Adik kecil ku

117 10 8
                                    

Sore ini aku dan adik kecil ku sedang bermain sepeda mengelilingi komplek rumah ku terkadang juga aku meneriaki nya karena ia sedikit kencang mengendarai sepeda nya dan terlalu menengah menurut ku "cii hati-hati ya ntar you jatuh lho sayang jangan menengah" teriak ku pada adik kecil ku yang satu ini "ya nyo" ia menyahuti ku dengan suara cempreng nya aku menaiki skuter mini ku hadiah yang ayah berikan saat usia ku menginjak 16 tahun, aku sangat menyayangi adik kecil ku yang satu ini walaupun kami tak sedarah tapi kami saling menyayangi satu sama lain tanpa memandang kami saudara kandung apa bukan cici sangat menyayangi ku bak kakak kandung nya sendiri begitu juga aku yang menyayangi nya bak adik kandung ku sendiri. Namun kenapa banyak orang yang tidak suka akan kedekatan aku dan adik ku ini padahal kan aku menyayangi nya kenapa pikiran orang-orang tak sama seperti pikiran adik ku yang masih kecil tapi pikiran nya sudah dewasa. Baik aku dan adik ku kami adalah anugerah terindah yang tuhan beri ke ayah bunda, ayah selalu bilang kalau hubungan darah itu tidak selalu harus dengan satu ayah dan satu ibu meskipun kami berbeda kami selalu di ajari untuk saling melengkapi satu sama lain oleh ayah dan bunda, "jangan dengerin apa kata orang nyo karena kita tidak bisa menggunakan tangan kita untuk menutup mulut semua orang yang menghujat kita tapi kita bisa gunakan tangan kita ini untuk menutup ke dua telinga kita untuk tidak mendengarkan cacian dan hinaan dari mereka" aku mengangguk mengerti, saat aku melamun tiba-tiba
BRAKK
aku sontak menoleh ke belakang dan alangkah terkejutnya aku melihat adik ku sudah terjatuh di aspal hitam dan darah itu mengucur dari pelipis nya itu aku segera memutar skuter ku ke arah nya. Aku yang panik langsung menggendong nya membawa nya pulang ke rumah walaupun aku sendiri takut dengan darah tapi ini bersangkutan dengan nyawa adik ku "ayah ayah tolong tolong onyo ayah" teriak ku ke ayah yang kebetulan ada ayah di rumah, ayah langsung menghampiri ku dengan raut muka panik "kenapa nyo hah" tanya ayah panik melihat sang putri berlumuran darah bunda pun keluar ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi "ya ampun thalia kenapa koh" tanya bunda panik "roy siapin mobil" teriak ayah sementara aku hanya menunduk sedih "kenapa nyo adik you kenapa hah" tanya bunda dengan nada yang panik "udah yank kita bawa thalia ke rumah sakit dulu roy cepetan" teriak ayah memanggil supir nya. Roy pun mengantar thalia ayah bunda dan aku ke rumah sakit permata hati jakarta "dok tolong dok" teriak ayah di lorong rumah sakit tak lama dokter cantik dengan tag name Stevani itu pun langsung membawa thalia ke UGD ayah mengikuti nya bersama bunda dan tentunya juga aku ke lantai atas, aku hanya menunduk kan kepala ku tanpa melihat ayah maupun bunda thalia pun di tangani oleh dokter di dalam, tanpa sepengetahuan ayah bunda aku mengendap-endap pergi dari rumah sakit aku memesan taksi online melalui handphone ku tak lama taksi itu berhenti di depan ku dan aku segera masuk ke dalam nya agar bunda tak menyadari bahwa aku sudah tak ada di sana. Sementara ayah dan bunda sedang menunggu dokter keluar dari ruangan nya tanpa menyadari bahwa ada yang hilang dari sana, tak lama dokter pun keluar dengan stetoskop yang menggantung di leher nya "anak bapak gak papa cuma luka ringan saja saya sudah obati luka nya dan kemungkinan sebentar lagi anak bapak akan sadar" sahut dokter Stefani ayah hanya mengangguk paham akhirnya bunda di boleh kan untuk masuk ke ruangan dan lima menit kemudian cici mulai membuka mata nya "nyo nyo onyo" igo thalia mencari sang kakak ayah mengelus wajah thalia dengan lembut "ci you oke apa masih ada yang sakit sayang hmm" tanya ayah ke thalia thalia hanya menggeleng lemah "no ai fine ayah yah kokoh mana ai mau ketemu sama koko" pertanyaan thalia seketika membuat ayah