13 👼🏻

4.2K 190 34
                                    

KOMENNYA MANA HAYOOO CEFFAT CEFFAT😡














Sinar matahari mulai menyapa, Jisya terbangun dari tidurnya pada pukul 8 pagi. ia memang selalu bangun sepagi itu. bukannya tanpa alasan, tetapi ada banyak sekali pekerjaan yang harus dia lakukan pagi pagi. pertama ia harus berbelanja sayur di pasar yang letaknya tidak terlalu jauh dari sana, kemudian dia harus memasak sarapannya sendiri lalu setelah itu bersih bersih.

siang harinya, Jisya baru bisa berisitirahat. terkadang pada siang hari sang mama datang mengunjunginya untuk memberikannya makan siang dan mengajaknya makan bersama. Dara biasanya menemani anaknya sampai jam makan siang selesai kemudian kembali ke butik untuk melanjutkan pekerjaannya dan semua itu terus berulang setiap harinya sampai sampai menjadi rutinitas Jisya selama 2 bulan terakhir.

"Selamat pagi neng Jisya~"

sapa tukang sayur yang emang udah akrab banget sama Jisya karna langganan sayur sama dia.

"pagi juga pak ali" balas Jisya sambil tersenyum ramah pada pria yang diperkirakan memiliki usia seperti papanya namun lebih tua sedikit, dilihat dari ubannya

"hari ini mau masak apalagi neng?" tanya pak ali yang memang sering basa basi dengan Jisya

"tumis kangkung deh kayanya pak, lagi pengen banget soalnya" jawab Jisya yang tengah sibuk memilih milih kangkung

"lagi ngidam ya neng?" tanya nya lagi. pak ali tau Jisya hamil, bertemu setiap hari membuat Jisya jadi sering berbagi cerita dengan pak ali. ia bahkan menceritakan kehidupannya pada pak ali, bagaimana ia bisa sampai hamil dan menjadi seperti sekarang. pak ali lah yang menjadi pendengar setianya, Jisya bahkan merasa kalau pak ali itu sudah seperti ayah keduanya saking seringnya ia curhat.

"iya nih kayanya"

"sekalian ikan nila nya neng, tadi pagi baru aja datang di pasar ikan" tawar pak ali

"boleh deh pak satu ekor, sekalian tolong di bersihin ya" balas Jisya

"siap!"

"pak, bayamnya satu ikat, ayamnya satu ekor sama cabenya sekilo ya!" seorang ibu ibu tiba tiba saja datang lalu berdiri di samping Jisya

"sebentar ya bu" balas pak ali yang masih sibuk membersihkan ikan nila

"wah.. lagi hamil ya dek?" tanya ibu ibu itu saat tidak sengaja melihat perut Jisya yang besar

Jisya hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis pada ibu tersebut.

"keliatannya kamu masih muda banget, berapa umur kamu?" ibu itu lagi lagi bertanya. emang dasarnya sifat ibu ibu yang suka kepo, Jisya terima terima saja toh ibu itu cuman bertanya saja kan

"17 tahun bu" jawab Jisya masih mempertahankan senyumny

"17 tahun?! zaman sekarang ternyata masih ada ya yang hamil muda. dulu pas zaman ibu hamilnya malah umur 15 tahun, kamu kok bisa sampe hamil sih? di jodohin ya? dulu zaman ibu juga sering banget ada jodoh jodohan, ya zaman zaman siti nurbaya gitu dek" jelas ibu ibu itu yang malah bercerita tentang hidupnya

Jisya yang memang pada dasarnya pemalu pun hanya tersenyum kikuk mendengar pertanyaan dan cerita ibu ibu itu. kalau dia salah salah jawab, bisa bisa di nyinyirin nih pasti.

"suami kamu kerja? atau-"

"ini neng Jisya, ikannya" pak ali dengan cepat memotong pembicaraan ibu ibu itu sebelum dia nyinyirin Jisya

"sama kangkungnya jadi berapa pak?" tanya Jisya yang diam diam bersyukur karna pak ali langsung paham situasinya.

"semuanya 20 ribu neng" jawab pak Ali. Jisya pun langsung menyerahkan dua lembar uang sepuluh ribu kepada pak ali kemudian berpamitan
dan langsung pergi dari pasar.

accident baby ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang