Ayah kecelakaan

83 11 9
                                    

Hujan rintik-rintik mengguyur mobil ayah ayah menatap jalanan yang sedikit bergelombang dan licin ayah baru saja pulang dari KBP dan sekarang ayah sedang menuju ke jakarta ayah berdua bersama roy saja "roy kita langsung pulang aja ya saya mau istirahat dulu" sahut ayah pelan dan langsung di angguk patuh oleh roy, namun perjalanan yang ayah bayang kan tak semulus yang terjadi di tengah perjalanan tiba-tiba jalanan yang menurut roy mulus ternyata bergelombang secara hebat "kenapa roy" tanya ayah "jalan nya agak berlobang pak kayak nya belum di perbaiki" ujar roy pada ayah yang memainkan game di ponsel nya karena mau menghubungi bunda juga gak bisa karena sinyal nya lemah, "doa aja pak supaya di depan sana jalanan nya kembali mulus dan gak berlobang-lobang kayak gini" ayah hanya mengangguk mengiyakan ucapan roy tanpa memalingkan mata nya dari benda persegi itu jalanan semakin bergelombang parah dengan sebelum nya ayah memegang kencang kursi kemudi sembari mulut nya tak berhenti berdoa agar perjalanan nya selamat sampai rumah. Namun sayang kenyataan tak berkata seperti itu nampak nya mereka kembali di uji mobil yang di tumpangi ayah mengalami kesulitan dalam menguasai medan jalan yang agak bergelombang dan benar saja tak lama BRAAKK suara hantaman itu berhasil mementalkan ayah dan roy di ujung semak belukar mobil yang di tumpangi ayah meledak begitu hebat nya dan menimbulkan asap yang membumbung tinggi di udara, sementara itu di kediaman onsu thania yang tadi nya tidur mendadak menangis sejadi-jadinya seolah batin nya terikat oleh sang ayah ia pun menangis onyo yang berada di kamar langsung berlari menghampiri sang adik dan langsung menggendong nya mendekap nya di dalam pelukan "kenapa firasat bunda jadi gak enak gini ya nyo" tutur bunda cemas. Thania agak tenang namun tak bertahan lama thalia yang sedang tertidur pulas tiba-tiba juga bangun dengan menangis sesenggukan "aa aayah ayah hiks hiks ayah" onyo menyerahkan thania ke bunda lalu menggendong sang adik pertama "shut shut tenang ya sayang ada koko onyo di sini" menepuk-nepuk punggung thalia "wen wendy bantuin gue" teriakan bunda menggema di seluruh penjuru rumah, "m-mau sama a-ayah nyo hiks hiks" aunty wendy datang ke kamar bunda dan melihat keponakan kecil nya menangis sesenggukan aunty wendy mengambil thania dari gendongan bunda dan menenangkan nya "kenapa ci mereka kok nangis barengan gitu" tanya aunty wendy "gak tau nih wen perasaan gue juga gak enak dari tadi" bunda berusaha menghubungi nomor ayah namun nihil ayah tak menjawab nya "ayah tumben kok gak jawab sih perasaan gue makin gak enak nih wen duh ada apa ya sama ayah" cemas bunda semakin menjadi-jadi. Bunda mencoba menghubungi uncle karena yang ia tahu ayah sama uncle satu program bareng "halo uncle uncle tahu gak ayah sekarang di mana?" tanya bunda "gak tau bund ai tadi soalnya pisah sama ayah karena ai ada kerjaan di kantor mop sementara ayah mau langsung pulang bund" tutur uncle "emang nya kenapa bund" tanya uncle bunda menghela nafas, "anak-anak rewel dari tadi mau sama ayah nya tadi udah ai coba handle tapi tenyata gak bisa mereka semakin masih nangis uncle" uncle mengangguk pelan "ya udah bund ai cari info tentang ayah" bunda mengiyakan nya saja uncle menelpon seseorang "halo mbak bisa cari tau di mana ayah" tanya uncle melalui sambungan telepon "baik Pak" telepon itu di tutup oleh uncle "ada mobil sedan berwarna putih sedan mengalami kecelakaan parah di persimpangan jalan **** di duga ada 2 orang satu orang supir dan satu orang pria berusia 40 tahunan dan satu nya lagi berusia 30 tahunan mereka terpental di semak-semak  polisi masih tengah menyelidiki apa penyebab kecelakaan itu ciri-ciri nya 1 penumpang dan 1 supir tersebut" suara radio membuat uncle sontak mengernyitkan dahi nya. "Apa jangan-jangan itu mobil ayah sama roy ya" batin uncle "keadaan mereka sekarang sudah di bawa di rumah sakit terdekat kalau ada yang merasa keluarga korban harap datang di rumah sakit husada permata kami tunggu kedatangan anda" uncle mengangguk pelan, "mas ke rumah sakit husada permata ya entah kenapa feeling saya mengatakan kalau ayah sama roy ada di sana kalau bisa di percepatan ya laju mobil nya saya ingin memastikan kalau itu ayah apa bukan" supir mengangguk dan mulai melajukan mobil nya dengan kecepatan agak tinggi. Sesampainya di rumah sakit husada permata uncle langsung ke bagian administrasi dan menanyakan keadaan korban "sus Kira-kira gimana ciri-ciri pasien" tanya uncle "pasien 2 laki satu orang supir dan satu orang penumpang berusia 40 tahun dan satu nya berusia 30 tahunan pak" ujar perawat itu sembari berjalan menuju ruangan operasi "apa benar ini keluarga anda pak" uncle mengamati wajah itu ya benar sekali itu wajah sang kakak "ya sus bener ini bener kakak saya ini lakukan yang terbaik ya sus masalah biaya nanti saya yang akan tanggung semua nya" uncle pun keluar dari ruangan dan menelpon bunda yang masih sibuk dengan anak-anak nya yang sedang rewel, "halo bunda ai mau kasih kabar tapi bunda jangan nangis ya bunda harus kuat ya" bunda bingung dengan perkataan uncle "kenapa uncle" tanya bunda "ayah mmh ayah kecelakaan bund dan sekarang sedang di rawat di rumah husada permata jalan *** itu bund" bunda yang mendengar nya langsung jatuh pingsan onyo yang panik langsung membangun kan bunda "bunda bunda kenapa bund" menepuk pipi bunda nya namun bunda belum sadar "ayaah" thalia kembali menangis kali ini tangisan nya lebih kencang "shut shut tenang ya sayang" mengelus pundak sang adik untuk menenangkan nya. 15 menit kemudian bunda sadar dan menemukan diri nya sudah terbaring di kasur ada aunty wendy dika dan mike di sana "lo kenapa ci" tanya aunty wendy "wen ayah wen ayah" bunda menangis sejadi-jadinya "aunty duduk di sebelah bunda dan berusaha menenangkan sang kakak yang hati nya sedang rapuh, "kenapa ada apa sama ayah hmm" tanya aunty "a-ayah kecelakaan wen ayah di bawa ke rumah sakit kita harus ke sana" onyo yang mendengar nya langsung mengajak bunda pergi menemui sang ayah "oke kita ke rumah sakit sekarang onyo di rumah aja ya jaga adik-adik" onyo menggeleng "gak bund ai mau ikut ai mau ke ayah" dengan air mata yang mulai menetes ia sebenarnya gak tega meninggalkan sang adik dengan kondisi yang rewel tapi di sisi lain ia ingin melihat kondisi sang ayah apakah sang ayah baik-baik saja atau malah sebaliknya. Akhirnya dengan berat hati bunda mengizinkan sang anak  untuk ikut dengan nya ke rumah sakit thalia thania di tinggal bersama aunty wendy perjalanan memakan waktu cukup lama karena padat nya jalanan membuat bunda semakin cemas tak karuan, akhirnya mereka sampai di rumah sakit yang di saharelock uncle mereka langsung berjalan ke bagian administrasi untuk menanyakan lebih detail tentang kondisi ayah "misi sus apa bener ada 2 orang pria yang kecelakaan lalu di bawa ke sini" tanya bunda "ciri-ciri nya gimana buk" tanya suster "ciri-ciri nya 2 orang pria 1 berusia 30 tahuan dan yang satu berusia 40 tahunan" sahut onyo karena bunda mulai menangis kembali "ya betul mas beberapa jam lalu ada 2 pasien yang ciri-ciri nya persis sama yang mas terangkan" ujar suster itu "tapi tadi sudah ada keluarga nya yang datang buk" bunda mengkerut "ya itu adik nya di mana sus suami saya" air mata bunda mulai mengalir "di ruang operasi buk sedang di tangani oleh dokter bedah" bunda mengangguk. Akhirnya bunda dan onyo pergi ke ruang operasi yang sudah di arah kan oleh resepsionis rumah sakit sesampainya di sana sudah ada uncle yang duduk di kursi pengunjung "uncle" merasa nama nya di panggil uncle pun menoleh melihat bunda yang mata nya sembap karena terus menerus menangis bunda berlari menuju sang adik ipar nya dan memeluk nya erat dengan air mata yang terus menerus menetes, onyo pun sama rasa nya ini adalah hari yang paling gak mau ia alami onyo menangis dalam diam rasa nya ia tak sanggup melihat sang ayah dalam kondisi seperti ini uncle berusaha menenangkan sang kakak dan mengatakan bahwa semua nya akan baik-baik saja walaupun hasil nya tak sesuai harapan mereka semua "ujian apa lagi ini uncleee baru kemarin ai di uji dengan hilang nya thalia sekarang ayah masuk rumah sakit dan operasi" uncle semakin mempererat pelukan nya menenggelamkan wajah bunda ke dada bidang nya. Tak lama pintu operasi pun terbuka suster mendorong ranjang pasien yang baru saja selesai operasi "gimana dok" tanya bunda "setelah kita melakukan operasi kami menyimpulkan bahwa saraf bapak ruben terkena benturan yang sangat keras buk dan kemungkinan paling buruk adalah bapak ruben onsu akan mengalami koma dalam waktu yang saya sendiri tidak bisa menentukan nya dan saya tidak bisa menjamin kalau setelah bapak ruben sadar beliau akan mengingat semua nya" penjelasan dari dokter membuat hati bunda hancur berkeping-keping, setelah menjelaskan kondisi ayah dokter itu meninggal kan bunda yang menangis kembali mendengar nya "uncle ai takut ai takut kalau ayah bangun yang di ingat ayah hanya bunda cici dan nia sedang ai gak ada dalam ingatan ayah karena ai datang nya barusan bukan dari dulu" penuturan onyo membuat hati bunda semakin ngilu uncle beralih merangkul sang keponakan "onyo onyo gak boleh berpikir seperti itu sayang  onyo kan anak kesayangan nya ayah gak mungkin dong kalo ayah gak ingat lion king nya" tutur uncle menenangkan sang ponakan.
Kira" ayah bakal ingat onyo gak ya atau malah melupakan lion king nya penasaran pantengin terus oke.
Itu dulu ya kalo rame ai up kelanjutan nya.
Jangan lupa vote n coment yang banyak
Bay bay guys.

Lebih Dari TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang