Bab 18

3.2K 213 7
                                    

Pagi ini harusnya jadi pagi yang tenang dan menyenangkan bagi shani, karena hari ini dia hanya ada jadwal siaran malam jadi pagi ini shani ingin menikmati waktu senggangnya dengan bersantai di kosan.

Tapi sayang harapannya sirna karena sang kaka mengunjunginya di pagi hari ini yang membuat shani tidak bisa menikmati waktu santainya sendirian. Entah apa yang membuat kakanya di pagi yang terbilang pagi buta ini dirinya sudah berada di kosan shani kalo bukan kaka sendiri udah shani tolak mungkin

"kamu ditanyain papa tuh" ucap sang kaka

"hmm" shani hanya berdehem sebagia jawaban karena kini shani sedang fokus membaca buku sedangkan sang kaka duduk di sofa kamar shani di depan tv.

"masih belum nyerah?"

"ka, shani udah gamau bahas ini"

"tapi papah terus bahas shani, lagian umur kamu juga semakin bertambah dan papah juga makin tua, perusahaan yang di jogja juga harus segera kamu ambil alih"

"ck ka, shani gak bisa gitu ajah ninggalin ini semua, lagian shani juga masih enjoy ngejalanin semua nya"

Sementara sang kaka hanya menghela nfasnya, memang susah sekali membujuk adiknya ini karena memang keras kepala shani menurun dari sang papa yang juga sama-sama keras, bahkan dirinya dan sang bunda harus ekstra sabar menghadapi mereka berdua.

"sebenarnya kamu bukan gamau ninggali kerjaan kamu kan? Tapi kamu gak mau ninggalin seseorang disini kan?"

"maksud kaka?" tanya shani yang kali ini mengalihkan pandangannya pada buku untuk menatap kakanya yang kini juga menatapnya.

"jangan pikir kaka gatau, antara kamu dan gracia"

"gracia tidak ada kaitannya dengan masalah ini, terkait aku dan gracia biar jadi urusan aku"

"shani kamu adik kaka, kaka kenal kamu dari kecil dan kaka tau persis hubungan apa yang kalian jalanin"

Shani menghela nafas panjang "kaka gak berhak ikut campur ka, ini urusan pribadi shani"

"papah gaakan setuju shan, cepat atau lambat kamu harus mengakhiri semua nya sebelum papa tau dan bertindak"

Shani sudah kehilangan minat membacanya karena omongan sang kaka, benar-benar kakanya ini sukses menghilangkan mood pagi shani yang bagus.

"ka ve kalo kesini Cuma buat shani pusing, mending pulang ajah deh"

Sementara veranda hanya menghela nafas ikut pusing dengan kelakuan adik satu – satunya ini.





******

Uhukk uhukkk

Uhukkk uhukkkk

"mangkanya es terosss sihhh" sindir marsha.

"dipikir gue anak kecil apa digituin" ashel merotasi matanya.

"lagian udah tau mau batuk masih ajah lo minumnya es terus"

Ashel memilih untuk memejamkan matanya daripada meladeni omelan teman sekamarnya ini yang membuat nya semakin pusing. Ia tadi subuh sekitar jam 4tan ashel ngerasa pusing yang hebat dikepalanya dan juga badannya tiba-tiba menggigil awalnya ia enggan membangunkan marsha, namun setelah setengah jam bergulat dengan egonya ashel akhirnya menyerah dan memanggil marsha untuk membantunya. Marsha sendiri langsung panik ketika melihat ashel yang pucat dan badannya panas, ia berinisiatif untuk mengopres ashel dan memberi obat yang mereka biasa stok di kamar, marsha juga berinisiatif menghubungi cindy walaupun dasarnya bukan dokter mungkin cindy bisa sangat membantu.

Kosan BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang