onyo operasi

256 12 3
                                    

"Kondisi betrand semakin hari semakin menurun pak kita harus melakukan operasi dengan segera kalau tidak maka nyawa anak bapak yang akan menjadi taruhan nya" tutur dokter membuat ayah menitihkan air matanya lalu menghapus nya. Setelah berbincang dengan dokter rujukan ayah kembali ke hotel untuk menemui bunda dan onyo ternyata onyo sudah tidur di dekapan sang bunda "gimana yank" tutur bunda mengelus pucuk rambut onyo "onyo harus di operasi bun kalau gak tumor di kepala nya semakin mengganas" jelas ayah membuat bunda berkaca-kaca "gak yaahh onyo gak mau operasi" teriak anak itu membuat bunda dan ayah refleks menatap nya "onyo takut jarum suntik ayah" rengeknya "dihh ada anak kelas SMA takut jarum suntik" gemas ayah melihat tingkah onyo bunda pun mendekap onyo ke dalam pelukan "onyo harus operasi ya sayang you gak mau bunda sad kan nyoo" merangkul onyo semakin dalam "ya deh bund onyo mau" jawab onyo dengan nada pasrah "nah gitu dong baru king nya ayah" mengecup kening nya onyo. Ayah pun menelfon seseorang sedangkan bunda menidurkan onyo di dalam dekapan tak lama suara onyo menjadi dengkuran harus ya anak itu tertidur di pelukan sang bunda "selamat tidur baby boy nya bunda" mengecup kening onyo sementara ayah menepi keluar untuk menelpon seseorang "hallo lo bisa gak nyusul ke sini besok jam 9 an jadi support system nya onyo" tutur ayah ke seseorang di seberang sana "baik koh adik bakalan kesana adek akan cari penerbangan paling cepat deh" jawab uncle lembut.
Skip keesokan pagi nya.
Sekarang onyo sudah berada di Koridor rumah sakit Singapura, operasi akan di mulai satu jam lagi onyo merasa jantung nya berdegup sangat kencang "ayyah onyo takutt" memegang erat tangan sang ayah " rileks nyoo kalau you takut gak akan berhasil operasi nya sayang" menenangkan hati onyo, onyo hanya mengangguk pelan mengiyakan sang ayah, sementara bunda hanya bisa ber doa untuk kesembuhan sang putra semoga operasi berjalan lancar doa itu seakan tak bosan di ucap oleh sang bunda. Satu jam berlalu dengan begitu cepat bagi onyo tapi tidak bagi ayah satu jam terasa lambat karena onyo harus segera di tangani "Sorry sir, Onyo's operation must begin immediately, take her to the room immediately, sir" ucap salah satu perawat yang mendatangi kamar nya onyo  "Please Sus, please do what is best for my son" ucap bunda yang mengerti apa ucapan sang suster sementara ayah hanya mengangguk-angguk seolah ia paham."Approximately how long does the operation take?"tanya bunda ke suster yang akan membawa onyo ke ruang operasi "around 3 hours" Jawab suster yang semakin mendorong onyo ke ruang operasi. Onyo sudah tertidur dalam obat bius kenapa bisa berhasil karena ayah sudah memberikan dukungan penuh untuk onyo melalui pelukan hangat yang anak itu dambakan dalam pelukan tanpa ia sadari suster telah menyuntikkan obat bius ke dalam tubuh nya. Onyo sekarang sudah masuk ke dalam ruang operasi/operation theatre ayah sedari tadi mondar mandir tak jelas kemana hari sudah berganti malam namun sang dokter belum juga keluar dari ruangan operasi nya "kok lama ya yank" tanya ayah yang mulai cemas akan sang putra "sabar yang operasi memang memakan waktu lama inget gak dulu pas operasi lahirnya thania kan lama juga" jawab bunda menenangkan hati ayah yang sedari tadi gundah "ya" Jawab ayah singkat tanpa menoleh ke bunda bunda hanya menghela nafas berat. Akhirnya yang di tunggu tunggu pun tiba lampu di ruang operasi akhirnya mati ayah dan bunda sedikit bisa bernafas lega "terimakasih tuhan" batin bunda bersamaan dengan ruang operasi yang perlahan-lahan terbuka "How do you doc, are the results of the operation smooth?" tanya bunda dengan nada cemas "everything went well" bunda bernafas penuh syukur tak lama suara ranjang pasien onyo terdengar keluar dari ruang operasi tapi sang anak masih setia memejamkan matanya, mungkin pengaruh dari obat bius nya ayah mengusap kepalanya onyo dengan lembut dan halus "onyo cepat sembuh ya nak" mengecup kening onyo.
Skip kamar onyo (VVIP room) .
Onyo masih terlelap dalam tidur nya dan tanpa ia sadari ada seorang gadis kecil berusia sekitar 5 tahun yang duduk di tepi ranjang pasien nya dan mengusap pelan kepala nya " Onyo cepat sembuh cici kangen main sama kokoh "mengusap pelan kening onyo dengan penuh cinta
"Aaaaa" teriak sang baby yang mau ikutan "mau ikutan juga hah ya thania mau ikutan oke oke" mencium thania gemas, ayah pun membawa thania di pangkuan thalia dengan di pegang olehnya "kokoh cepat sembuh yah bilang dong thania" mengusap kepala thania sementara yang di tunjuk hanya bisa tersenyum gemas thalia pun menciumi sang adik dengan gemas sementara bunda hanya bisa menggeleng-geleng kan kepala. "Uncle diajak gak" tanya uncle lembut "siniii uncle" tarik tangan uncle, uncle tersenyum. Kini mereka semua sudah berkumpul di rumah sakit untuk mensupport onyo. "Cepet sembuh ya baby boy nya bunda" batin bunda "enggh" suara itu mengalihkan perhatian mereka "onyo sayang sudah bangun apa yang dirasain hah masih sakit kepalanya" tutur ayah "gak ayah I'm fine" jawab onyo membuat ayah bernafas lega bunda memencet tombol merah memanggil sang suster untuk melepas mesin EKG yang sedari tadi berdetak hanya untuk menunjuk kan bahwa sang anak baik-baik saja menunjuk kan bahwa sang anak masih berada di dunia ini bersama mereka. "Kapan onyo bisa pulang ayah" tanyanya pada sang ayah "sabar ya sayang setelah you sembuh total you pasti dibolehin pulang kok sama uncle dokternya" tutur ayah lembut ke sang putra, onyo hanya menganggukkan kepalanya.
Setelah satu minggu kini onyo sudah kembali ke rumah bermain dengan sang adik "onyoo geliii hahaha" tawa thalia mengudara sang adik tertawa lepas bersamanya saat ini onyo terus menggoda sang adik sampai sang adik bahagia di dalam di dekapannya. Tak terasa senja di ufuk berganti tugas dengan sang rembulan di malam hari waktunya prince&princess onsu tidur kini onyo sudah berada di kamar nya memandang foto keluarga nya yang menampilkan ayah, bunda thalia & thania.
"terimakasih untuk semuanya terimakasih untuk cinta kasih kalian yang kalian berikan ke onyo tanpa kalian semua onyo bukan lah apa-apa kalian adalah alasan untuk onyo tetap bertahan hidup sampai saat ini Terimakasih ayah, bunda, cici thalia dan thania untuk semuanya" Kata-kata itu selalu ia ucapkan sebelum menutup mata dimalam hari untuk menjemput mimpi indah "semoga onyo memimpikan kalian semua" mengecup foto keluarganya akhirnya anak itu tertidur dengan memeluk foto keluarga.

Mau lanjut vote & coment ya see you bay

Lebih Dari TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang