Liontin Merah

58 5 4
                                    

Bulan purnama melingkar dengan sempurna nya di langit yang mulai menghitam menandakan bahwa malam sudah mulai larut jam yang melingkar di tangan onyo menunjuk kan pukul 23.00 malam ya onyo sedang menemani sang bunda yang sedang syuting kakak beradik podcast bersama ayah ruben dan uncle jordi tentu nya yang setia mendampingi apapun kegiatan mistis sang ponakan kesayangan nya seperti yang terjadi pada malam ini, onyo mendekati ayah dan memeluk nya erat ayah membalas nya dengan pelukan mesra nya "you kenapa nyo" onyo menggeleng "gak papa yah ai pingin aja di peluk sama you" ayah tersenyum menatap putra kesayangan nya dengan tatapan yang begitu tulus "nyo makan dulu yuk sebelum jalan-jalan malam ini di mulai sayang" teriak bunda yang ikut mereka namun tak mau ikutan syuting karena sedang berhalangan ayah melarang bunda untuk ikut penelusuran malam ini karena bunda sedang datang tamu bulanan yang tidak bisa ia hindari. Penelusuran malam ini di pimpin oleh ki atmo, ken dan frislly yang ikut serta "oke sebelum penelusuran malam ini di mulai silakan kalian berdoa sesuai kepercayaan masing-masing agar penelusuran ini dapat berjalan dengan lancar sesuai harapan kita semua nya" ujar uncle jordi memecah keheningan yang mereka ciptakan sedari tadi, setelah selesai berdoa mereka pun memulai penelusuran malam ini dengan memasuki gedung tua yang sudah terbengkalai beberapa puluh tahun lama nya onyo menggenggam tangan ayah dengan erat begitu juga ayah yang menggenggam tangan sang putra seakan-akan tak mau kehilangan "ini tempat history nya sangat menarik uncle" ujar ki atmo ke uncle "apa ki" tanya uncle "di sini banyak sekali pembunuhan baik di sengaja oleh manusia nya atau tidak di sengaja seperti pembunuhan pembantaian dan lain-lain nya" jelas ki atmo ke mereka semua yang langsung di sambut dengan hembusan angin yang begitu kenceng membuat bulu kuduk mereka berdiri "wah mereka kayak nya gak terima kita omongin langsung aja deh penelusuran malam malam ini silakan ki" ujar uncle jordi. Setelah menjelaskan secara detail ki atmo dan uncle langsung memulai penelusuran nya malam ini onyo mulai menyalakan kamera mainframe nya yang berada di dalam tangan nya agar bisa melihat makhluk apapun itu baik itu nyata ataupun yang ghaib "wih uncle banyak banget makhluk yang natapin kita" tutur onyo ketakutan "it's oke sayang kan ada ayah" ujar ayah menenangkan hati onyo yang sedari tadi nampak gelisah dengan keberadaan makhluk yang hanya bisa di lihat nya "wih apaan tuh uncle" ujar nya tapi nampak nya uncle jordi tak menggubris pertanyaan sang ponakan di karenakan ia sibuk mengobrol dengan ki atmo membahas makhluk apa saja yang ada di sini onyo mulai mendekat ke benda yang menyilaukan mata nya, "wih apaan nih berkialauan banget ai ambil aja kali ya buat hadiah ulang tahun nya thalia besok" gumam nya dalam hati onyo pun memasuk kan liontin berwarna merah bersinar itu ke dalam kantong celana kain nya tanpa ia sadari ada sosok wanita yang mengawasi nya dari jauh sembari tersenyum wanita itu memakai gaun merah muka pucat dan menyeringai dia sudut ruangan menatap onyo yang mengantongi liontin berwarna merah itu "onyo ayo sini" teriak ayah yang melihat anak nya berdiri di sudut ruangan itu. Onyo yang mendengar nama nya di panggil langsung menghampiri sang ayah "ya yah" jawab nya berlalu dari tempat ia menemukan liontin merah itu "you kemana aja sih nyoo" tanya ayah menatap onyo "ai tadi di sana yah liatin sesuatu yang berkilauan" tutur onyo membuat ayah mengkerut kan kening nya keheranan mendengar penuturan sang putra kesayangan nya itu "apa sih nyo gak ada apa-apa kok" tutur ayah yang tak melihat