangun dan menangis dengan kencang.
"Huaa! Hikss" Seorang bocah berusia sekitar 3 tahun menangis dengan kencang akibat terkejut.
Sedangkan pria yang membuat terbangun menatap binggung bocah tersebut yang tenggah menangis sambil duduk, sebelum sebauh dobrakan pintu mengagetkan nya.
Brakk..
Seorang pemuda dengan wajah dingin mendobrak pintu dengan keras lalu masuk kedalam kamar tersebut dengan wajah menahan amarah.
Tak lama setelah itu di susul oleh seorang pemuda yang lebih kecil dari dirinya masuk dengan wajah khawatir.
"Sudah ku bilang jangan izinkan Clay untuk tidur bersama dengan pria tua ini, lihat apa yang ia perbuat pada clay" Ujar pemuda yang lebih dengan datar dirinya berpakaian kantoran mungkin akan pergi bekerja? .
"Dad.. Kau memarahi Clay lagi?" Tanya pemuda yang lebih pendek tersebut, sembari mengangkat bocah yang sedari tadi di panggil dengan sebutan Clay.
"Aku tak membentak nya" Pria tersebut berujar pelan sembari memandang wajah bocah bernama Clay yang sudah memerah dan jangan lupakan air mata miliknya yang sudah mengalir sedari tadi.
"Lalu-"
"Hikss dad.. Dad.. Daddy!" Clay berujar dengan lantang sembari memberontak dari gendongan pria pendek yang sedang menggendong nya sembari merentangkan tangannya pada pria yang sedang terduduk di bibir kasur sembari menatap dirinya binggung.
Perlahan pemuda pendek tersebut berjalan mendekat ke arah pria tersebut lalu menyodorkan Clay yang sudah merentangkan tangannya sedangkan pemuda yang lebih tinggi hanya menatao dirinya tak jauh dari sana dengan tatapan datar miliknya.
"Dad, kau gendong Clay dulu... Aku dan bang David akan pergi sebentar" Pria tersebut menerima bocah yang sudah berhenti menangis tersebut walau masih sesengukan dengan kaku.
'Aku kenapa ada di sini anjrit! Padahal aku udah mati, jelas-jelas terseret truk' pria yang tenggah memangku bocah tersebut berujar dalam hati dengan binggung.
Pria tersebut tak lai tak bukan adalah Alvin Aditama pemuda yang tadi kecelakaan dan sekarang dirinya malah terbangun di sebauh kamar asing nan mewah apalagi dirinya di panggil dengan sebutan Daddy dirinya masih lajang dan jelas-jelas dirinya tak pernah menghamili seorang perempuan.
Namun dirinya dapat menyimpulkan bahwa dirinya berpindah jiwa seperti di novel-novel setelah dirinya mendapatkan sebauh ingatan asing.
Sedangkan pemuda yang sedang binggung tersebut kita beralih pada sepasang adik kaka yang sedang berdebat.
"Dek! Aku sudah bilang jangan membiarkan Clay tidur bersama Pria itu, kau tau sendiri kan sikapnya seperti apa!" Pemuda yang lebih tinggi berujar dengan nada tegas dan datar. pemuda yang lebih tua di antara kedua saudaranya itu termasuk anak pertama pria tersebut bernama David Said Pratigta.
Pemuda yang lebih pendek menatap kakaknya dengan lembut. "Bang... Biarin Clay bersama Daddy sekali saja, abang tega liat Clay seperti malam tadi menangis hanya karena ingin tidur bersama Daddy nya" Pemuda lebih pendek bernama Samuel Varenald Pratigta tersebut berujar dengan lirih.
Semalam saat Daddy mereka pulang dari kantor, Clay adik mereka merenggek ingin tidur bersama sang Daddy namun mereka tau jika Daddy mereka tak suka jika harus berdekatan dengan mereka, terpaksa mereka tak mengikuti kemauan sang adik dan berakhir menangis hinga sesak nafas.
Saat tenggah malam sang Daddy telah tertidur Samuel membawa adiknya masuk kedalam kamar sang Daddy dengan hati-hati, hal tersebut membuat adiknya senang. Namun dirinya hanya bisa memandang sendu sang adik.
David hanya bisa menghala nafas kasar lalu mengangguk mengelus rambut sang adik lalu pergi dari sana karena harus pergi ke kantor.
***
Sedangkan sekarang Alvin tenggah tersenyum hangat pada bocah yang sedang berada di pangkuan nya itu sedari tadi terus berceloteh ria.
Ia jadi berfikir kenapa Alvino Satria Pratigta pemilik tubuh asli malah menelantarkan anaknya itu.
"Dad.. Hihihi Daddy" Clay sedari tadi terus berceloteh sembari memenganggi kedua sisi wajah sang ayah menggunakan tangan berlemak miliknya.
"Kenapa kau lucu sekali, hmm" Alvin menurunkan kedau tangan bocah tersebut lalu mencium kedau pipi bocah tersebut dengan brutal, apalagi bau bayi yang tercium dari tubuh bocah tersebut.
Sedangkan seorang pemuda tersebut hangat dari balik pintu, dirinya mengintip dan tak menduga apa yang ia lihat. Namun dirinya bersyukur karena keinginan sang adik untuk di cium sang Ayah kini sudah tercapai, dirinya senang sangat senang jika melihat adiknya tertawa karena Daddy mereka, bukan menangis karena perkataan atau bentakan yang selama ini daddy mereka berikan pada sang adik tapi terkadang pada mereka juga.
708 kata...
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy
Science Fictionbagaimana jika seorang pemuda sebatang kara tak memiliki keluarga satupun, malah mengalami sebauh kecelakaan yang membuat nya ber transmigrasi ke raga seorang duda tiga anak? sanggup kah pemuda tersebut menjalani kehidupan keduanya di raga pria ter...