"Vi, you look so amazing today!" Fay memandang Vi dengan takjub. Hari ini Vi tampak sangat berbeda. Dia kembali mengenakan baju warna monokrom, bukannya baju dengan nuansa deep autumn yang dulu mereka beli bersama sesuai anjuran color stylist, tapi aura Vi begitu berbeda. Vi yang berdiri di depannya memancarkan aura penuh percaya diri tapi juga sedikit menggoda.
"Pretty?" tanya Vi sembari memutar tubuhnya seperti di panggung peragaan busana. "Gue nemu baju yang pernah gue beli tapi nggak pernah gue pakai karena kayaknya kok ketat banget. Tapi ternyata pas di gue, kan?"
"Vi!" Kedua sahabat itu menoleh ke sumber suara. Tampak seorang lelaki berjalan tergopoh mendekati mereka. "Lo mau pulang bareng, nanti? Rumah kita searah, kok."
"Sorry, gue bawa mobil hari ini." Vi tersenyum manis dan sepertinya senyuman Vi membuat lelaki itu terpana karena butuh beberapa detik sebelum dia sadar dan membalas senyum Vi dengan kikuk.
"Oh gitu. Kapan-kapan, mau makan siang bareng? Makan malam juga boleh." Lelaki itu sepertinya masih tidak mau menyerah untuk bisa bersama Vi. "Lo ada no kontak gue, kan? Kapanpun lo free, kasih kabar aja. Gue pasti langsung meluncur."
"Oke." Masih dengan senyum manis, Vi menggamit lengan Fay dan setengah menyeretnya menjauhi lelaki itu. Fay yang masih takjub dengan kejadian yang baru saja terjadi di depan matanya, sibuk berganti-gantian memandang Vi yang tampak tak peduli dan lelaki yang kini menundukkan wajahnya kecewa.
"Kapan lo jadi dekat sama Dion?" tanya Fay bingung. "Biasanya dia sering ledekin lo yang beda banget sama Hazel?"
Vi mengangkat bahunya tidak peduli. "Gue tadi ketemu pas dia lagi sama Hazel. Udah gitu entah kenapa dia malah ngejar-ngejar gue. Mungkin dia mau mencoba peruntungan dengan kembar yang lain."
"Wow." Fay bingung hendak berkata apa. Dion satu jurusan dengan Hazel di Manajemen, bukan di Akuntansi seperti Vi dan Fay. Selama ini, Dion dikenal sebagai penggemar Hazel dan selalu berusaha untuk mendapatkan hati Hazel. Melihat Dion yang tiba-tiba mengajak Vi pulang atau makan bersama, membuat Fay tidak tahu harus mendefinisikan kejadian itu sebagai apa.
"Vi!" panggilan lain kembali membuat langkah kedua sahabat itu terhenti. Tampak Adam dengan wajah sumringah mendekati mereka. Begitu melihat Adam, Vi tampak tersenyum sumringah.
"Miss you," ucap Adam singkat sebelum mengecup pipi Vi sekilas. Tentu saja hal itu sukses membuat Fay ternganga untuk kedua kalinya hari ini. Fay mengerjap-ngerjapkan mata sambil berpikir apakah dia masih berada di dimensi yang sama dengan kemarin.
"Adam!" Pipi Vi berseri-seri dan dirinya tersenyum lebar saat menatap Adam. Fay menelengkan kepalanya dan merasa ada yang berbeda di hubungan Vi dan Adam, tapi entah apa. Fay masih terbengong-bengong saat Adam dan Vi saling berbisik dan cekikikan bak remaja berdua.
Tidak lama, Adam melambaikan tangannya dan melangkah pergi. Sebelum pergi, sempat-sempatnya Adam mengecup punggung tangan Vi bak seorang aristokrat memberi salam kepada lady.
"What did I miss?" tanya Fay kebingungan. "Apa yang gue lewatin kemarin? Sepertinya kita baru nggak ketemu kemarin tapi kenapa sekarang banyak sekali hal baru?"
Fay mengacungkan telapak tangannya dan menghitung satu per satu dengan jarinya. "Bukannya lo baru kemarin bilang benci sama dia karena dia punya cewek lain? Bukannya lo bilang dia entah pacaran entah enggak sama Rosa? Makanya lo nggak mau terlalu dekat sama dia daripada dibilang pelakor? Bukannya lo yang bilang nggak mau masuk ke urusan cinta-cintaan atau PDKT sama cowok sebelum hati lo tenang?" Fay melontarkan pertanyaan yang sedari tadi berputar di benaknya saat melihat interaksi Adam dan Vi. Dia tidak habis pikir mengapa sekarang semuanya berubah.
![](https://img.wattpad.com/cover/345046361-288-k671486.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kecubung Wungu
HorrorDunia Violetta (Vi) hancur saat mengetahui Biru memutuskan hubungan dengan dirinya dan sudah punya kekasih lain. Saat pergi healing ke Yogya, Vi bertemu dan menjadi dekat dengan Sekar, perempuan tua yang tinggal di sebelah rumah sewaan Vi. Sekar men...