tidak terasa, Jisya dan Vino sudah tinggal 1 minggu di kontrakan kecil itu. bertepan hari ini, Vino juga akan menghadiri acara kelulusannya. Jisya pun turut menemani Vino disana, sementara bayi mereka dititipkan kepada Dara.
"uwahh congrast kakak~" ucap Jisya dengan sumringah kemudian langsung berhambur kedalam pelukan Vino
Vino dengan senang hati langsung membalas pelukan sang kekasih. "makasih makasihh"
di acara kelulusannya, Vino hanya di temani oleh Jisya. papa dan mamanya tidak datang. sang mama bukannya tidak mau datang, tetapi papa nya kebetulan hari ini juga mengajak sang mama ikut ke singapura untuk menemaninya mengisi acara kampus disana.
"kak vino kerenn, karna jadi lulusan terbaik" kagum Jisya. memang gak perlu diragukan lagi otak seorang Vino Adytama.
Walaupun jarang ikut olimpiade, Vino itu tipikal anak pintar yang gak suka pamer kepintarannya. dia malah jadi anak bandel di sekolah, selalu melanggar peraturan, bandel ya kenakalan remaja pada umumnya. tapi kalau otak, jangan diragukan lagi, PR Jisya aja yang nyelesaikan si Vino. jadi gak heran lah ya vino jadi lulusan terbaik.
Kepintaran Vino ini bahkan membuat dia mendapatkan banyak tawaran untuk masuk ke berbagai kampus favorit di indonesia. Vino tidak perlu memusingkan soal kuliahnya, karna selain masuk jalur undangan dia juga diberikan beasiswa dari kampus. sekarang tinggal Vino saja yang harus menentukan pilihan dikampus mana dia akan berkuliah.
"maaf ya aku gak bisa bawain kak Vino apa apa" ucap Jisya sambil cemberut menatap Vino
"kamu aja udah cukup sayang" balas Vino seraya mengusap pipi Jisya
"hari ini kita nge date yuk! lama banget loh kita gak berduaan" ajak Vino bersemangat
dia rindu menghabiskan waktu berdua dengan Jisya. bukan waktu dikamar ya, maksudnya dia rindu menjalani kehidupan menjadi sepasang kekasih yang normal. jalan jalan, ngedate, makan, nonton seperti pasangan muda mudi seusia mereka.
sejak kehamilan Jisya sampai melahirkan, mereka tidak pernah lagi jalan jalan. Vino mewajarkan hal itu, lagipula kasian Jisya nya yang harus jalan jalan sambil bawa bawa beban di perutnya. Vino sih mau mau aja gendong, tapi ya kalo gendong terus bisa remuk badan dia.
harini Vino sudah berencana akan mengajak Jisya jalan jalan. dia akan membawa Jisya pergi seharian, menikmati waktu berdua yang sudah lama sekali tidak pernah mereka dapatkan. lagipula bayi mereka sedang berada di tangan yang tepat, yaitu berada dirumah orang tua Jisya, jadi seharusnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
"emangnya kita mau kemana kak?" tanya Jisya penasaran sekaligus sumringah. dia juga udah kangen banget jalan berduaan sama Vino
"nonton aja gimana?" tawar Vino dan dengan cepat langsung dibalas anggukan setuju oleh Jisya
baiklah kita tinggalkan dulu pasangan yang lagi kasmaran itu. kita beralih kerumah orang tua Jisya, dimana Dara sedang mengurus anak Vino dan Jisya. emang kedengarannya durhaka sih, tapi Dara sama sekali gak masalah ngurus cucunya. mumpung butiknya lagi libur karna renovasi, jadi dara cuman dirumah aja.
"anak siapa ini?" tanya Joni saat ngeliat istrinya lagi ngegendong bayi
"anak Jisya" jawab Dara tanpa melirik kerah suaminya
"ngapain bawa anak itu kesini? suruh aja orang tuanya ngurus sendiri. balikin!" suruh Joni yang terlihat jelas tidak menerima kehadiran bayi itu dirumahnya
"balikin balikin, dikira barang kali ya" kesal dara mendengar ucapan suaminya. Joni memang masih marah dengan putrinya, amarh Joni bukannya mereda tapi malah tambah parah. saking kesalnya dengan Jisya, Joni bahkan sampai membuang semua barang barang putrinya dan mengosongkan kamarnya. membuat Jisya seolah olah tidak pernah lahir di keluarga mereka
Dara merasa kemarahan suaminya itu sudah sangat kelewatan. tetapi mau bagaimana pun, kemarahan joni itu wajar, dara susah melarangnya untuk terus terusan marah karna putrinya memang salah disini. jadi, dia membiarkan joni menang dengan egonya ia akan lihat sampai mana joni akan mempertahan sikap keras kepalanya itu.
semoga saja dengan hadirnya bayi Jisya dirumah ini, setidaknya bisa membuat hati keras Joni melunak sedikit.
"intinya aku gak suka bayi itu ada disini" tegas Joni seraya menatap tajam kearah dara
"kenapa? apa salah bayi ini? bukannya kamu cuman marah sama Jisya? tapi kenapa bayi ini juga harus jadi korbanmu?" balas dara
"asal kamu tau, mau sekeras apapun kamu menolak bayi ini. dia tetep cucu kamu! dia anak Jisya! dan Jisya masih putri kita" sambung dara dengan nada yang tidak kalah tegas dengan Joni
"dia bukan putri kita. kita gak punya anak perempuan, kita cuman punya satu anak dan dia laki laki" tekan Joni
"mau sampai kapan kamu benci sama Jisya? terus saja mengelak, semua orang juga tau fakta nya" Dara menyeringai kemudian pergi meninggalkan Joni begitu saja
Joni hanya mendengus melihat kepergian dara, ia kehabisan kata kata dan sialnya apa yang istrinya itu katakan benar adanya. mau sekeras apapun Joni menolak Jisya sebagai anaknya, dia tetap anaknya, darah dagingnya.
dara meninggalkan Joni begitu saja dan pergi ke kamar untuk menangkan cucunya yang sedang menangis. tidak memerlukan waktu yang lama, bayi itu kini sudah tertidur di gendongan dara, perlahan lahan ia pun mulai menaruh bayi itu diatas ranjang miliknya. tidak lupa dara menaruh bantal dan guling di sekitarnya agar bayi itu tidak berguling dan terjatuh.
"kamu ngapain masih disini?!" tanya dara saat tidak sengaja berpapasan dengan Joni saat ia hendak keluar dari kamar
"nyari map biru. kamu ada ngeliat gak?" tanya Joni
"aku liat di atas meja kamar tadi" jawab dara kemudian hanya diangguki oleh Joni kemudian langsung masuk kedalam kamar, sedangkan dara pergi ke dapur
di dalam kamar, Joni niat awalnya hanya ingin mengambil berkasnya lalu keluar. namun saat melihat kearah ranjang, ia malah mendapati seorang bayi yang tengah tertidur pulas disana.
Joni mulia mendekat kearah ranjang untuk melihat bayi itu dari dekat. jika ia perhatikan, ternyata bayi ini benar benar mirip sekali dengan Jisya. Joni tidak mau membohongi perasaannya saat ini, tapi saat melihat wajah bayi itu, Joni langsung terbayang dengan wajah Jisya dan mulai merindukan putri kecilnya itu.
"bener bener mirip sama Jisya.." gumam Joni seraya mengusap usap pipi gembil bayi itu
usapan Joni ternyata berhasil membangunkan bayi itu. saat bayi itu mulai membuka matanya, Joni refleks menjauhkan tangannya. bukannya menangis, bayi itu malah tersenyum melihat Joni.
Joni yang melihat senyum itu seketika tertegun. bayi ini benar benar Jisya versi laki laki. "lucunya.." bisik Joni lalu kembali mengusap usap pipi bayi itu
sayangnya setelah Joni mengusap usap pipiny, bayi itu mulai menunjukkan ekspresi seperti hendak menangis, membuat Joni langsung panik bukan main.
"sst.. sstt no no don't cry"
bayi itu hampir saja mengeluarkan suara tangisnya, untungnya Joni dengan cepat menggendongnya dan mulai menimang nimang bayi itu di gendongannya. bayi Jisya yang memang pada dasarnya suka digendong itu pun tidak jadi menangis saat Joni menggendongnya. ia terlihat tenang sambil menatap Joni yang saat ini sedang tersenyum keadahnya.
"kamu bener bener mirip sama mama kamu. cengeng, terus sukanya digendong" kekeh Joni
tanpa Joni sadari, ada seseorang yang mengintip dirinya dari celah pintu. itu adalah dara, yang diam diam memperhatikan suaminya yang ternyata peduli dengan cucunya. dara merasa lega, bayi itu ternyata berhasil membuat suaminya luluh. ya setidaknya dara bisa tau kalau Joni sebenarnya masih sangat menyanyangi Jisya bahkan Joni juga sudah bisa menerima kehadiran cucunya.
kalian disini jangan membayangkan joni itu johnny nct yah. mereka kan seumuran😭
KAMU SEDANG MEMBACA
accident baby ✔️
Fiksi Penggemargaya pacaran Jisya dan Vino yang ngebuat mereka berakhir menjadi orang tua. "aku hamil? jadi didalam perut aku ada dedek bayinya dong kak?" -bahasa baku & non baku -lowercase -lokal -beberapa chapter mengandung🔞 cast: •Kim Taehyung as Vino Adytama...