apapun di sana "beneran yah ai tadi liat sesuatu yang berkilauan di ujung ruangan sana" tunjuk onyo di pojok ruangan  yang ia yakini itu tempat ia menemukan liontin merah nya itu "apa sih nyo orang gak ada apa-apa kok di sana liat aja tuh kosong" onyo menatap nya "ya ya lah kosong orang liontin nya ai Kantongin" batin nya tersenyum menatap ayah sementara ayah masih bingung dengan tingkah aneh sang anak, setelah jalan-jalan malam ayah onyo dan bunda pulang ke rumah mereka bertiga berpisah dengan uncle jordi karena arah rumah mereka yang berbeda "good night sayang nya uncle mimpi indah ya sayang" mengecup kening onyo sebelum mereka menaiki mobil masing-masing dan berpisah dari sana. Sesampainya di rumah "onyo bangun sayang udah sampai" bunda membangun kan onyo dari tidur nyenyak nya "udah nyampai bund" bunda mengangguk onyo pun mengedarkan pandangan ke sekeliling dan benar saja rumah onsu berada di depan mata nya ia pun turun dengan di gendong oleh ayah "mandi ya sayang habis itu istirahat oke" ucap bunda lembut yang langsung di angguk oleh onyo ayah menatap nya hanya menyunggingkan senyum, setelah mandi onyo merebahkan tubuh capek nya ke atas ranjang tidur nya ia merogoh saku nya dan menemukan liontin merah nya itu bersinar-sinar di tengah gelap nya kamar onyo "cantik banget sih kamu" mengusap-usap liontin itu dengan halus.  Mentari pagi mulai bersinar menampak kan wujud nya di dunia ini seorang remaja laki-laki masih nyaman dengan mimpi nya ia sama sekali tak terusik akan matahari yang mulai menaik sementara itu di luar kamar nya ada sosok pria dewasa yang membuka handle pintu kamar nya perlahan dia tersenyum manis menatap sang putra kesayangan nya dengan posisi tidur yang begitu nyaman "onyooo" suara itu mulai menggema di langit udara kamar remaja itu lalu pria itu mengambil remot dan mematikan AC yang dari semalam di hidup kan oleh sang anak 'KLIK' AC itu pun mati tak ada udara lagi di kamar itu pria itu mulai membuka gorden jendela beserta jendela kamar sang anak berharap bisa membangun kan nya namun nihil sang anak nampak nya masih betah dengan alam mimpi nya terpaksa ia pun harus menaiki anak tangga di kamar sang anak yang di desain unik nan apik oleh nya ayah pun menghela nafas nya kasar "onyo bangun yuk udah pagi" mengusap pipi onyo lembut "enggh bentar lagi ya ayah onyo masih ngantuk nih" menarik selimut nya hingga memenuhi tubuh nya, "hei ayo bangun masak kalah sama ayam ayam you aja udah bangun" onyo pun akhirnya menyerah dengan orang yang membangun kan nya ia mendudukkan diri nya ke kasur dengan mata yang masih terpejam sepertinya ia mengantuk berat pagi ini "onyo ayo buka mata nya dong" memegang dagu onyo, perlahan ia membuka mata nya dan yang ia liat adalah senyuman seseorang yang sangat ia cintai itu "hei ayo mandi terus makan ya bunda udah masakin nasi goreng kesukaan you" iming ayah berharap agar sang anak mau bangun dan beranjak dari tempat tidur nya namun mata sang anak masih setia terpejam "hei raj ayo mandi terus sarapan gih ntar bunda nyap-nyap lho nyo kalau you jam segini masih belum mau beranjak dari tempat tidur" ancam sang ayah dengan mengelus rambut onyo lembut akhirnya dengan langkah gontai ia turun ke bawah kasur sebab kalau bunda turun tangan akan jadi panjang cerita nya. Ayah menata kasur sang anak yang nampak berantakan ia menumpuk bantal dan guling menjadi satu tetapi saat ia mengangkat bantal itu ia melihat ada yang berkilau "apa ini" gumam nya sembari memegang liontin merah nya onyo onyo yang melihat itu langsung merampas liontin merah itu dari tangan sang ayah "ayah ini milik onyo ayah jangan pegang-pegang dong ah" marah onyo ke ayah nya sementara ayah hanya menatap cengo onyo yang membawa liontin merah itu ke dalam kamar mandi nya, ayah merasa ada yang gak beres dari sang putra sulung nya itu nggak biasa nya onyo seperti ini jangan kan membentak ayah berkata dengan keras pun ia tak mampu namun kenapa hari ini ia berbeda ia berani membentak sang ayah yang sedang menatap nya onyo pun berlalu masuk kamar mandi nya "kayak nya ada yang nggak beres nih sama nih kamar nya onyo kenapa ya gue kok ngerasa kayak ada yang ngawasin gue sih di sini biasa nya juga biasa aja kalo gue ada di sini hmm apa karena liontin merah nya onyo itu yang membuat hawa kamar ini menjadi berbeda dari bisa nya hmm kayak nya gue harus selidiki sih apa yang menyebabkan hawa kamar ini menjadi aneh gak kayak biasa nya" gumam ayah dalam hati ia merasa aneh dengan suasana kamar onyo yang berbeda dari biasa nya, ayah pun turun ke meja makan sudah ada bunda yang menata piring itu di meja ayah menekuk muka nya bunda melihat itu "kenapa sayang kok muka nya di tekuk kayak gitu sih masih pagi ini" ayah menatap wajah ayu sang istri yang ia nikahi 10 tahun yang lalu "onyo gak mau bangun apa mau aku banginin dengan cara ku hmm" ayah menggeleng pelan "onyo udah bangun bund dia lagi mandi bentar lagi turun kok" bunda menghela nafas "terus kenapa muka kamu kok di tekuk kayak gitu hmm" tanya bunda lembut menatap ayah yang menyendok kan nasi ke piring nya. "Aku ngerasa ada yang aneh sama anak itu" bunda mengerutkan kening nya "kenapa sama onyo apa dia sakit" ayah menggeleng pelan "bukan jadi aku ngerasa aneh di kamar onyo hawa kamar onyo itu berbeda dari biasa nya aku ngerasa ada yang ngawasin aku di sana yank" bunda menyimak "aah palingan itu cuman perasaan kamu aja yah" ucap bunda "gak bund terus keanehan kedua nih ya aku menemukan sebuah kalung dengan liontin berwarna merah mengkilap di bawah bantal nya onyo namun saat aku pegang onyo mengambil itu dengan kasar lalu ia memarahi ku karena aku lancang memegang liontin merah nya padahal onyo gak pernah gituin aku dan ia tak akan mampu untuk meninggikan suara nya di depan ku tapi entah kenapa hari ini berbeda" jelas ayah ke bunda, tak lama onyo turun dan menyendok kan nasi ke piring nya tanpa berbicara sepatah kata pun biasa nya ia akan banyak cerita ke ayah bunda nya saat di meja makan namun entah mengapa hari ini ia berbeda ayah yang merasa aneh hanya bisa berpandangan dengan sang istri lalu menatap kembali sang anak yang mulai makan nasi goreng kesukaan nya itu "you kenapa nyo tumben you diem aja you sakit sayang hmm" tanya bunda lembut onyo hanya menggeleng kan kepala nya pelan sembari terus menyendok makanan di mulut nya namun tanpa mereka sadari tatapan onyo kosong ayah dan bunda masih heran dengan tingkah sang anak setelah makan onyo meninggalkan bunda dan ayah nya di meja makan untuk kembali ke kamar atas "gak beres nih anak bentar aku telpon jordi dulu siapa tau dia bisa bantu ngatasin masalah kita yank" bunda yang mendengar itu hanya mengangguk tanpa menimpali ucapan sang suami. Ayah agak sedikit menjauh dari bunda untuk menelfon sang adik ayah menuju ke bangku taman belakang setelah menemukan nomor yang ia cari ia langsung memencet panggil ke nomor itu uncle jordi sekarang sedang bekerja di kantor MOP karena beberapa hari ini sempat ia tinggalkan karena bisnis trip nya ke luar negeri yang tak bisa ia tinggal kan begitu saja walaupun itu sama orang kepercayaan nya sendiri 'KRING KRING KRING' dering telpon itu memecah keheningan yang sempat merayap di ruangan kerja nya "kokoh ngapain ya" gumam nya sembari menggeser tanda hijau untuk mengangkat nya "halo ya koh" jawab nya lembut "jor lo di mana" tanya sang kokoh "adek lagi di kantor koh kenapa" tanya uncle "lo bisa ke sini sekarang gak ke rumah gue" uncle mengerut kan kening nya "emang ada apa koh ada acara" tanya uncle "ponakan lo aneh sejak pulang dari penelusuran semalam" tutur ayah, uncle semakin bingung dengan penuturan sang kakak mengenai sang ponakan kesayangan nya itu "maksudnya aneh itu aneh gimana sih koh adek gak paham deh" ada helaan nafas panjang dari seseorang dari seberang telpon nya uncle "udah panjang cerita nya sekarang lo ke sini cepetan gue tunggu" ujar ayah "ya koh sekarang adek ke sana sekarang" jawab uncle dengan tangan yang menumpuk berkas-berkas kantor menjadi satu di meja nya. Akhirnya uncle memasuki mobil nya dan mengendarai nya membelah padat nya kota jakarta selatan pagi ini "apa yang sebenarnya terjadi sama onyo apa ai ajak ki atmo ke sana hmm" batin uncle sembari mencari kontak ki atmo di handphone nya setelah menemukan nya ia langsung menelpon nya menggunakan earphones di telinga nya, tak lama suara ki atmo terdengar dari arah seberang telpon "halo ki bisa bantu ai gak ai butuh you untuk ikut ke rumah kokoh ruben sekarang" tutur uncle membuat ki atmo bingung "kenapa uncle" tanya ki atmo yang bingung atas penjelasan dari uncle barusan, "ai juga gak ngerti sama apa yang terjadi sama onyo tapi ai di suruh ayah ke sana katanya onyo sikap nya aneh sejak pulang dari penelusuran semalam tolong ya ki" ki atmo hanya mengangguk seakan tau sesuatu "ya udah ai jemput sekarang ya" tutur uncle yang hanya di iya kan oleh ki atmo tak lama uncle sudah berada di depan rumah ki atmo ternyata sudah ada ki atmo yang berdiri di pagar rumah nya menunggu uncle datang menjemput nya. Akhirnya mereka berdua sampai di depan komplek rumah onsu family "selamat pagi koh jordi ada perlu apa ke sini" tanya satpam komplek itu ramah "iya saya mau ke rumah kokoh saya" satpam itu hanya mengangguk lantas membukakan pagar untuk uncle masuk ke komplek rumah onsu setelah di izinkan masuk uncle langsung menancapkan gas nya kembali untuk menuju rumah sang kakak yang sedang menunggu nya, ayah masih mondar-mandir tak karuan menunggu uncle datang sementara bunda berada di kamar onyo menenangkan sang anak yang dari tadi bergerak gelisah "ai mau makan ai lapar kenapa ai di ikat di sini lepasin hihihi" suara onyo berubah menjadi suara cewek dalam waktu singkat bunda yang takut langsung teriak histeris mengundang atensi orang yang bekerja di rumah nya "kenapa bund" tanya aunty wendy yang sebetulnya cemas akan keadaan sang ponakan tapi ia harus berusaha kuat demi sang kakak "onyo onyo berubah dia bukan onyo melainkan sosok gaib" ujar bunda yang masih ketakutan dengan perubahan sang anak kini uncle sudah berada di depan istana onsu family "pak bukain pintu nya" ujar uncle yang langsung di anggukan oleh satpam rumah gerbang rumah telah terbuka lebar untuk uncle jordi yang ingin berkunjung ke rumah sang kakak. Sesampainya di dalam mereka berdua di kejutkan oleh suara teriakan histeris bunda dari kamar nya onyo mereka langsung berlari menghampiri bunda yang menangis melihat tingkah aneh sang putra begitu juga ayah yang berada di daun pintu kamar onyo yang tak berani masuk "koh" ayah menoleh dan langsung memeluk sang adik kesayangan nya itu "gimana onyo" ayah menggeleng "ponakan lo tambah aneh noh lo liat aja sendiri" ujar ayah yang membuka lebar pintu kamar onyo dan ki atmo langsung merasakan hawa panas yang menguar dari kamar onyo mereka melihat onyo di ikat menggunakan tali agar ia tak berontak "assalamu'alaikum ini siapa" sapa uncle jordi yang seolah sudah mengerti apa yang terjadi pada sang ponakan nya itu "pergi kalian pergi dari sini argh aku akan bawa anak ini ke alam ku" uncle mengerut kan kening nya "kenapa kok kamu mau bawa ponakan saya ke alam kamu emang ponakan saya ngapain kamu" tanya uncle dengan sejuta pertanyaan "ponakan kamu sudah lancang mengambil barang kesayangan saya yang di berikan oleh pacar saya sewaktu saya masih hidup di dunia" bunda yang masih syok langsung di bawa ke kamar oleh sang adik "ci lo minum dulu ya tenangin pikiran lo onyo udah aman sama uncle" ujar aunty menenangkan hati bunda yang sedari tadi nampak gelisah, uncle masih bingung barang apa yang di maksud oleh sosok gaib yang menguasai sang ponakan saat ini "barang barang apa yang kamu maksud" timpal ki atmo "barang itu berupa kalung berwarna merah menyala dan kalung itu berwarna emas itu hadiah dari pacar saya sebelum saya meninggalkan dunia ini" ujar cewek yang menguasai tubuh onyo "oke saya akan cari tuh barang dan mengembalikan nya tapi saya minta kamu keluar dari tubuh ponakan saya sekarang" perempuan itu menggeleng pelan nampak nya ia nyaman di tubuh onyo. Ki atmo yang melihat itu tak diam lantas membaca kan sebuah doa pengusir makhluk "allahuakbar" ucap ki atmo mengusap muka onyo makhluk halus itu pun akhirnya keluar dari tubuh onyo onyo langsung terbaring lemas dan tertidur ayah yang melihat itu hanya bisa menghela nafas kasar "koh ada gak benda milik onyo yang berwarna merah mengkilap terus kalung nya berwarna emas mengkilap juga" tanya uncle menatap sang kakak ayah mengingat sesuatu "ouh apa jangan-jangan liontin itu yang bikin semua ini terjadi" ujar ayah "liontin liontin apa yang kokoh maksud" tanya uncle heran ayah menggeledah laci kamar onyo dan menemukan sebuah kalung liontin berwarna merah mengkilap dan emas mengkilap juga "liontin siapa ini koh" tanya uncle memegang nya "itu liontin yang onyo temuin di penelusuran semalam kayak nya itu biang masalah nya" uncle hanya mengangguk, tak lama kemudian onyo pun mulai sadar dan melihat ada bunda ayah uncle jordi aunty wendy dan ki atmo yang menunggu nya sadar "kenapa semuanya natap ai" tanya onyo yang tak paham apa yang terjadi "onyo onyo tetot aaa bikin bunda cemas" memeluk erat onyo sementara yang di peluk hanya bingung tak tau apa yang terjadi pada nya. "Kita harus balikin liontin itu sekarang uncle sebelum hal-hal yang buruk terjadi menimpa onyo" uncle jordi hanya mengangguk pelan ia memegang kalung itu "oke kita bergerak sekarang biar onyo sama bunda dulu ya" onyo hanya mengangguk pelan dan membaringkan kembali tubuh nya ke kasur empuk nya akhirnya mereka bertiga dengan mengendarai mobil nya uncle bergerak menuju arah lokasi semalam yang di jadikan mereka untuk syuting kakak beradik podcast setelah setengah jam perjalanan mereka langsung menuju ruangan tempat onyo menemukan liontin merah itu "kayak nya ini deh uncle lokasi onyo menemukan liontin merah itu" uncle mengangguk dan meletakkan liontin merah itu ke tempat asal nya "maafin kesalahan ponakan saya ya sekarang kamu bisa istirahat dengan tenang liontin kamu sudah saya kembali kan ke tempat kamu berada" ujar uncle 'terimakasih' tulisan berbentuk darah itu tiba-tiba saja muncul dari arah tembok yang membuat mereka bertiga bergidik ngeri melihat nya tapi sebenarnya hati mereka senang karena udah tak ada lagi gangguan yang akan  di terima oleh onyo, tiga hari kemudian kondisi onyo mulai pulih dari sebelumnya sekarang ia sedang bermain dengan sang adik kesayangan nya itu tanpa ia ketahui ada sosok bergaun merah tersenyum manis kepada nya bunda ayah sengaja tak menceritakan apa yang terjadi 3 hari yang lalu sang anak pun tak bertanya mereka seolah tak menganggap kejadian 3 hari yang lalu itu ada.
Hati-hati jangan sampai ia memantau anda dari arah jauh kamar anda hihihi.
Mau lanjut vote n coment ya guys
Bay bay.

Lebih Dari TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang