Thalia demam

32 2 1
                                    

Pagi ini di awali dengan seorang wanita cantik berusia sekitar 30 tahunan yang sedang memasak di dapur apartemen nya ya walaupun apartemen itu tak semewah seperti yang orang-orang punya namun di apartemen itu selalu menyimpan setiap cerita di setiap sudut ruangan nya bunda wanita itu akrab di panggil itu oleh ketiga buah hati kesayangan nya, seorang pria menghampiri nya lalu memeluk nya dari belakang sembari mengecup tengkuk leher sang wanita yang ia nikahi untuk menjadi ibu dari ketiga anak nya "selamat pagi sayang masak apa hari ini" pertanyaan itu selalu ia ucap ke sang istri yang sedang bergulat di dapur sedari tadi jam 2 pagi "mau masak capcay kuah untuk kakak terus pancake untuk thalia dan nasi hainan untuk thania makan nanti yank" jelas nya detail "terus aku makan apa dong kalau kamu masak buat anak-anak doang hmmm" pagi ini di awali dengan keromantisan mereka berdua selama di dapur "aku masakin kamu oseng-oseng kangkung sama ikan nya tempe bacem kesukaan kamu yank" jelas bunda ayah hanya mengangguk pelan ia tahu prioritas sang istri adalah anak nya dia di nomor dua kan tapi tak apa ia tak masalah untuk hal itu. "Yank hari ini aku pulang nya agak telat jadi ya kamu tidur duluan aja sama anak-anak gak usah nungguin aku kayak kemarin malam kasihan kamu nanti malah kecapean" bunda yang mendengar itu hanya mengangguk kan kepala nya pelan "kalau boleh tau emang mau kemana dulu kok pulang larut malam" tanya bunda berjalan menata makanan nya di meja makan apartemen "aku mau syuting sama irfan hakim sampai larut mungkin" jelas ayah membuntuti bunda yang menata makanan nya di meja makan "ya udah kamu bawa kunci aja ya takut nya aku ketiduran lagi nanti kamu langsung masuk aja" ayah hanya mengangguk patuh mendengar itu "udah jam setengah lima kamu bangunin kakak gih aku mau liat sup nya thania dulu di dapur" ayah hanya mengiyakan ucapan sang istri, ayah mulai berjalan ke arah kamar betrand yang terletak di ujung apartemen itu ia mulai membuka perlahan pintu kamar itu seorang anak berusia 15 tahun masih terlelap dalam tidur nyenyak nya "kak bangun yuk sayang udah pagi" ucap ayah sembari tangan nya menyalakan saklar lampu kamar kakak "kak bunda udah masak lho ayo makan terus berangkat ke sekolah" namun nampak nya anak itu masih betah dengan alam mimpi nya ayah menghela nafas kasar "kakak ayo bangun dong sarapan hei you harus sekolah sayang" anak itu menggeliat tanda-tanda kehidupan mulai nampak dari nya "enggh apa sih ayah ai ngantuk" menarik selimut tebal nya. "Ayo dong king bangun udah pagi ini bunda aja udah rapi masakan nya di meja makan ayo bangun" rayu ayah agar sang anak kesayangan nya itu mau bangun namun nampak nya anak itu masih belum mau membuka mata nya untuk melihat dunia yang sudah mulai menunjuk kan aktivitas nya "king ayo kak" suara itu menggema di dalam ruangan kamar kakak betrand "bunda bund si kakak susah bangun nya" teriak ayah "iya sayang sebentar aku ke sana" kakak masih belum mau membuka mata nya walaupun bahaya sudah ada di depan mata nya saat ini, bunda pun mematikan kompor gas nya dan mulai berjalan ke arah kamar sang anak ia hanya tersenyum melihat itu lalu menghela nafas pelan "kamu aduk gih sayur nya thania terus habis itu kamu tuang di mangkuk putih yang sebelah nya kompor itu lho" ayah hanya mengangguk mendengar instruksi sang istri ayah pun berlalu dari hadapan sang istri yang mulai duduk di kasur empuk milik anak bujang nya itu ia mengelus pucuk rambut sang anak kesayangan nya itu lembut dan halus. "Kakak bangun yuk udah pagi sayang" ujar bunda lembut namun sang anak masih betah dengan alam mimpi nya bunda pun meradang seketika ketika tau sang anak hanya berpura-pura untuk tidur "bunda tahu kalau kakak udah bangun kak bunda hitung sampai tiga kalau nih ya kalau kakak masih gak mau bangun juga bunda siram nih ya sekarang 1,2" betrand yang mendengar itu langsung mendudukkan badan nya di tepi kasur "engh" ia meliuk-liuk kan tubuh nya lalu membuka mata nya perlahan dan wajah bunda berada di hadapan nya sekarang ini "ayo mandi udah jam setengah 6" omel bunda sekaligus gemas melihat tingkah sang anak sulung "iya bunda" ujar sang anak menyambar seragam nya yang tertata rapi "kakak" teriak bunda betrand yang kaget langsung membalik kan tubuh nya "hari ini kan jum'at kok yang di ambil seragam putih biru sih harus nya kan pramuka kak" omel bunda ke betrand sementara yang di omelin hanya tersenyum "ya nama nya juga bangun tidur bunda maklum maklum" elak nya ia pun mengambil seragam pramuka nya yang berada di dalam lemari nya setelah itu ia berjalan gontai menuju ke kamar mandi seberang suara kucuran orang mandi sampai di telinga ayah "huh bangun juga tuh anak" gerutu ayah kesal sementara bunda di kamar kakak hanya menggeleng kan kepala nya melihat tingkah absurd sang anak, ia pun keluar dari kamar betrand menuju ke meja makan dan ternyata sudah ada sang suami yang mengambil nasi untuk ia makan "bangun si kakak bund" bunda mengangguk "ya bangun lah dia kan takut ama aku" kekeh bunda pelan di meja makan "kamu mau berangkat jam berapa ke kantor mop yank" tanya bunda menatap ayah yang sedang mengunyah makanan nya "habis nganter thalia langsung ke kantor mangkanya aku sarapan dulu biar gak lemes di sana nanti" bunda mengangguk pelan "mau aku bawain nasi supaya kamu gak makan di luar" ayah hanya mengangguk patuh ke sang istri "ya udah bentar aku ambilin tepak makan nya dulu sekalian ambil punya kakak" ujar bunda yang hanya di angguk oleh ayah. Tak lama bunda datang dengan 2 kotak makan satu untuk ayah dan satu lagi untuk sang anak kesayangan "kamu mau di bontotin apa aja yank hmm" tanya bunda yang mulai menyendok kan nasi dan memasuk kan nya ke dalam kotak bakal ayah "mau ini" tanya bunda menunjuk mie goreng ayah hanya mengangguk "udah kamu sendok aja terserah kamu yank aku yakin kok semua nya masakan kamu pasti enak-enak" puji ayah sementara yang di puji hanya tersenyum "ya udah aku taruh di kotak bekal kamu ya" ayah hanya mengangguk patuh mengiyakan ucapan sang istri, tak lama betrand pun datang dengan baju lengkap pramuka nya mata masih terpejam nampak nya anak itu masih mengantuk "ayo dong kak nanti dingin lho nasi nya" ucap ayah "iya ayah kakak makan kok" jawab nya mulai mengambil piring yang tersedia di meja makan nya ia mulai mengambil nasi goreng kesukaan nya "kakak kan sekarang makan nya nasi goreng berarti bekal nya nasi putih sama ini ya" menunjuk ikan laut betrand hanya mengangguk pelan "mau bekel mie nggak kak sama kayak ayah hmm" betrand hanya mengangguk patuh "terserah bunda aja deh bun kakak nurut" ujar nya "kok tumben berdua kompak suruh bunda yang pilihin menu nya" ayah hanya tersenyum sembari terus menatap benda pipih di hadapan nya "makan kak" ujar nya dengan merekam betrand yang sedang memakan lahap sarapan nya "habisin kak kalau gak habis nasi nya" tanya ayah "nangis ya kan bun" bunda mengangguk pelan. "Ya udah aku ambilin sendok nya dulu buat kotak makan nya bunda pun beranjak dari duduk nya menuju ke dapur untuk mengambil sendok dan garpu sementara betrand memakan nugget yang di goreng oleh bunda pagi ini "bunda kakak mau nugget ini boleh gak" tanya nya menunjuk nugget panjang yang ada di piring "itu kan di piring kakak masih ada satu habisin dulu kak" omel ayah "di buat bekel yah di sekolah buat sharing sama temen-temen kakak pas jam nya istirahat nanti yah" ujar nya "kakak mau di bekali nugget" teriak bunda dari arah dapur "mau bund" teriak betrand tak kalah menggelegar "oke" bunda pun berjalan ke arah depan dengan membawa kotak bekel untuk nugget kakak beserta sendok dan garpu nya ia pun meletak kan di atas meja makan dan menata nya secantik mungkin "ini buat makan siang nya dan nugget nya buat camilan nya sharing ya sama temen-temen kakak oke" betrand mengangguk mendengar ucapan sang bunda "ini minuman nya harus habis ya kak supaya gak dehidrasi nanti pas belajar" jelas bunda memegang botol berukuran besar "siap bunda" betrand pun menyalami tangan sang bunda kesayangan nya itu sementara ayah hanya bisa tersenyum melihat pemandangan manis pagi ini yang di sajikan oleh anak kesayangan nya, akhirnya betrand berangkat di antar oleh ayah sampai lantai bawah di lift tangan betrand mengerat di tangan ayah seakan tak mau di lepas kan ayah mencium pipi betrand gemas 'TING' lift itu mencapai lantai dasar apartemen mobil putih menyambut nya saat tiba di loby suda ada om mike di dalam mobil nya itu "belajar yang rajin ya kak semangat" betrand hanya mengangguk pelan ayah pun sama dengan bunda mencium kakak dengan penuh kasih sayang lalu memeluk nya erat ritual wajib sebelum sekolah itu harus ia lakukan untuk menjadi penyemangat tersendiri bagi sang anak "bay ayah love you" melambai kan tangan ke ayah "bay kakak love you too semangat ya" balas nya dengan senyuman "ya" teriak kakak perlahan mobil itu menjauh dari ayah ayah pun kembali masuk ke apartemen untuk melanjutkan makan pagi nya. Sesampainya di apartemen ia menaruh sandal di tempat nya "kamu mau berangkat jam berapa yank" tanya bunda ke ayah "jam 8 an sekalian anter thalia sekolah" tutur ayah "ya udah sekarang mau ngapain" tanya bunda "mau lanjutin kemesraan kita pagi tadi" bisik nya lalu menyeret sang istri ke kursi depan televisi "yank udah ada mbak" ayah menggelengkan kepala nya dan memilih menidurkan kepala nya di paha sang istri "aku kangen deh gini sama kamu yank berduaan sama kamu tanpa anak-anak rasa nya pengen pacaran lagi kayak dulu" bunda memainkan rambut ayah dan mengelus nya lembut "ekhem" deheman aunty wendy membuat ayah merungut kesal "pagi-pagi udah pacaran aja lo berdua" celotehan aunty wendy membuat bunda tersenyum tapi tidak dengan ayah yang manyun karena kemesraan nya terganggu dengan kedatangan adik ipar nya satu ini, "ck gangguin aja sih" gerutu ayah kesal "gak bisa apa sehari aja gak usah ganggu" ujar nya "ye lu mah pacaran mulu heran gue inget udah punya anak 3" bunda yang melihat pertengkaran itu hanya menggelengkan kepala nya "heh udah-udah gak usah berantem kalian itu sama aja kayak thalia dan kakak ribut mulu" omel bunda melerai suami dan adik nya yang sedang beradu mulut itu. Bunda pun berlalu dari hadapan mereka berdua ayah beranjak dan mendekati aunty wendy sembari berbisik "gangguin aja sih heran gue" dumel ayah di kuping aunty wendy sementara aunty hanya menggeleng kan kepala nya pelan sembari tersenyum menatap ayah yang meninggal kan nya menuju ke kamar nya. Ia tersenyum melihat princess kecil nya yang sedang tertidur pulas di kasur sembari memeluk sang adik kecil nya itu "tumben tidur nya berpelukan" thania membuka mata nya ia menggeliat nampak nya ia mulai tak enak tidur nya karena thalia menindih badan nya ayah menggeser tubuh thania dan mengangkat nya perlahan agar thalia tak bangun ia membawa nya keluar menuju sang istri dan adik ipar nya "yank kamu gendong gih bangun nih anak" bunda pun menggendong thania dan membawa nya keluar untuk memandikan nya pagi ini, "princess bangun yuk school yuk sayang nya ayah" mengelus pipi thalia dan mengecupnya gemas "nggh badan cici dingin yah" ayah yang mendengar itu langsung menempelkan dahu nya ke kening thalia "panas" batin nya menempelkan tangan nya di dahi sang anak "yank" teriak ayah dari arah kamar bunda yang habis memandikan thania langsung bergegas ke kamar nya "apa yank" tanya bunda "badan thalia panas yank kayak nya dia demam deh kamu kompres gih aku mau telpon dokter dulu sekarang" bunda hanya mengangguk lalu mengambil kan kompres dan mulai mengompres putri kecil nya. Hati bunda dan ayah sedikit redup karena salah satu anak kesayangan mereka tumbang karena sakit demam "halo dok thalia demam bisa ke sini sekarang juga saya sangat butuh anda" ujar ayah di telpon "bisa bisa pak saya akan segera ke sana sekarang" ayah mengangguk dan mematikan telepon nya lalu berjalan ke kamar nya untuk melihat kondisi sang anak "gimana yank" tanya bunda ke ayah "bentar lagi sampai yank dokter nya udah kamu kompres dulu aku mau telpon irfan untuk batalin janji syuting hari ini" ucapan ayah hanya di angguk oleh sang istri bunda mencelupkan kompres ke dahi thalia berharap suhu panas nya akan menurun "makan ya ci bunda bikinin bubur mau" thalia hanya mengangguk lemah bunda pun bergegas ke dapur dan bertemu dengan aunty wendy yang mengambil minum "wen gue titip thania ya thalia demam tinggi dan butuh gue sama ayah jadi gue minta tolong lo back up thania dulu ya" ucapan bunda hanya di angguk oleh aunty wendy. Setelah membuat kan thalia bubur sayur bunda kembali ke kamar nya untuk menyuapi thalia "cii ayo makan sayang bubur nya udah jadi" ayah memegang kain kompres itu agar tak jatuh ke kasur "ai mau di suapin kakak" ujar thalia lemas "kakak sekolah sayang udah berangkat tadi pagi" jawab bunda mata thalia sedikit berkaca-kaca "ai mau nya di suapin sama kakak betrand ayah" kukuh nya ayah memutar otak untuk mencari cara agar sang anak mau makan di suapin oleh nya dan tak lagi mencari kakak kesayangan nya yang lagi sekolah, "nanti ya kalau kakak betrand udah pulang sekolah nya you minta kakak suapin sekarang sama ayah nya dulu oke princess" thalia mengangguk rayuan ayah mampu menggoyahkan pendirian nya akhirnya dengan perlahan ayah menyuapi sang putri dengan perlahan ayah sangat telaten dalam mengurus sang buah hati "ayok ak lagi" ujar ayah "udah yah ai mual" tak lama dokter datang dengan mengalungkan stetoskop di leher nya thalia yang melihat itu langsung takut dan memeluk erat sang ayah yang duduk di samping nya "uncle dokter nya baik kok ci dia cuma mau periksa you aja" bujuk bunda agar sang anak mau di periksa sama dokter "ai gak mau ai gak mau di suntik bund" rengek nya "siapa sih yang bakalan nyuntik anak kesayangan ayah satu ini hah biar ayah marahin kalau uncle dokter nya nyuntik you sayang" rayu ayah "ya ci ai gak akan nyuntik you kok ai cuma mau periksa aja" ujar dokter itu "tuh kan bunda bilang apa" sahut bunda dari samping, "misi ya ci" dokter itu memeriksa dada thalia "panas nya lumayan tinggi buk jadi thalia harus istirahat total ya" jawaban dokter di angguki ayah "tuh kan gak di suntik dokter nya juga udah pulang" ujar bunda mendekat ke sang putri dan menepuk-nepuk dada nya "ai mau sama kakak" rengek nya lagi "kakak lagi school ci" ujar bunda menenangkan sang anak yang sedari tadi menyebutkan nama sang kakak kesayangan nya. Tak lama thania menangis seolah tau apa yang di rasa sang kakak ayah menggendong nya dalam dekapan hangat nya thania pun terdiam dan tidur kembali "ssh ssh tenang ya cantik nya ayah" menimang thania setelah thania tertidur ayah kembali ke kamar nya memandang sang anak yang tertidur pulas setelah di kelonin bunda ayah yang melihat itu hanya tersenyum lalu meninggalkan thalia yang di dekap oleh sang ibunda, jam menunjuk kan pukul 15.00 sore tapi panas badan thalia tak kunjung menurun bunda semakin panik "apa kita bawa ke rumah sakit aja yank siapa tau bisa sembuh aku khawatir" panik bunda sementara ayah hanya tersenyum "udah gak usah ke rumah sakit yank aku tau kok obat terbaik untuk thalia yang sedang sakit bunda mengerutkan kening nya "apa" tanya nya "ada deh nanti kalau datang aku kasih tau" ucap nya berlalu meninggalkan bunda yang sedang mendengus kesal kepada nya. Tak lama suara betrand menggema di penjuru apartemen itu "bun bundaa" teriak kakak yang baru saja pulang sekolah ia melihat sang ayah yang sedang menunggu nya di depan kamar "lho ayah kok di rumah kata nya kerja sama uncle irfan" tanya nya ke sang ayah "ayah gak jadi syuting kak adik you demam" bak di sambar petir tengah hari betrand yang mendengar itu langsung syok langsung berlari ke kamar sang ayah untuk melihat kondisi adik kesayangan nya itu dan bener saja begitu ia membuka knop pintu ada bunda yang setia memegang kompresan dan thalia yang sedang tertidur dengan pulas, betrand langsung menghampiri thalia yang sedang tertidur dan memeluk nya erat thalia yang terusik membuka mata nya "kakak" suara lemah nya memanggil sang kakak "iya ci kakak di sini sayang" ujar nya ke thalia ia mengencangkan pelukan nya ke sang adik "cepet sembuh ci jangan sakit ntar kalau you sakit ai mau main sama siapa gak ada yang kakak ajak berantem dong" thalia tersenyum. Akhirnya betrand memeluk thalia dalam tidur malam nya thalia merengkuh tenang dalam tidur malam yang tak pernah ia rasakan sebelum nya sungguh hanya betrand yang bisa dan mampu untuk melakukan itu semua sementara ayah dan bunda hanya menatap mereka dari arah luar kamar sembari tersenyum melihat keharmonisan yang di ciptakan oleh putra dan putri nya itu "selamat malam kesayangan ayah dan bunda sweet dreams sayang bunda harap besok you bisa pulih lagi ci" ucap bunda yang tanpa ia sadari mata nya mengeluarkan air namun segera ia hapus karena tak mau sang suami melihat nya, keesokan hari nya kondisi thalia mulai membaik dan itu membuat semua orang yang ada di apartemen itu turut senang princess kecil mereka kebahagiaan nya sudah kembali keceriaan nya sudah kembali lagi seperti biasa nya "iih itu kan ikan punya cici kakak" celoteh nya ke sang kakak sementara bunda hanya menggeleng pelan melihat drama pagi ini yang di suguhkan oleh anak-anak nya begitu juga dengan ayah yang tak henti-henti nya tersenyum kepada sang anak.
Mau lanjut vote & coment ya guys
Bay bay.
See you next chapter.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lebih Dari TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang