Hembusan angin menyergap bulu kuduk siapa saja yang berdiri di sana dingin nya malam mulai menyergap leher seorang pria yang berdiri tak jauh di sana ya itu onyo onyo sedang menemani ayah syuting KBP bersama uncle jordi dan bunda juga tentu nya, "uncle marsha ada di sini" tanya nya ke uncle jordi "gak tau nyo ai gak ngerasain marsha emang kenapa hmm" menatap sang ponakan "ai ngerasa ada yang ngelihatin ai dari tadi terus niup leher ai" adu nya ke sang uncle. "Gak nyoo marsha gak ikut dia ada di mobil kalaupun dia ada di sini aunty pasti ngerasain sesuatu ini gak kok aunty biasa aja" tutur aunty fishy menatap onyo "ya aunty" jawab nya lemas. Syuting pun di mulai tubuh onyo tiba-tiba terasa panas "kok panas ya padahal kan suhu nya lagi dingin-dingin nya" batin onyo "kenapa nyoo jangan ngelamun" tegur uncle jordi sementara yang di tegur hanya mengangguk pelan, "betraand betraand main yuk ini aku marsha" suara halus itu menyergap di telinga nya "aunty marsha beneran gak ada kan" aunty fishy terdiam menatap onyo "gak ada nyoo marsha ada di mobil kok" aunty fishy menatap sekeliling dan tak menemukan apa-apa onyo hanya mengangguk "nyoo jangan ngelamun" tegur ayah di sebelah onyo "ya yah ai gak ngelamun kok" sahut nya. Tak lama suara itu kembali menyergap nya namun kini dengan nada yang lirih "onyoo main yuk aku bawa mainan sini dong temani aku" lagi dan lagi suara itu datang namun tetap di abaikan oleh onyo, "baik KBP lovers sebentar lagi kita akan melakukan penelusuran di gedung yang sudah hampir 30 tahun kosong ya ki" Ki atmo mengangguk, onyo merasa hawa panas itu kembali menyerang nya kali ini lebih dari panas sampai ada buliran kecil yang mengucur di dahi nya "nyoo you oke" tanya bunda "gak bund ai oke kok" bunda hanya mengangguk. Akhirnya penelusuran di mulai onyo ayah dan uncle berjalanan berdampingan sedang bunda, aunty fishy dan ken berjalan di depan sedang ki atmo berada di depan sendiri untuk menetralisir keadaan sekitar onyo masih merasa sosok itu mengikuti nya diri nya "kok kayak ada yang ngikutin ai ya tapi siapa" batin onyo saat itu "nyoo you oke muka you pucat sayang" tutur bunda lembut "gak papa bund I'm oke kok" sahut onyo walaupun badan nya semakin memanas tapi ia tak mau membuat sang bunda cemas "baik kini kita sudah berada di mana ini dulu menjadi tempat pembantaian massal betul ki" ki atmo menangguk "betraand betraand main yuk sini" onyo mulai penasaran siapa sih yang manggilin dia terus, "onyo jangan ngelamun" tegur uncle mereka mulai menampakan kaki nya ke lantai 2 konon kata nya di lantai ini banyak penampakan yang sering menyerupai manusia "onyooo maiin yuukk" suara itu kembali terdengar onyo menoleh ada sesosok pria berusia seperti nya "jarlath" batin onyo "ngapain jarlath di sini" onyo yang penasaran mendekati sosok misterius itu. Uncle, ayah dan bunda serta ki Atmo tak menyadari bahwa onyo sudah tak lagi bersama nya. Wush angin meniup semakin kencang dan membuat bulu kuduk siapa saja berdiri termasuk uncle dan bunda onyo masih mengikuti sosok itu hingga di belakang gedung sosok itu berdiri. Bunda dan ayah masih fokus mendengar penjelasan dari ki atmo tentang gedung yang sudah hampir puluhan tahun di tinggalkan oleh sang pemilik "nyo lho onyo mana" ayah akhirnya tersadar bahwa sang anak sudah tak bersama nya lagi wusshhh lagi dan lagi angin bertiup kencang membuat bulu kuduk ayah seketika berdiri tapi itu hanya akal-akalan mereka untuk mendistrack ayah agar hilang fokus nya "yaaank saaadar" bunda menepuk pipi ayah, ayah membuka mata nya perlahan menangkap wajah panik sang istri "yaank onyo mana" tanya ayah membuat bunda mengkerut kan kening nya "onyo onyo ada di sini" bunda menoleh dan ternyata tak ada siapapun "lho onyo mana perasaan tadi di belakang aku unclee" memanggil uncle yang sedang mengobrol dengan ki atmo "ya bund bentar ya ki" ki atmo mengangguk pelan, uncle pun menghampiri bunda dan ayah yang masih terbaring di tanah "kenapa bund eh koh kokoh ngapain tiduran di sini" tanya uncle heran melihat ayah yang sedang berbaring di atas tanah itu "ayah tadi pingsan jor bangun-bangun langsung cari onyo emang onyo ke mana sih sama uncle kah" uncle menggeleng kan kepala nya "gak bund ai tadi ngobrol sama ki atmo di ujung pohon sana" menunjuk satu pohon ternyata benar di sana ada ki atmo dan fishy yang sedang berbincang serius "terus onyo mana" tanya bunda panik "ayah you bisa denger ai" menatap ayah yang ternyata pikiran nya sudah kosong dan di kuasi roh jahat. "Halo ini siapa" seperti nya anak kecil "kakak nyari siapa" tanya anak perempuan seusia thalia "kami mencari anak laki-laki berusia 17 tahun adek lihat kalau adek liat bisa kasih tau di mana anak laki-laki itu berada" uncle mencoba berinteraksi dengan makhluk itu "d-dia di bawa sama kakak aku" tutur anak itu "di bawa di bawa kemana" tanya uncle yang mencoba berinteraksi dengan makhluk yang sedang menguasai tubuh sang kakak, "kalian ngapain di sini" menatap tajam mata uncle "kami di sini melakukan penelusuran hanya untuk mengetahui apa yang sebenar nya terjadi di sini" tutur uncle lembut rupanya sosok itu sudah berubah menjadi makhluk jahat "di sini gak ada apa-apa" tutur roh itu "aku akan ambil anak itu dari kalian semua kalau kalian masih gak mau meninggalkan tempat ini" uncle mengernyit kan dahi nya "anak anak yang mana apa jangan-jangan onyo lagi" batin uncle "siapa yang anda maksud siapa jiwa siapa yang kalian ambil" tanya uncle "kalian tidak perlu tau" akhirnya makhluk itu mau keluar setelah di usir secara paksa oleh ki atmo. Ki atmo dan aunty fishy datang setelah di panggil oleh uncle "waduh bahaya nih uncle melihat kondisi nya sekarang udah gak kondusif" tutur ki atmo "kita cari onyo" lugas ayah setelah ia sadar "onyo onyooo" teriak uncle mencari sang ponakan yang hilang entah ke mana "onyooo onyooo" teriak bunda tak kalah panik saat sang anak tak lagi bersama nya, sementara itu om mike yang di parkiran melihat sosok pria yang mirip dengan bos kecil nya "itu kayak onyo nyoo mau ke mana" om mike melihat onyo dengan tatapan kosong nya berjalan menuju ke jalan raya yang bisa di bilang menuju jurang "nyooo" raut muka panik nampak dari muka om mike teriakan om mike sama sekali tak di dengar oleh onyo onyo semakin berjalanan menuju sebuah jurang yang dalam tentunya "onyooo" om mike dengan secepat kilat meraih tubuh sang bos kecil agar tak terjerumus ke lubang yang lebih dalam lagi, dalam satu tarikan onyo berhasil di selamat kan oleh om mike jika telat sedikit saja entah apa cerita yang akan om mike beritahu ke ayah dia akan merasa sangat gagal dalam menjalankan tugas nya untuk menjaga sang bos kecil nya. "Nyoo sadar nyoo nyoo" menepuk-nepuk pipi onyo namun tak ada respon apapun dari tubuh sang anak itu om mike menyentuh dahi nya yang agak sedikit menghangat "panas banget sekarang gimana bawa onyo ke rumah sakit atau telepon ayah" batin nya berkecamuk hingga akhirnya "bawa ke rumah sakit aja deh nanti di sana baru telepon ayah" batin nya dengan menggendong tubuh sang anak dan menidurkan nya ke kursi belakang, sementara itu ayah dan bunda masih mencari sang anak dengan sekuat tenaga "nyooo nyooo" teriak ayah "udahan nyoo main petak umpet nya ai capek" nafas bunda mulai terengah-engah karena ia sedari tadi harus berjalan menyusuri gedung walupun di temani frishly "gimana bund ketemu" tanya uncle melihat bunda yang sedang duduk di bangku taman bunda hanya menggeleng uncle menghela nafas berat. Sementara itu om mike kini sedang melajukan mobil nya dengan kecepatan rata-rata "nyoo you kenapa sih? " tanya nya menoleh ke belakang menatap sang bos kecil yang terpejam pulas tak lama akhirnya om mike berhasil membawa sang majikan ke klinik terdekat "sus tolong" menggendong tubuh onyo yang sebenar nya semakin berat "baik pak silahkan taruh aja di sini" menepuk ranjang rumah sakit om mike dengan berhati-hati menaruh tubuh onyo ke atas ranjang tersebut "silahkan tunggu di luar pak dokter akan menangani pasien ini" om mike hanya mengangguk dan keluar dari ruangan nya om mike mondar-mandir gelisah menunggu penjelasan sang dokter tentang keadaan sang bos kecil nya, bunda dan ayah semakin panik mendapati sang anak yang belum ketemu tiba-tiba angin bertiup kembali wusshhh angin itu menyerap leher ayah ayah mengusap tengkuk nya yang merasa di tiup oleh seseorang di belakang nya namun ketika ayah menoleh tak ada siapapun di sana "yaaank gimaaanaaa" ayah hanya menggeleng bunda semakin panik begitu juga uncle nya jordi dan ki atmo "emang sedari tadi sih uncle kalau aku lihat mereka memang sudah mengincar onyo dari tadi kita sampai sini sampek sekarang mereka masih mengawasi kita" tutur ki atmo "terus kita harus gimana dong ki" tanya uncle ke ki atmo yang sedang menetralisir keadaan sekitar nya "jalan satu-satu nya kita minta mereka menunjuk kan di mana keberadaan onyo sekarang" ujar ki atmo. Om mike seperti nya lupa untuk menelfon ayah dia bergelut dengan rasa kantuk nya sendiri dan mulai memejamkan mata nya perlahan, ayah melihat sosok seperti anak nya berjalan di lorong "itu kayak onyo "ayah bantu onyo tolong ayah" suara itu suara yang ia kenali "onyo" batin ayah mengikuti suara itu "bundaa, uncle" suara itu ternyata juga di dengar oleh bunda dan uncle jordi "kenapa ini ki kok ada suara onyo tapi onyo nya gak ada di sini" ayah berusaha mencari keberadaan suara itu namun nihil tidak ada onyo di setiap suara yang telah ayah susuri bersama sang adik. "Siapapun kalian yang menculik anak berusia enam belas tahun tolong di kembali kan ke tempat semula" ucap ki atmo namun hanya angin yang semakin kencang yang menjawab pertanyaan ki atmo "marsha marsha" panggil uncle agar marsha mau masuk ke tubuh frishly dan bener saja tak lama tubuh frishly melemas tanda marsha mulai menguasai tubuh nya "marsha halo" sapa uncle ramah ke ponakan gaib nya "h-halo uncle" suara marsha menyapa uncle nya "marsha marsha tau gak di mana kakak stars sekarang hmm" tanya uncle lembut ke marsha marsha hanya tersenyum "d-dia s-sudah a-aman se-sekarang di-dia ada di bangunan tua di ujung j-jalan s-sana" tutur marsha tersenyum centil ke uncle "iih kakak itu s-siapa g-ganteng ya" uncle menoleh ke pria yang ada di belakang ki atmo ternyata itu ken ya ken datang karena di telpon uncle "iih nih anak genit ya" uncle tersenyum sembari menggeleng kan kepala nya melihat kecentilan ponakan nya yang satu ini, "ini nama nya uncle ken" ken hanya tersenyum kikuk karena jujur ini baru pertama kali nya ia bertemu dengan sosok marsha "ya udah marsha balik gih" marsha menggeleng "mau sama kakak itu" menunjuk ken "gak boleh sayang you kan udah punya pemilik nanti frishly sedih lho kalau marsha tinggalin" marsha mengangguk lemas "frish frishly" panggil uncle ke frishly tak lama frishly sadar dan menatap sekeliling "kenapa kak" tanya aunty frishly "gak papa tadi kamu kemasukan marsha tapi dia udah balik kok ke mobil kamu" aunty frishly hanya mengangguk pelan. "Jadi gimana koh" menatap ayah yang sedang berpikir keras hingga "kita susul onyo sekarang kata marsha tadi dia ada di rumah sakit ujung jalan kita kesana" jawaban ayah hanya di anggukin uncle akhirnya mereka segera bergegas ke rumah sakit di ujung jalan dengan kecepatan di atas rata-rata uncle bunda dan ayah berasa di satu mobil sedang ki atmo frishly dan ken berada di mobil belakang mereka mengikuti uncle dari belakang shooting terpaksa di henti kan 20 menit yang lalu uncle menjelaskan bahwa suasana sudah tak kondusif jika ini masih di terus kan, om mike masih tertidur hingga suster membangun kan nya "pak pak maaf bisa tolong di selesaikan administrasi nya" membangun kan om mike akhirnya dengan mata yang masih mengantuk om mike bangun dan mendapati suster yang membangunkan nya tersenyum manis "ada apa ya sus" tanya om mike menatap nya "maaf pak bapak harus menyelesaikan administrasi nya" om mike hanya mengangguk dan berjalan gontai ke arah administrasi "sus berapa untuk biaya pasien atas nama bertand putra onsu" tanya om mike. "Sebentar ya pak saya cek dulu" om mike mengangguk suster mulai mengetik sesuatu di komputer nya "atas nama bertand putra onsu" om mike mengangguk "untuk biaya nya sebesar 1.500.000 saja pak cuma luka ringan gak berat pak cuma tergores aja" om mike mengangguk dan mengeluarkan ATM nya "ini sus" suster itu mengangguk dan menggesekkan kartu ke ATM mini nya "terimakasih pak" om mike tersenyum dan mengangguk, sementara itu ayah dan uncle sedang melajukan mobil dengan kecepatan rata-rata "jor cepetan kasihan anak gue" uncle jordi mengangguk dan melajukan mobil nya. Om mike memasuki ruangan onyo dan menatap bos kecil nya yang terbaring lemah dengan cairan infus yang menetes perlahan om mike menghapus air mata nya yang tak sengaja menetes "cepat sembuh boy" tersenyum dan duduk di kursi khusus untuk penjenguk, uncle sudah sampai di rumah sakit daerah sana "misi sus ada pasien gak usia nya sekitar 16 tahunan" tanya uncle ke suster jaga, "sebelum nya saya mau nanya nama nya siapa ya pak" tanya suster "betrand ya betrand putra onsu apa bener dia di bawa ke sini" jawab ayah khawatir "bentar ya pak saya cek kan dulu data nya" mereka kompak mengangguk "apa dia pakai kaos hitam dan dia bersama seseorang lelaki dewasa seusia 30 tahunan" ayah cengo "hah 30 tahunan mungkin mike kali" pikir ayah saat itu "ya bener" jawab uncle "di mana dia sekarang sus?" tanya ken yang ikut nimbrung "di ada di lantai 5 kamar melati tapi jangan berisik dulu ya pak soalnya dia baru saja kami suntik obat berbentuk cairan di infus nya" ayah dan uncle kompak mengangguk. Setelah mendengar penjelasan suster mereka berenam langsung memencet tombol lift menuju lantai 5 rumah sakit "ayo dong lift lama amat sih naik nya" gerutu ayah yang merasa kalau lift berjalan begitu lamban "sabar yank" elus bunda menggenggam tangan ayah TING akhirnya lift itu sampai di lantai 2 bunda dan ayah langsung mencari ruangan yang di maksud suster tadi, akhirnya mereka berenam berhasil menemukan kamar melati di sana tanpa mengetuk ataupun permisi ayah langsung masuk dan benar saja ada onyo yang terbaring lemah dan om mike yang setia berada di sana walaupun dia tertidur bunda tersenyum lega setidaknya anak kesayangan nya baik-baik saja saat ini "koh kayaknya biarin aja mereka tidur kita juga tidur yuk udah subuh kalau mau shalat shalat aja ya kita bertiga mau tidur dulu" lontaran uncle di jawab anggukan oleh mereka bertiga. Setelah mereka bertiga keluar kini tinggal lah fishi ken dan ki atmo yang akan menjalankan shalat subuh berjamaah setelah shalat mereka bertiga tidak kembali ke ruangan onyo namun memutuskan untuk mencari sarapan di luar rumah sakit "mau makan apa ken sekalian beliin bunda ayah sama uncle dan om mike" ken menatap sekitar yang nampak sepi seperti tak ada kehidupan bahkan suara burung pun tak ada "ki kayak nya ada yang bener deh sama tempat ini ki atmo ngerasa gak ada yang gak beres sama nih tempat" pertanyaan ken di jawab anggukan oleh ki atmo "udah gak papa ken mungkin sisa semalam udah yuk cari makan aja lapar nih aku" paparan ki atmo di anggukan oleh fishi dan ken, akhirnya mereka bertiga berjalan ke arah jalanan untuk mencari makan dan untung nya tak jauh dari sana ada penjual nasi pecel dari ponorogo "udah makan itu aja kayak nya gak ada tempat makan lain" ujar fishi akhirnya mereka bertiga memesan 7 nasi pecel 3 untuk mereka makan dan sisa nya untuk uncle, ayah, bunda, dan om mike. "Buk pesan nasi pecel 7 lima di bungkus yang 3 di makan di sini" penjual itu mengangguk dan mulai menyiapkan pesanan mereka "kalian kayak nya bukan orang sini deh kalian siapa dan ada perlu apa di sini" tanya ibu penjual pecel itu "oh ya saya cuma tamu di sini buk bukan orang sini asli semalam saya dan rekan saya melakukan penelusuran dan kebetulan juga ponakan saya sedang di rawat di rumah sakit sekitaran sini" turut fishi lembut "hah rumah sakit" syok penjual pecel itu "ya buk rumah sakit di ujung jalan sana" tutur ki atmo menunjuk jalanan yang memasuki rumah sakit itu, "maaf mas bukan nya saya mau nakutin apa gimana tapi yang kalian maksud itu rumah sakit ya terbengkalai mas" jawaban penjual nasi itu membuat ki atmo mengkerut kan kening "hah maksudnya gimana" tanya fishi "jadi itu rumah sakit umum dulu 20 tahun yang lalu rumah sakit itu milik kolonial Belanda namun sayang sang pemilik bangkrut hingga rumah sakit itu di jual sempet di tawar di medsos juga tapi sayang gak ada yang tertarik atau minat hingga rumah sakit itu terbengkalai hingga saat ini dan pada saat itu rumah sakit itu juga pernah menjadi sasaran bom dari pki hingga katanya menewaskan hampir seluruh penjaga dan dokter di rumah sakit itu" penuturan penjual pecel tadi membuat mereka syok. "Kayak nya kita harus pulang hari ini juga ken" menatap ken "tapi gimana dengan onyo yang sedang di rawat" tanya fishi "onyo kita pindah kan ke rumah sakit jakarta saja jadi berapa buk" ujar ki atmo "jadi 70.000 saja mas" ki atmo membayar nya "oh ya mas 1 lagi jangan menoleh ke belakang hingga 200 meter" mereka hanya mengangguk, akhirnya mereka bertiga sampai di rumah sakit itu dan mereka langsung menuju ke kamar onyo "bun yah uncle om mike bangun yuk kita pindah onyo ke rumah sakit lain" membangun kan satu persatu "enggh kenapa ki" uncle menatap ki atmo "kita pindahkan sekarang onyo" tegas ken "tapi kenapa harus pindah ken onyo kan belum sadar" tanya bunda "udah cerita nya nanti aja di mobil sekarang kita pulang" uncle mengangguk pelan akhirnya dengan di gendong om mike onyo di masukkan ke mobil mereka mulai menancap gas dan menjalankan mobil nya. Uncle menyetir dengan kecepatan tinggi sementara om mike menyetir sendiri uncle pun melakukan panggilan ke mereka masing-masing satu mobil satu panggilan HP "ya uncle" jawab mereka serempak "jadi apa yang kalian dapatin dari penjual pecel tadi" tanya uncle ki atmo pun menceritakan semua nya tentang apa saja yang terjadi pada mereka bertiga sewaktu di warung pecel itu "hah jadi rumah sakit itu terbengkalai hingga 20 tahun" syok bunda "ya bund" jawab fishi singkat mereka nampak terkejut dengan penjelasan "jadi siapa dong yang kita temui di sana tadi dan siapa suster dan dokter itu" mereka terdiam dan menyelami pikiran nya masing-masing, setelah beberapa ratus meter mereka menoleh dan berapa terkejut nya mereka kala yang mereka lihat bukan lha gedung semalam bahkan rumah sakit itu sudah lenyap begitu juga dengan penjual nasi pecel yang baru saja mereka jumpai "terus yang kita makan tadi apa dong ki" tanya ken mereka membuka isi kertas minyak itu dan betapa terkejut nya mereka kala yang mereka lihat bukan sebuah nasi pecel melainkan ulat belatung dan sejenis nya. Akhirnya mereka membuang itu semua di jalanan "selamat siang Pak" mobil mereka di ketuk oleh seseorang yang ternyata itu adalah polisi "ya pak" jawab uncle "kalian darimana" tanya polisi itu melihat raut wajah mereka yang ketakutan uncle menceritakan semua nya "emang kalian gak tau kalau 5 tahun lalu terjadi gempa bumi yang dahsyat mengguncang tempat ini dan memusnahkan semua yang ada di sini ini jalanan juga baru 1 tahun yang lalu di perbaiki" tutur polisi itu mereka semkin ketakutan mendengar penjelasan dari polisi itu, setelah itu mereka buru-buru untuk meninggalkan tempat itu dan berjanji tak akan melakukan penelusuran ke tempat itu lagi. Onyo pun akhirnya sadar dan ia di bawa pulang oleh ayah dan bunda nya setelah 5 harian menginap di rumah sakit jakarta selatan, "kenapa kalian kok syok gitu" tanya onyo yang tak tau apa-apa mereka semua tersenyum tapi dengan pikiran yang campur aduk mereka masih kepikiran soal tempat yang 5 hari lalu mereka kunjungi.
Mau lanjut vote & coment ya.
Bay bay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Teman
Документальная прозаBetrand Peto Putra onsu adalah anak asuh dari ruben & sarwendah meski bukan anak dari rahimnya betrand lahir dari cinta kasih mereka ya keluarga the onsu lebih tepatnya.