Pagi ini onyo dan ayah sedang bersepeda di sekitar villa onsu di karenakan onyo dan cici libur sekolah jadi ayah dan bunda mengajak mereka ke villa untuk berlibur sementara waktu. Begitu sampai di villa mereka langsung menengok burung yang di belikan ayah 2 minggu yang lalu beserta ayam kecil yang berwarna-warni sebenarnya ayah takut pada ayam tapi permintaan anak-anak nya gak bisa untuk bilang "tidak" Jadi ayah mengiyakan itu semua. "Nyoo gendong ai takut di patuk" rengek thalia pada onyo "ya sayang" onyo pun menggendong adik nya. tak lama thania datang dengan berlari gemas ke arah koko dan cici minta di gendong juga oleh onyo "ya ya onyo gendong, bentar ya ci ai gendong thania dulu" menurunkan thalia dengan tersenyum thalia turun dari gendongan onyo. Ternyata ayah melihat itu semua dari kejauhan ayah pun tersenyum "terima kasih sayang" batin ayah, bunda menepuk pundak ayah sontak ayah terkejut "kenapa yank kok ngeliatin mereka segitu nya" tanya bunda lembut "liat mereka yank aku kagum sama cici" menunjuk sangkar burung "kagum kagum kenapa" tanya bunda semakin penasaran "thalia sangat luar biasa hati nya yang seharusnya seumur dia melihat adik nya di gendong oleh koko nya seharusnya ia tak membiarkan onyo menggendong thania dan menurunkan dia tapi lihat lah dia dengan besar hati ia mengalah untuk adik nya dia rela turun demi nia yang mau di gendong oleh koko nya" ujar ayah membuat bunda berkaca-kaca. "Jangan pisah kan mereka tuhan aku mohon" batin nya bibir nya menyunggingkan senyuman. Thalia berlari ke ayah dan minta di gendong pergi ke ayam nya "ayah ai mau kesana gendong yah" rengek thalia pada sang ayah ayah pun mengangkat tubuh gadis kecil nya "tapi hmm, sama onyo aja ya ayah masih kerjaan di taman sama uncle" bujuk ayah ke cici. Thalia mengangguk pasrah dan berlari masuk ke dalam vila dengan menekuk wajah nya "yank kamu apain anak itu kok bete mukanya" bunda memarahi ayah dengan nada lembut "sorry yank aku gak bermaksud tapi beneran aku sibuk sama Jordi" sesal ayah
"huh ya udah iya" bunda pun meninggalkan ayah dengan kesal. Bunda pun menyusul thalia yang berlari di kamar nya "cii you gak mau liat birds sama onyo, ada onyo sama nia di sana lho kenapa you gak kesana hmm" tanya bunda dengan nada lembut. "Gak deh bund ai mau di sini aja ai mau main sama uncle jordi aja nanti sore" tunduk thalia bunda menghela nafas kasar dan meninggalkan thalia di kamar seorang diri thalia menitihkan air mata nya, tapi secepatnya ia hapus. Kini ayah dan uncle sedang meeting "kenapa koh kok ngelamun" tanya uncle "jor gue salut ama cici" mengetik keyboard komputer "kenapa koh" tanya uncle "cici hati nya lembut banget jor gue aja gak pernah sebesar itu dulu saat lo di manjain mami tapi dia terima itu semua dia menerima kalau onyo nya lebih manjain thania" tutur ayah "ya mungkin cici begitu soalnya dia tau kokoh nya juga kokoh nya thania koh" ayah mengangguk. Selesai meeting ayah menghampiri thalia yang berada di kamar nya "ci you gak mau main sama koko ingat kan pesan ayah gak boleh sedih harus happy kalau di sini kalau you sad pulang aja ya ke jakarta" thalia menggeleng kan kepala nya "buat apa kesini kalau you aja gak happy" tanya ayah, "ai mau nya main sama kokoh berdua aja yah tanpa thania ai jealous yah" ucap thalia menahan isaknya ayah merangkul thalia "ai ma-maunya onyo main sama ai" isak thalia. Ayah mengangguk kan kepala "ok ai ngerti sekarang ya udah you tunggu sini ai mau ngomong sama koko dulu ya" beranjak pergi meninggalkan thalia yang berada di kamar sendirian, bunda menemui ayah di tengah tangga saat ayah akan turun "kenapa yank hmm" tanya bunda "dia jealous sama onyo yank" bunda hanya ber-oh ria. Ayah pun menghampiri onyo di taman belakang rumah thania ternyata tidur di pelukan onyo ayah yang ngerti langsung menggendong thania dengan lembut ia mengangkat thania dari tubuh onyo, "mungkin dia kelelahan yah" ujar onyo ayah mengangguk ayah pun memanggil bunda dengan nada sepelan bunda yang datang langsung mengambil thania dan membawanya masuk ke kamar. "Nyoo ayah boleh ngomong sama you sebentar" tutur ayah lembut onyo yang gak tau apa-apa memasang muka cemberut sebab ia yakin jika ayah sudah memanggilnya pasti ada masalah besar yang terjadi, onyo dan ayah sekarang berada di taman belakang "kenapa yah kok tumben you ngajak ai bicara berdua" tanya onyo ayah menghela nafas onyo pun ketar-ketir melihat ayah seperti itu. Onyo menyenderkan bahu nya ke bahu ayah dan menatap ke langit "nyo adik you" Kata ayah membuka perkataan "kenapa yah thalia gak papa kan dia gak sakit kan" panik nya "heh pelan-pelan santai, adik you gak sakit kok baik-baik aja" onyo menghela nafas "terus kenapa yah" tanya nya "thalia jealous koh sama you karena you tadi gendong thania" Tutur ayah lembut onyo mengangguk paham "jadi apa yang harus ai lakuin" menatap ayah. Ayah membisik kan sesuatu ke kuping onyo onyo hanya manggut-manggut paham, setelah obrolan dengan sang ayah onyo naik ke atas untuk menjalankan rencananya bersama ayah, "cii heh you kenapa" onyo menepuk pundak adik nya cici menoleh ke onyo kemudian memalingkan wajah nya "hmm ngambek nih anak kayaknya" batin onyo. "Yuk liat birds ai temenin mau" tawar onyo ke adik kecil nya tapi thalia masih tak mau menoleh ke koko nya onyo tak kenal kata menyerah untuk sang adik yang sedang marah "mau ai ambilkan ice cream" bujuk nya lagi tapi tetap sama thalia tak bergeming. "Gak usah nyo you kasih nia aja" jawab thalia datar, thalia berlari meninggal kan onyo ayah yang datang dan langsung mendekap thalia yang akan turun tangga "mau kemana sih hah" ayah menggendong thalia menuju ke onyo thalia menyembunyikan kepalanya ke dada ayah ayah dan onyo saling berpandangan satu sama lain seolah tau apa yang harus mereka lakukan. Tiba-tiba ayah langsung menggigit lengan onyo "ah ayah sakit ci tolong" padahal itu juga gak digigit sama ayah cuma pura-pura aja. Ayah semakin menerkam onyo sesekali melihat mata thalia yang agak sedikit berkaca-kaca "ayahh sakit tolong cii ai mau di makan sama ayah cii tolong" teriak onyo. Thalia nampak nya gak tega ngeliat koko nya di mangsa sama ayah "iiihh gak boleh ini koko nya cici gak boleh di makan kalau ayah mau makan sana makan nasi aja jangan makan onyo nya cici" teriak cici ayah melepaskan mulut nya dari baju onyo ayah dan onyo berpandangan satu sama lain lalu mereka tersenyum cici langsung memeluk kokoh nya seakan mau melindungi dari sang ayah, "yaudah baikan gih" ayah mendamaikan mereka berdua cici memeluk onyo dengan erat seakan dia tak mau di pisahkan. "Yaudah mau liat birds gak" tawar onyo "gak ah nyo ai ngantuk you temenin ai bobok yah" onyo mengangguk dan mengode ayah untuk keluar kamar karena ia akan menidurkan adik kecil nya, tak lama mereka tak ada suara ayah mengintip dari balik pintu ia pun tersenyum melihat pemandangan itu thalia yang sangat erat memeluk sang kakak seakan gak boleh ada yang ngambil begitu juga onyo yang sangat memeluk erat sang adik.
Selamat istirahat koci (koko dan cici).
Mau lanjut vote & coment ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Teman
Non-FictionBetrand Peto Putra onsu adalah anak asuh dari ruben & sarwendah meski bukan anak dari rahimnya betrand lahir dari cinta kasih mereka ya keluarga the onsu lebih tepatnya.