Hari ini adalah hari minggu dan Kanaya tak memiliki rencana apapun untuk menghabiskan hari liburnya, yang ingin ia lakukan hanya satu, yaitu tidur.
Atau jika hal tersebut terlalu membosankan maka ia akan melakukan kegiatan lain seperti berguling-guling di atas kasurnya, atau menonton film sembari menikmati camilan atau apapun itu yang berkaitan dengan bermalas-malasan. Hah, hanya dengan membayangkanya saja sudah membuat Kanaya bahagia.
Namun nampaknya hal tersebut memang ditakdirkan untuk ia bayangkan saja sebab tiba-tiba Kanaya mendengar pintu kamarnya yang dibuka, menampilkan sang mama yang berdiri anggun di tengah pintu kamarnya.
“Anak perawan kok jam segini masih tidur, bangun!” kata Kumala kala melihat anak semata wayangnya yang masih melingkar di atas kasurnya padahal waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi.
"Dih, siapa yang masih perawan?"
"Heh!" bentak Kumala dengan kedua mata melotot yang dibalas kekehan kecil sang anak.
“Becanda... lagian apa sih ma, ini kan hari minggu. Udah ah aku mau tidur lagi,” tutur Kanaya sembari membenarkan letak selimutnya dan memejamkan kedua matanya, berniat untuk kembali melanjutkan tidurnya.
Tak membiarkan niat sang anak terwujud, Kumala melangkahkan kakinya mendekati tempat tidur Kanaya dan membuka paksa kedua mata sang anak dengan jemariya, membuat sang anak mengerang karena acara tidurnya yang terganggu.
“Ma, aku masih ngantuk,” rengek Kanaya sembari berusaha menjauhkan tangan sang mama dari matanya.
Geram karena tingkah sang anak, Kumala pun menarik paksa selimut yang membelit tubuh sang anak. Alhasil terjadi adegan tarik menarik selimut antara ibu dan anak tersebut.
“Ma, jangan rese deh, lepasin selimut aku, mau bobok lagi.” Kanaya merengek, berusaha mengambil kembali selimut miliknya dari tangan sang mama.
Kumala menggelengkan kepalanya tak setuju, “bangun sekarang! Ada yang nyariin kamu tuh, cepetan mandi!”
Kanaya menghentikan pergerakannya menarik selimut mendengar penutuan sang mama. Memang siapa yang mencarinya? Seingat Kanaya hari ini ia tak membuat janji dengan siapa pun.
“Siapa?” tanya Kanaya yang akhirnya menuarakan isi kepalanya.
“Ada cowok dia tinggi, putih, ganteng, terus punya lesung pipi manis. Dia lagi nunggu kamu di luar sana,” kata Kumala yang menggambarkan sosok yang ia maksud pada sang anak.
Kanaya mengerutkan kening, sosok itu terdengar sempurna jika mendengarkan penjelasan sang mama. Sebentar, biarkan Kanaya menebak siapa sosok yang dimaksud sang mama. Tinggi, putih, ganteng, punya lesung pipi yang manis--- Tunggu, lesung pipi?
“Kalau mama nggak salah dengar, tadi namanya-“
“SAMUDRA!”
Kumala menjentikkan jarinya, “iya, namanya Samudra.”
Kedua netra bulat Kanaya semakin melebar di buatnya, ia segera bangkit dari posisi berbaringnya dan melompat dari atas kasur. Kanaya segera melangkahkan kakinya keluar kamar, menuruni anak tangga dengan sedikit tergesa.
Dari sini Kanaya bisa melihat Samudra yang sedang duduk di kursi ruang tamunya ditemani sang ayah di sampingnya. Kekasihnya itu terlihat tampan dengan setelan kaos putih dilapisi dengan jaket denim, celana jeans sobek dibagian lutut serta converse putih, rambutnya yang ditata sedemikian rupa menambah nilai plus untuknya. Sangat berbanding terbalik dengan Kanaya yang hanya memakai baju tidur kuning polkadot dengan rambut hitam acak-acakan layaknya habis menerjang badai.
“Hai, selamat pagi.” Samudra menyapa kala mendapati Kanaya berdiri tak jauh darinya.
Masih dengan raut wajah linglungnya, Kanaya menganggukan kepala sembari melambai kecil pada Samudra, membalas sapaan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESET [ON GOING] (SEQUEL OF JUST D)
Teen Fiction|I SEQUEL OF JUST D [WHO ARE YOU?] I| [HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH] Warning! 18+ Murder scene, strong language, (no sex scene) Harap bijak dalam memilih bacaan Summary: Acha Kanaya menganggap hidupnya berubah menjadi sial setelah mener...