dan bunda bertatap-tatapan. Bunda menoleh dan tak menemukan putra sulung nya di sana "yah onyo mana" tanya bunda ke ayah "gak tau bund kan aku dari tadi sama kamu" jawab ayah yang juga mulai panik saat itu "cariin anak itu yank dia gak tau jakarta nanti dia tersesat" menatap ayah, ayah pun keluar dari ruangan untuk mencari my lion nya "onyo onyo onyo dimana nak" teriak ayah di rumah sakit tanpa memperdulikan orang-orang yang sedang menatap nya "kemana anak itu" tanya ayah dalam hati akhirnya ayah memutuskan untuk mengecek CCTV rumah sakit itu "mas bisa tolong cek kan CCTV-nya saya mohon mas ini menyangkut tentang anak saya yang menghilang" sahut ayah pada pegawai dengan tag nama Gerald "baik pak akan saya cek kira-kira jam berapa ya pak dan mau di cek di bagian apa?" tanya Gerald ke ayah "1 jam an yang lalu pak di area loby keluar rumah sakit" tutur ayah Gerald dengan cepat nya mengetik kan sesuatu di komputer nya "ini pak rekaman CCTV 1 jam an yang lalu di area loby rumah sakit" menunjuk nya ayah dengan raut wajah serius melihat setiap gerak-gerik yang terjadi. Hingga pada satu rekaman dimana ada seorang anak berumur 17 tahunan memakai hoodie biru sedang keluar dari rumah sakit dan memasuki mobil Xenia putih "onyo itu onyo kemana dia" batin ayah saat itu ayah memperhatikan plat nomor mobil itu dan mobil itu mengarah ke arah timur ayah segera bergegas pergi "makasih mas" Gerald hanya mengangguk, ayah pergi menemui roy yang sudah menunggunya di mobil nya "kita jalan sekarang" sahut ayah tegas ke roy "kita mau kemana pak?" tanya roy "udah jalan aja" roy pun melajukan mobil nya dengan pelan sembari ayah menoleh ke kanan kiri barangkali onyo ada di sana "onyo sayang kamu di mana nak jangan bikin ayah cemas dong nak" batin ayah tanpa ia sadari mata nya mengeluarkan butiran bening yang segera ia hapus agar roy tak mengetahui kalau hati majikan nya sedang kalut "onyo di mana nak" memandang foto onyo di HP nya. Sekitar lima belas menit mobil itu membelah jalanan "roy berhenti" sahut ayah ke roy "ada apa pak" tanya roy "itu mobil yang bawa onyo biar saya yang turun kamu tunggu sini" roy hanya mengangguk singkat ayah lalu turun dan mengetuk kaca mobil itu hingga kaca itu terbuka "ya pak ada apa ya mau pesan taksi" tanya lelaki yang berusia 40 tahunan "gak pak saya mau tanya apa bapak tadi nganterin anak saya usia nya sekitar 17 tahunan pakai baju hoodie berwarna biru" tanya ayah dengan raut panik "saya lupa pak soal nya tadi banyak penumpang saya yang memakai baju biru dan usia nya sama seperti anak bapak" tutur sopir itu lembut ke ayah, "ini pak foto anak saya tolong pak bantu saya temuin anak saya pak saya mohon kerja sama nya" dengan mata memohon dan sedikit berkaca-kaca, sopir taksi online itu menatap foto onyo lekat sembari mengingat-ingatnya "oh ya ya saya baru saya baru ingat satu jam yang lalu saya nganterin anak ini dari rumah sakit permata hati" tutur sopir itu menatap ayah dan mengembalikan handphone ayah "kemana pak kira-kira bapak anterin dia" tanya ayah mencari jawaban "sebentar pak saya cek di aplikasi saya dulu" sopir itu membuka HP nya dan mulai mencari kemana dia anterin anak itu pergi. "Gimana pak udah ketemu?" ayah semakin cemas "ya pak tadi saya anterin dia ke taman anggrek" ayah mengangguk pelan "makasih pak makasih info bapak sangat berarti bagi saya" ayah meninggalkan sopir taksi itu menuju mobil nya. "Roy kita ke taman anggrek sekarang" sahut ayah tegas sementara Roy hanya mengangguk dan mulai melajukan mobil nya perlahan ayah menatap ke luar jendela barangkali bertemu onyo di jalan namun nihil onyo gak ada "pak ini taman anggrek yang bapak sebutkan tadi kita sudah sampai" tutur roy lembut sembari menepikan mobil nya ke pinggir jalan, ayah memasuki gapura yang bertuliskan "SELAMAT DATANG DI TAMAN ANGGREK JAKARTA SELATAN" kata sambutan itu menyambut ayah saat tiba di sana ayah mulai menyusuri taman itu setapak demi setapak ia berjalan mencari keberadaan sang anak yang sedari tadi ia cari. Hingga ayah tiba di bangku taman yang panjang ayah melihat ada anak remaja laki-laki berusia 17 tahunan memakai hoodie berwarna biru bertuliskan BXB ayah menepuk bahu remaja itu untuk memastikan bahwa dia adalah anak yang ia cari sedari tadi, anak itu menoleh kan wajah nya karena merasa di tepuk oleh seseorang ayah tersenyum teduh menatap nya dan duduk di samping nya "onyo kenapa nak kenapa kok sedih kenapa you tadi ninggalin ayah sih hmm" tanya ayah sementara yang di tanya hanya bisa menunduk kan kepala nya "s-sory ayah" jawab ku rasa nya tak pantas menatap seorang yang sudah baik kepada ku namun aku tak bisa menjaga anak nya aku lengah untuk mengawasi diri nya. "Lihat ayah nyo jangan nunduk ayah gak akan marahin onyo hei ayah gak akan nyalahin you atas semua yang terjadi pada cici" mata ku sedikit berkaca-kaca "tapi yah kalau onyo gak lengah onyo gak ngelamun ini semua gak akan pernah terjadi yah ini udah kedua kali nya onyo lengah jagain adik-adik ai yah onyo gak pantas dapatin maaf dari ayah onyo pantas nya di hukum atas semua kesalahan onyo" ayah menghela nafas, "nyo ai gak akan menghukum anak-anak ai kalau you jujur dan gak kabur-kaburan kayak tadi bunda cemas lho nyo ai kan selalu ngajarin you untuk tanggung jawab ini bukan anak ayah kalau you lari dari permasalahan you harus hadapi itu sekeras apapun masalah yang you hadapin" onyo kembali menunduk kan kepala nya. "Maaf ayah onyo selalu bikin masalah di keluarga onsu onyo selalu bikin ayah dan bunda khawatir sama ai ayah tenang aja yah setelah lulus sekolah nanti onyo akan pulang ke NTT dengan uang tabungan ai sendiri yah" ayah membungkam mulut onyo sembari menggeleng kan kepalanya "gak ayah gak akan izinin you pulang ke NTT karena you akan menjadi anak ayah bunda SELAMANYA" tegas ayah sembari menitihkan air mata, "t-tapi yah apa pantas ai jadi anak kalian sedangkan ai aja gak bisa jagain thalia rasa nya gak pantas yah" menatap langit biru yang sedang cerah "you akan selalu jadi anak ai nyo pantas atau gak you tetap koko mereka nanti kalau ayah bunda gak ada ai mau titip ke siapa kalau gak ke you sebagai anak lelaki pertama ai" mata ku sedikit berkaca-kaca "ya udah ayuk balik ke rumah sakit cici dari tadi nyariin you cici nyebutin nama you terus ayah harus bilang kalau ayah gak bawa kokoh kesayangan nya ke hadapan nya hmm" anak dan ayah itu berjalan menuju mobil roy. Aku menyenderkan bahu ku ke bahu ayah "sorry ayah udah bikin ayah cemas tadi" ayah menjewer gemas pipi sang putra "gak papa nyo ayah malah senang you repotin tapi you gak boleh gini lagi ya sayang ai gak mau onyo kabur-kaburan" aku hanya mengangguk, sesampainya di rumah sakit ayah dan aku langsung naik lift menuju ke ruangan cici begitu pintu itu terbuka bunda menatap ku dengan mata yang merah kayak orang yang habis menangis "onyo onyo tetot aaaa bikin bunda nya sedihh ai khawatir sama you" bunda langsung memeluk dan mengelus kening baby boy nya "s-sory bund udah bikin you khawatir" melepas pelukan bunda "onyo onyo" suara itu mengalihkan ku dan bunda aku mendekati adik kecil ku dan mengusap keningnya lalu mengecup nya "cepet sembuh princess nanti onyo pinjemin overheard nya ai" menciumi kening thalia. Thalia akhirnya mau membuka mata nya setelah mendengar suaraku "kokoh cici nyariin kokoh kokoh dari mana" rentetan pertanyaan itu menyambut kepulangan ku aku hanya tersenyum menanggapi nya, "terimakasih Tuhan untuk semuanya kasih sayang mereka perhatian mereka terimakasih sudah mengirim ku ke keluarga ini keluarga yang menyayangi ku tanpa batas dan balasan makasih ayah bunda ai sayang sama you" batinku sembari memeluk adik ku yang sudah berpetualang ke alam mimpi nya.

Sedih gak sih koment dong
Jangan lupa vote koment yang banyak oke bay bay.
Sorry baru up sibuk banget nich.

Lebih Dari TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang