Jam dinding rumah onsu menunjuk kan pukul 19.00 malam onyo menatap jam dinding itu lalu kembali menatap ke adik-adik nya dengan tersenyum manis menunjuk kan deretan gigi gingsul nya lalu ia menatap sang bunda yang tengah menyiapkan makan malam untuk mereka ber tiga "cici onyo ayo makan makanan nya nanti keburu dingin lho sayang" teriak bunda dengan nada lembut dari arah meja makan "ya bund" sahut mereka kompak onyo dan thalia pun berjalan menuju meja makan dengan tersenyum, setelah selesai makan onyo mengajak thalia untuk menaiki overheard nya yang di belikan oleh ayah beberapa bulan yang lalu "ci you seneng gak jadi adek ai" thalia menatap sang kakak dengan raut muka bingung "kenapa nyo" tanya thalia mendongak menatap sang kakak yang nampak mulai begitu lihai mengendarai overheard nya "ya gak papa cii onyo mau tanya aja emang gak boleh?" thalia mengangguk pelan. "Boleh nyo ya udah kan you pasti udah tau jawaban nya kalau ai itu sayang banget sama you nyo" onyo sedikit tersenyum mendengar penuturan adik kecil nya "terimakasih ci" batin onyo. Tak berselang lama ayah pun pulang dari shooting hari ini "ayaaah" mereka berdua pun berlari berhamburan berebut untuk memeluk sang ayah yang dari tadi pagi tadi tak mereka jumpai "aduh aduh ini sayang nya ayah semua ini ya" mengecup pipi onyo lalu thalia "eh ci tau gak ayah bawain surprise lho buat kalian berdua tapi sekarang kalian turun dulu ya ayah mau mandi dulu terus nanti kita ketemu di ruang tamu oke" mereka serempak mengangguk kan kepala nya mengiyakan perkataan sang ayah mereka setelah ayah mandi ayah menghampiri ke dua anak nya yang tengah menunggu nya di ruang tamu "emang apaan sih ya surprise nya ai kan jadi penasaran" celotehan thalia membuat bibir ayah menyunggingkan senyuman "ada deh" ejek ayah ke putri kecil nya sedang thalia memonyongkan bibir nya, "ouh ya gimana sekolah kalian tadi lancar kan ada pr gak dari Laoshi dan guru you nyo" pertanyaan itu selalu tak lupa ayah tanya kan kepada anak-anak nya ketika ia pulang kerja ia ingin anak nya menjadi anak yang sukses suatu saat nanti "udah kok yah ai sama cici tadi sebelum makan ngerjain PR dulu kalau gak di kerjain kan nanti ai di jewer lagi sama bunda" tawa ayah mengudara mendengar jawaban polos sang anak sulung nya. "Ada apa sih kok ayah ketawa-ketawa gitu emang lagi ketawain siapa hayoo" tanya bunda yang tiba-tiba muncul dari arah belakang mereka ayah yang tadi nya tertawa pun langsung terdiam sekaligus kaget mendengar sang istri yang sudah berdiri di belakang nya "gak papa kok bund ini si onyo lagi ceritain cerita lucu pas di sekolah nya jadi nya ai ketawa deh" mencolek paha onyo "beneran nyoo jangan boong lho nyo" onyo mengangguk mengiyakan sang ayah "gak kok bunda ai beneran lagi cerita-cerita lucu sama ayah" menatap sang ayah, "cii you kan di sini mereka ketawain siapa hmm" tanya bunda ke princess kecil nya cici menoleh ke onyo sementara onyo menggelengkan kepala nya menandakan kalau thalia tidak boleh mengadu ke bunda atas apa yang terjadi barusan "jawab cici" ujar bunda kesal ke thalia. "Enggh gak bunda onyo tadi cerita temen nya ada yang kepleset jadi ayah ketawa hihihi" tawa kecil thalia onyo dan ayah menghela nafas lega "thanks ci" batin onyo akhirnya bunda percaya dan pergi meninggalkan mereka bertiga untuk ke dapur membereskan piring kotor nya "huu selamat" ayah mengelus dada nya sembari menatap punggung bunda yang menjauh dari mereka bertiga "ayah mana surprise nya kata nya mau kasih surprise" pertanyaan thalia membuat ayah membuyarkan lamunan nya "eh ya ya kok ayah jadi lupa gini hehehehe ya udah ayok" beranjak dari sofa mereka berdua membuntuti sang ayah dengan tersenyum terutama onyo, "kalian tutup mata dong masa di buka gak surprise namanya kalau mata nya gak di tutup" mereka berdua serempak menutup mata menggunakan tangan nya masing-masing "awas kebentur pintu depan" menuntun sang anak menuju halaman depan rumah "oke stop" mereka berdua kompak berhenti di tempat yang sama mereka masih memejam kan mata nya "siap" mereka serempak mengangguk "1.2.3 surprise" ayah membuka tangan nya yang sedari tadi menutup mata kedua anak nya. Mereka berdua menganga tak percaya melihat surprise yang di berikan oleh sang ayah "ayah ini seriusan buat kita" ayah mengangguk "seriusan nyo masak ayah bercanda sih sama kalian" mereka memeluk ayah dengan erat "thanks ayah ai janji bakalan rawat semua ini dengan baik ya kan ci" thalia hanya mengangguk, bunda pun keluar setelah selesai mencuci piring kotor nya "waw yank kamu serius beliin mereka tuk tuk ini" ayah mengangguk "tapi yank ini kan harga nya pasti gak murah sayang tau uang nya" gerutu bunda kesal kepada ayah karena notabene nya bunda adalah ibu-ibu yang berhemat seperti yang lain "gak papa bund sekali-kali menyenangkan mereka apa salah nya coba" jelas ayah ke bunda "ya kan cici mau bunda" celoteh thalia yang saat ini sedang berada di gendongan sang ayah ayah menciumi nya gemas sembari tersenyum, "tapi ini belum di modif sama uncle nya nanti suruh uncle tommy yang modif ya ci" lembut ayah yang langsung di angguki oleh thalia "onyo ai mau di gendong ama onyo" merentangkan tangan ya onyo pun menggendong thalia dan menyenderkan kepala nya ke bahu sang kakak tak lama suara thalia menghilang di susul sang mata kecil nya yang terpejam pulas di dalam pelukan hangat sang kakak "good night my princess sweet dreams sayang" mengecup pipi tembem thalia sungguh hanya onyo yang bisa melakukan ini semua. Ia bisa menidurkan sang adik hanya dalam dekapan nya dan dalam waktu yang di bilang cukup singkat ayah dan bunda yang melihat itu hanya bisa tersenyum sambil terus mengucap syukur karena tuhan telah berbaik hati mengirim kan ke mereka ketiga malaikat kecil yang pintar dan menggemaskan, "bahagia selalu anak ayah bunda" mereka berdua terdiam dan menyelami pikiran nya masing-masing.
Segini dulu ya guys besok di lanjut lagi.
Mau lanjut vote n coment
Bay bay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Teman
Non-FictionBetrand Peto Putra onsu adalah anak asuh dari ruben & sarwendah meski bukan anak dari rahimnya betrand lahir dari cinta kasih mereka ya keluarga the onsu lebih tepatnya.