26. Salah Paham

17 6 0
                                    

"Mawar memang indah, kelopaknya pun butuh waktu untuk mekar sempurna. Namun, jangan pernah memegang tangkainya, jika tidak ingin terluka. Begitu pula kehidupan, jangan pernah mengusik hidup orang lain, jika hidupmu tak ingin diusik kembali."_Ema.

Ema dan teman-temannya memutuskan untuk ke kantin. Setelah banyak berbincang-bincang, akhirnya suara bel yang paling ditunggu-tunggu berbunyi. Yaps, jam istirahat.

"Em..., gue boleh ikut kalian gak?" tanya Risa.

Ema itu orangnya mudah tersentuh, ia tidak tega melihat orang lain susah. Hal yang paling Galen dan teman-temannya benci, terlebih Arul. Lelaki itu pasti menyelidiki setiap orang yang ingin dekat dengan Ema. Bisa dibilang Arul adalah teman posesif.

"Boleh kok, kita semua ini teman. Berteman juga netral aja," ujar Ema.

Meskipun Risa teman sekalasnya. Arul tetap tidak suka melihat Ema dekat-dekat dengan gadis itu, karena dulu. Ia salah satu orang yang ikut-ikutan membully Ema. Namun, tiba-tiba sikapnya menjadi baik, Arul yang overtingkingan, tentu saja berpikir bahwa gadis itu punya niat buruk.

"Buruan lah, gak usah lama. Nanti kantinnya rame," cetusnya. Lelaki itu berjalan lebih dulu, meninggal teman-temannya yang lain.

Baru beberapa langkah, mereka berpapasan dengan Sonia. Sampai sekarang, Arul masih belum bisa menerima gadis itu dipertemanan mereka. Ketika yang lainnya sibuk berbicara, Arul hanya diam dan mengamati  mereka.

"Hai guys, boleh ke kantin bareng gak?" tanya Sonia.

"Boleh aja, yuk kantin bareng," balas Ema. Mereka pun berjalan, sesekali bertukar obrolan disepanjang perjalanan.

Sampainya di kantin, Arul tetap diam. Yang memesan makanan pun Galen, Roby, dan Diki. Sedangkan Arul dan Asep, menunggu di tempat duduk mereka.

Ema masih asik ngobrol, Arul pun sibuk dengan handphonenya. Tak peduli dengan keadaan sekitar, sedangkan Asep sibuk  tatap-tatapan dengan Ningrum. Dan Ema mengobrol dengan Sonia.

"Bosen banget sih gue," gumam Arul pelan. Ema yang disampingnya masih mendengar suara laki-laki itu. Gadis itu pun mengalihkan pandangannya.

"Ikut ngobrol sini," ajak Ema.

"Gak!" tolaknya.

Ema tahu, Arul sedang tidak nyaman. Dan ia tidak suka ada orang yang belum bisa ia terima. Arul salah satu orang yang memilih pertemanan, makanya temannya itu-itu aja. Karena dia yang tidak ingin berteman. Menurutnya, teman sedikit tak apa-apa, daripada banyak teman yang saling menjatuhkan satu sama lain.

"Ya udah, diam kalau gitu. Atau gak main geme aja deh," saran Ema.

Sebelum Ema menyarankan, Arul sudah melakukan hal itu. Di saat situasi tidak nyaman seperti saat ini, lelaki itu pasti bermain geme. Meskipun ia tidak terlalu mengerti bagaimana cara mainnya, karena selama bermain geme dengan ketiga temannya, ia selalu jadi anak bawang.

Cukup lama mereka menunggu makanan mereka datang, akhirnya. Pesanan itu datang, mereka pun segera melahapnya, mengingat jam istirahat di sekolah tidak terlalu lama.

Terlihat jelas, Arul tampak kesal saat Ema menyicipi makanannya. Bibirnya pun ia manyunkan ke depan. Aksi itu mendapatkan olok-olokan dari teman-temannya.

Semesta Kita Season 1 (End) Segera Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang