19. Merindukan Dia yang Dulu.

23 2 0
                                    

Bara menghempaskan punggungya pada sandaran kursi, kepalanya ia dongakan menatap hamparan langit malam yang sepi. Tak ada bintang yang bertebaran sebagaimana mestinya, hanya ada bulan yang tampak kesepian disana.

Sama sepertinya.

Hembusan napasnya memberat mengingat percakapannya dengan tiga sahabatnya siang tadi.

Sean, dia masih ada. Dia masih hidup," ujar Bara yang disambut reaksi terkejut dari ketiganya.

"Apa?!" Pekik Naufal dengan suara yang tidak bisa dibilang kecil.

"Lo serius, Bar?" giliran Davian ikut menimpali.

"Tunggu, gue nggak salah dengan kan? Sean masih hidup?" Hendry bertanya sembari mengorek telinganya,  memastikan bila dirinya memang tidak salah dengar.

Bara menggeleng kecil, "lo nggak salah dengar, Sean masih hidup dan sekarang dia ganti identitas jadi Samudra," lanjutnya terus terang.

"Hah? Samudra?" Davian terlihat keheranan mendengarnya. Sungguh, biasanya ia tak seekspresif ini tapi mendengar perkataan Bara yang terdengar tidak masuk akal itu turut membuatnya keheranan.

"Samudra yang itu? Samudra pacarnya Kanaya sekarang?" Naufal benar-benar tak bisa menyembunyikan raut terkejutnya, wajahnya terlihat bodoh dengan kedua mata dan bibir yang terbuka sama lebarnya.

"Emangnya ada berapa Samudra di sekitar kita?" tanya Bara kemudian, sedikit sebal melihat raut wajah bodoh Naufal.

"Tapi gimana mungkin? Bukannya lo udah habisin nyawa mereka? Bokap lo bahkan rumah lama kalian kan? Jadi mustahil kalau Sean selamat-" ujar Hendry sedikit ragu.

Sebenarnya Hendry tak mengerti cerita itu secara detail, ia hanya pernah mendengarnya sekali dari Naufal. Sebab saat itu dirinya sedang menjaga jarak dengan mereka bertiga karena konflik yang lalu.

"Hendry bener, lo nggak harus percaya sama apa yang dia bilang," timpal Davian mencoba menenangkan Bara yang masih terlihat kalut.

"Awalnya gue cuma mikir kalau dia cuma mau main-main sama gue. Tapi dia bahkan masih ingat sama apa yang terjadi malam itu," papar Bara

"Jadi, itu artinya dia beneran Sean?"

Bara mengangguk kecil mendengar pertanyaan Davian, "kemungkinan besar iya. Nggak sembarangan orang tahu siapa Sky, apalagi dulu kita masih backstreet."

"Tapi gimana caranya dia berhasil kabur dari insiden itu? Juga... dia keliatan beda dari yang dulu."

Pertanyaan Naufal menggantung begitu saja sebab tak ada yang bisa menebak bagaimana cara Sean -atau sekarang bisa dipanggil Samudra- melarikan diri. Kemungkinannya cukup kecil mengingat insiden itu cukup mengerikan.

Bara memijat pangkal hidungnya sebab merasa pening, pertanyaan itu juga berputar di kepalanya sejak tadi. Bagimana bisa Sean masih bisa hidup? Seingatnya dulu ia sudak menghabisi nyawanya bersama dengan Skylar.

Skylar... nama itu kembali membuat dadanya berdenyut nyeri kala mengingat perlakuan bejatnya pada sang kekasih.

"Terlebih dari itu, Sean nggak mungkin muncul tanpa alasan."

Perkataan Hendry menggema di ruangan tersebut, menbuat atensi tiga rekannya yang lain tertuju padanya.

"Dia pasti punya alasan kenapa kembali," lanjut Hendry kemudian.

"Kanaya."

Satu nama yang keluar dari mulut Davian mampu membuat empat sekawan itu saling bertukar pandang, seolah-olah mereka memikirkan satu hal sama.

Naufal menatap lekat Bara yang kini mengetatkan rahangnya menahan amarah, "Kanaya nggak tahu apapun Bar, jangan sampai ada korban lagi."

-

RESET [ON GOING] (SEQUEL OF JUST D) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang