21. Hari Bahagia

16 5 0
                                    

"Nikmati hidup, sampai lo lupa akan masa lalu buruk lo."_Arul. 

Ema masih tidak percaya, hal yang paling ia benci, kini menjadi hal yang bahagia. Ia tidak bisa mengungkapkan perasaannya lagi, ia benar-benar tidak bisa berkata-kata.

"Makasih ya semuanya, kalian udah menyempatkan waktu buat Ema," harunya.

Awalnya ia tidak pernah berpikir bisa mendapatkan kejutan seperti ini. Tapi, kali ini ia dapatkan, setelah banyak merasakan kehilangan.

Semuanya bergembira, Ema lekas ke dalam, menghias dirinya. Begitu Galen, yang sudah menyiapkan kostum dari jauh hari, ia meminjam kamar mandi Ema untuk menganti pakaian. Sedangkan Ema dibantu Ningrum untuk bersiap-siap.

Galen ke luar dengan baju kemeja hitam, sangat tampan. Sampai banyak orang yang pangling. Cowok yang biasa urak-urakan di sekolah, hari ini berpenampilan rapih.

"Astaga, pangeran gue ganteng banget," pekik Tika. Gadis itu terpesona dengan ketampanan seorang Galen.

"Jangan terlalu berharap Tik, lo tau sendiri kan. Galen punya teman yang mulutnya pedes banget," nasehat Risa.

Tika tidak terima, ia menatap tajam ke arah Risa. "Maksud lo apa Sa? Lo kenapa sih belain mereka terus? Lo udah bosen main sama gue?" emosinya.

Bella menenangkan Tika yang terbalut emosi, gara-gara perkataan Risa tadi. "Udahlah Tik, Risa gak usah lo dengerin." Bella mengelus pundak Tika.

"Penghianat kayak dia gak bisa dibiarin Bel," murkanya.

Risa diam, tidak merespon perkataan Tika sedikit pun. Gadis itu menjauh dari kedua temannya. Menghampiri Ema yang baru saja keluar dari rumahnya. Ema sangat terlihat angun dengan dres hitam, rambut yang disangul. Menambahkan kesan yang berbeda dari Ema biasanya, ini sungguh cantik.

"Hai Ema, selamat ulang tahun ya," ucap Risa.

Ema tersenyum pada Risa, senyuman hangat itu membuat Risa tak bisa menahan dirinya.

"Ma, gue udah lama pengeng ngomong ini sama lo, tapi..., gue takut lo ngejauh dari gue," ujarnya.

"Emangnya lo mau ngomong apa?" Ema orang yang kepoan, penasaran dengan apa yang ingin Risa katakan.

"Gue pengen banget jadi teman lo, gue udah capek dengan pertemanan yang toxic Ma," curhatnya.

Ema tidak mengerti apa maksud Risa, gadis itu mengajak Risa untuk duduk.

"Maksudnya gimana ya Sa?" tanyanya sekali lagi. Ningrum yang bersama Ema hanya diam, mendengarkan keduanya berbicara.

"Gue gak ngerti lagi sama Tika. Apa yang ada dipikiran dia, gue tuh selalu salah. Gue tuh harus ngikutin apa yang dia mau, gue berasa kayak bukan teman Ma," curhatnya.

Ema dibuat binggung, ia tidak mengerti. Ia takut salah bicara, mau mengabaikan tidak bisa.

"Gimana ya Sa, gue binggung. Gue takut Tika salah paham sama gue, lo tau sendiri kan sebenci apa dia sama gue," ujar Ema.

Risa pun jadi binggung dibuatnya. Saat keduanya tengah terdiam, Ningrum masuk ke obrolan mereka.

"Saran gue sih, temanan itu formal kan ya? Mau sama siapa aja. So, lo boleh temanan sama siapa aja kan? Kecuali sahabat, kayak lo sama Bella dan Tika," imbuh Ningrum.

Semesta Kita Season 1 (End) Segera Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang