Hari ini ayah dan bunda akan pergi ke amsterdam untuk mengurus beberapa bisnis di sana. "Jor gue titip anak 3 ini sama lo, lo jaga baik-baik sampai kita berdua pulang ke indonesia" tutur ayah di depan pintu rumah uncle "siap ayah adek bakalan jagain mereka dengan sepenuh hati" tersenyum "ya udah gue sama wendah berangkat ya karena pesawat kita akan datang bentar lagi" melihat jam. Akhirnya bunda dan ayah pun berangkat menuju bandara sementara uncle di tugaskan untuk menjadi keponakan nya. Baru di tinggal bentar nia udah bikin kerusuhan, meja uncle yang seharusnya putih kini sudah menjadi berwarna-warni berkat thania meja itu menjadi kotor uncle harus sabar menghadapi tingkah keponakannya itu. "Sabar-sabar" mengelus dada "thania kok meja nya uncle di coret-coret hmmm" thania hanya menggelengkan kepala gemas kalau sudah begini uncle tak bisa marah dan hanya bisa menghela nafas. "Ya udah yuk beresin onyo tolong uncle dong sayang" onyo pun menghampiri uncle nya di ruang tamu"ya uncle kenapa" tanya onyo "tolong ambilkan ember sama air nyo di belakang air nya separuh aja sayang jangan banyak-banyak takut tumpah" sahut uncle lembut onyo pun segera ke kamar mandi untuk mengisi air dan mengambil sebuah kain lap di dapur nya uncle setelah ember itu terisi separuh onyo mengangkatnya dengan hati-hati "taruh situ aja koh" menunjuk sofa onyo pun meletakkan nya uncle menggendong thania "ayo nia tanggung jawab beresin ai ajarin ya" uncle dengan sabar mengajari thania mengelap sofa dan meja uncle yang di coret-coret oleh nya hingga akhirnya sofa itu kembali putih lagi dan uncle membawa ember itu ke dalam kamar mandi "ciii ayo mandi udah sore ayo uncle mandiin" teriak uncle dari kamar mandi cici pun menghampiri uncle "gak usah uncle ai bisa mandi sendiri kok ai kan udah besar" uncle hanya bisa tersenyum ponakan nya ternyata sudah besar dan bisa mandi sendiri "ya udah you mandi ya ai mau ngerjain kerjaan yang di kasih ayah" lembut uncle "oke uncle" menutup kamar mandi nya. Onyo hari ini ada program nyanyi jadi dia sudah pergi bersama om mike, uncle sedang berkutat dengan komputer nya sembari mengawasi si bontot yang sudah mulai aktif sesekali uncle harus mengelus dada karena tingkah nya "nia no no sayang" teriak uncle saat thania berusaha memanjat kursi nya "nanti you jatuh sayang" uncle pun menggendong nya dan memangku nya. Setelah thalia selesai mandi uncle memasak kan makan malam untuk mereka bertiga karena onyo sebentar lagi akan pulang "menu hari ini untuk cici udon untuk nia bubur dan untuk onyo sop rumput laut seperti yang di tuliskan oleh bunda" batin uncle tersenyum dan menaruh nya di meja makan "ayo cici nia kita makan yuk sembari nunggu onyo pulang" menggendong thania dan meletakkan nya di meja makan nya uncle mulai mengambil kan nasi untuk diri nya dan bubur untuk thania "sekarang berdoa dulu ya" mereka pun berdoa. Selesai berdoa mereka mulai makan tak lama suara mobil onyo ter parkir di halaman rumah uncle, cici yang mendengar mobil koko nya sudah di depan langsung berhamburan menghampiri koko nya "onyo" onyo pun menggendong cici dan membawanya masuk ke dalam. Uncle tersenyum melihat ke keromantisan mereka "sayang udah selesai shooting nya gimana lancar kan" onyo hanya mengangguk tanpa berkata sepatah kata pun "kenapa ya onyo" batin uncle. Setelah makan onyo langsung masuk ke kamar dan merebahkan tubuh nya uncle pun menghampiri sang ponakan " Onyo you oke" teriak uncle dari luar tak ada sahutan dari dalam "mbak mbak" teriak uncle "ya pak" sahut mbak nur "tolong ambilin kunci cadangan kamar onyo dong" sahut uncle lembut "ini pak" uncle pun membukanya "onyo sayang nya uncle you oke" pintu pun terbuka onyo berbaring di balik selimut nya "onyo" mengusap punggung nya onyo onyo tak bergeming uncle membalik kan tubuh onyo "hmm seperti ini bukan onyo" batin uncle yang sensitif akan hal-hal gaib "hai ini siapa ya" lembut uncle "kenapa kamu masuk ke tubuh ponakan saya hmm" tanya uncle "ponakan kamu nakal" teriak nya "nakal nya kenapa bisa cerita"sahut uncle "onyo tadi sudah menduduki tahta ku di sana "menunjuk sebuah kursi " Keluar ya ini bukan tubuh kamu ini tubuh keponakan saya" ujar uncle penuh ketegasan setelah setengah jam bergulat dengan makhluk halus itu onyo terkulai lemah di pangkuan uncle, akhirnya uncle menidurkan sang ponakan di kasur nya "huh capek juga ya" batin uncle.
Pagi pun menyambut rumah uncle yang ramai karena Ketiga keponakannya sedang menginap menunggu sang ayah dan bunda yang akan menjemput mereka siang ini "onyo jangan ya nanti you jatuh" perhatian thalia ke onyo yang hampir saja jatuh ke kolam "ya cii" uncle hanya tersenyum melihat itu semua. Tak lama suara klakson mobil memecah kehebohan di rumah uncle "ayaaah bundaaaa" berhamburan memeluk mereka ayah langsung menggendong thalia sedang onyo di dekap nya dan mencium kepala sang putra dengan penuh kasih sayang. "Thank you jor udah mau bantuin gue urusin 3 anak ini" ucap ayah "you're welcome ayah udah tugas adek kan jagain mereka selagi ayah bunda nya gak ada di sini" ayah tersenyum.
Ayah, bunda thalia thania dan onyo meninggal kan sang uncle yang sendiri lagi sebelum pergi thalia dan onyo memeluk sang uncle dan mencium nya "ai sayang uncle" celoteh thalia "ai juga sayang uncle" ujar onyo uncle pun memeluk mereka satu persatu "ai juga sayang kalian kalian ponakan uncle yang ting-ting" mengecupi thalia dan onyo. Akhirnya mereka semuanya pergi meninggalkan rumah sang uncle onyo dan cici melambaikan tangannya "bay uncle nanti kita main lagi ya" thalia dan onyo menutup jendela nya mereka tidur dalam keadaan berpelukan.Mau lanjut vote & coment ya
Bay bay
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Teman
No FicciónBetrand Peto Putra onsu adalah anak asuh dari ruben & sarwendah meski bukan anak dari rahimnya betrand lahir dari cinta kasih mereka ya keluarga the onsu lebih tepatnya.