Kanaya melangkahkan kakinya di koridor sekolah menuju ruang kelasnya yang berada di lantai tiga. Namun sebelum kakinya menginjak anak tangga pertama sebuah seruan mengiterupsinya, membuat ia mau tak mau menghentikan langkahnya dan menoleh ke sumber suara guna melihat sosok yang memanggil namanya.
“Kanaya!”
Raut wajah Kanaya berubah masam kala melihat sosok Marsha yang terlihat baru saja turun dari motor besar sang kekasih, Davian. Ia melengoskan wajahnya dan memilih melanjutkan langkahnya yang terdunda, mengabaikan atensi sang sahabat, pun dengan sapaan beberapa siswa yang ditujukan padanya.
Kenapa ia pergi begitu saja? Tentu saja karena ia masih marah, sudah hampir dua minggu sejak kejadian memalukan dihidupnya dimana dirinya menyatakan cinta- yang padahal ia tak memiliki perasaan itu sedikitpun- pada Samudra di tengah lapangan utama sekolah.
Semenjak hari itu hidupnya tidak lagi tenang, berita tentang dirinya yang menyatakan cinta pada Samudra dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru sekolah. Menjadi topik utama perbicangan para siswa, bahkan menjadi berita teratas di portal sekolah. Menggeser berita Davian Algio yang menyamar menjadi seorang nerd itu ternyata adalah anak dari donatur terbesar di sekolah mereka, luar biasa sekali dampaknya.
Dulu dirinya bukanlah siapa-siapa, hanya seorang gadis biasa yang kebetulan mengemban ilmu di sekolah elit dan hanya segelintir orang yang mengenalnya. Namun hal tersebut tidak berlaku lagi untuk sekarang! Dimanapun ia berada pasti ada orang yang mengenalnya, ia bahkan sering medapatkan sapaan dari orang yang tidak dikenalnya, begitupun saat ini.
Hei, apa ini artinya ia telah masuk jajaran siswa populer di sekolahnya? Jika iya maka sialan sekali, Kanaya bukanlah orang suka menjadi pusat perhatian meskipun dirinya suka mencari perhatian.
Belum lagi dirinya yang harus menghadapi tingkah ajaib Samudra yang berubah menjadi aneh setelah menjadi kekasihnya. Maksudnya, Samudra tidak lagi menjadi sosok tengil menyebalkan hingga membuat dirinya teramat ingin melayangkan cakaran dari kuku indahnya pada wajah pria itu. Samudra kini berubah menjadi sosok lembut dan penuh perhatian meskipun tingkah menebalkannya terkadang masih ada. Ia benar-benar tidak terbiasa dan tidak akan pernah terbiasa dengan perubahan drastis itu. Dan satu-satu orang yang bisa ia salahkan pada situsi ini adalah, Marsha.
Jika saja sahabat sialannya itu tidak mengajaknya membuat perjanjian, dan ia berakhir kalah yang mengharuskan dirinya melakukan hukuman konyol itu, maka semua ini tidak akan terjadi! Jadi bukan sebuah kesalahan jika Kanaya mendiamkan Marsha selama hampir dua minggu dan mengabaikan rengekan serta raut wajah memelas sahabatnya. Biar saja, biar dia tahu rasa!
Kedua mata Kanaya menyipit tak suka kala merasakan seseorang menarik tas punggungnya, membuat ia mau tak mau menghentikan langkahnya. Tanpa menoleh pun ia tahu siapa pelakunya hanya dengan mencium aroma parfum yang menguar, sosok itu kini mengamit lengannya dan mengayunkan nya ke kanan dan kiri.
“Nay, jangan marah lagi dong sama gue...” rengek Marsha yang tentu saja diabaikan oleh Kanaya, sahabatnya itu masih setia mentap lurus ke depan seolah-olah enggan menatapnya. Hal itu pula yang membuat rasa bersalahnya semakin menjadi-jadi.
“Nay, please maafin gue. Gue nggak betah lo diemin terus, gue tersiksa banget, gue nggak bisa diginiin. Udahan dong ngambeknya, kasihan gue nggak punya temen.”
Kanaya melirik sekilas ke arah Marsha lalu kembali menatap lurus ke depan. Sial, ia hampir saja tertawa melihat raut memelas yang ditampilkan sang sahabat. Jika dipikir-pikir lagi dirinya memang sedikit keterlaluan karena mendiamkan Marsha begitu lamanya.
Marsha bukan sosok yang pandai bergaul dan mudah berteman meskipun kepribadiannya cukup ceria, dia bukan orang yang dengan mudah menerima orang baru masuk di hidupnya. Temannya pun bisa dihitung dengan jari, sedangkan yang dekat dengannya hanya Jessyca dan dirinya dan karena Jessyca tak ada disamping mereka maka hanya dirinya lah teman yang Marsha punya. Terlebih lagi dengan dirinya yang selama ini mengabaikan Marsha, sahabatnya itu pasti merasa sangat kesepian selama ini, malang sekali nasibnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESET [ON GOING] (SEQUEL OF JUST D)
Teen Fiction|I SEQUEL OF JUST D [WHO ARE YOU?] I| [HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH] Warning! 18+ Murder scene, strong language, (no sex scene) Harap bijak dalam memilih bacaan Summary: Acha Kanaya menganggap hidupnya berubah menjadi sial setelah mener...