30 👼🏻

3.3K 109 45
                                    

Vino tidak bisa mengingat apapun saat dia membuka matanya. memori terakhir di kepalanya adalah saat ia makan bersama sang papa setelah pulang dari kampus dan setelahnya ia lupa. Vino bahkan tidak ingat bagaimana dia bisa terbangun di dalam kamar asing ini.

Dan yang lebih parahnya lagi, ia bahkan tidak ingat kalau semalam ia tidur bersama seseorang. ia melirik kearah perempuan yang ada di dalam dekapannya, harap harap itu adalah Jisya namun ternyata.

"ANJING!"

Vino mengumpat. ia langsung mendorong tubuh perempuan yang tadinya sedang tertidur pulas sambil memeluk pinggangnya.

"UDAH GILA YA LO!" Vino membentaknya tanpa memperdulikan ringisan perempuan itu karena baru saja terjatuh dari ranjang. ia cukup kuat mendorongnya tadi hingga membuatnya terjatuh.

"Vino.."

"THANK GOD! GUE MASIH PAKAI DALAMAN TERNYATA" Vino memanjatkan syukur sebesar besarnya saat menyibak selimut yang menutupi tubuh bawahnya dan melihat ternyata ia masih mengenakan dalaman di bawah sana.

Vino cepat cepat turun dari ranjangnya memungut semua pakaiannya yang berserakan di lantai kemudian memakainya. ia kemudian beralih menghampiri Una dengan kilatan amarah.

"apa yang udah lo lakuin sama gue semalam hah?!" Vino tidak lagi memikirkan gender Una, dia dengan kasar langsung menarik paksa gadis berambut pendek itu untuk berdiri lalu mencengkram kedua pundaknya.

"JAWAB GUE ANJING!" Vino kembali membentak Una.

"k-kamu sama sekali gak inget apa apa Vino?" Raut polos una barusan membuat Vino bertambah kesal. kalau saja tidak ingat una itu perempuan mungkin dia akan langsung menonjoknya.

"gausah kebanyakan drama! gue yakin banget semalam kita gak ngelakuin apapun. gue masih pake celana, lo juga masih pake daleman. jangan coba coba nipu gue sat!" peringat Vino dengan penuh amarah.

"a-aku juga gak ingat.. hhiks!"

Vino tertawa remeh. "bisa bisanya lo pake cara licik kaya gini buat ngejebak gue. lo fikir gue bakal iba sama air mata buaya lo? jangan ngimpi!"

"vino.. aku mohon jangan tinggalin aku hhiks! a-aku rela jadi istri kedua kamu. a-aku rela kalau cuman jadi simpanan kamu. aku bener bener cinta sama kamu vino" mohon una yang saat ini masih terduduk dilantai menyatukan tangannya memohon pada Vino.

"DASAR GILA!" teriak Vino. bisa bisanya ada perempuan yang rela dijadikan yang kedua dan rela mengorbankan harga dirinya sendiri demi mendapatkan hati pria yang sudah beristri. kalau ada sebutan yang lebih buruk daripada 'perempuan murahan' mungkin itu adalah panggilan yang cocok untuk una.

"pokoknya kalau setelah ini terjadi sesuatu sama rumah tangga gue, lo! orang pertama yang bakal gue cari untuk tanggung jawab!" setelah memberikan peringatan kepada Una, ia langsung meninggalkan kamar hotel tersebut dan buru buru pulang kerumah.

Vino sempat melirik kearah jam tangannya yang kini sudah menunjukkan pukul 12 tengah malam. Jisya pasti sangat cemas menunggunya pulang. saat ia sampai ke tower apartemen mereka, Vino langsung menaiki lift untuk pergi ke unit nya.

saat ia sampai di depan unit apartemennya, Vino langsung masuk kedalam setelah mengetik password pintunya. ia berjalan sedikit mengendap endap masuk kedalam dan yang ia jumpai saat baru masu adalah lampu ruang tengah yang sudah di matikan menandakan istrinya itu kini sudah tertidur.

setelah selesai membersihkan dirinya sendiri, Vino langsung masuk kedala. Kamarnya dan mendapati Istrinya ternyata belum tidur. Takut takut, Vino mulai melangkahkan kakinya mendekat kearah Jisya yang saat ini tengah memainkan ponselnya sambil bersandar pada kepala ranjang.

"Kakak? Tumben banget baru balik" tanya Jisya yang sebenarnya sudah diam diam menaruh curiga pada suaminya.

"Maaf yaa-- tadi kakak abis ketemu sama papa"

Jisya mengkerutkan dahinya. "Sama papa nya kak Vino?"

Vino mengangguk. Tumben. Apa jangan jangan sekarang hububgan mereka sudah membaik? Kalau itu benar Jisya akan sangat senang karena hubungan ayah dan anak itu akhirnya kembali baik seperti semula.

"Kakak tadi ketemu papa dimana?" Tanya Jisya penasaran.

Vino pun mulai mendudukkan dirinya di samping sang istri. "Di resto seafood favorit kakak"

"Terus kakak ngobrolin apa aja sama om bara?" Jisya bertanya lagi

"Cuman nanya kabar. Basa basi doang"

Jisya cuman ngangguk ngangguk doang. "Kakak cuman ketemu sama om bara hari ini?" Lanjut Jisya

"I-iya" ragu ragu vino menjawab

"Lama juga ya" sindir Jisya

"Enggak gitu sayang. Tadi kakak sempet mampir makan dulu, terus macet juga dijalan. makanya lama" jelas Vino berussha membuat Jisya percaya. Ia terpaksa berbohong, bukan karena dia memang sudah berselingkuh dengan Una. Tetapi demi menjaga perasaan Jisya, Vino lebih memilih berbohong.

"Iya iya aku percaya kok" sahut Jisya membuat Vino tersenyum kemudian beralih memeluk tubuh kecil istrinya, sambil mendusalkan kepalanya pada ceruk leher Jisya.

"Sayang. Menurut kamu, kalau daddy bilang udah nerima pernikahan kita itu serius atau nggak?" Tanya Vino.

"Umm.. mungin" jawab jisya ragu. Jujur saja, saat dari awal vino mengatakan habis bertemu dengan ayahnya Jisya sudah tidak bisa mempercayainya.

Walaupun hubungan mereka pasti akan membaik dengab berjalannya waktu, tetap saja ini terlalu cepat menurut Jisya. Apalagi setelah Mengetahui watak angkuh mertuanya itu, membuat dia yakin kalau om bara gak mungkin mau berbicara duluan pada vino.

"Om bara yang ngajak ketemu tadi?"

"Iya papa yang ngajak. Tapi-- lewat Una. Kamu Tau aja kan gimana gengsinya papa"

Tuh kan! Bener tebakan Jisya. Ayah mertuanya itu gak mungkin mau ngajak langsung. Cuman Jisya gak pernah kepikiran kalau papa nya Vino malah minta tolong sama Una yang notabene nya cuman orang asing di keluarga mereka.

"Una.. masih tinggal dirumah kakak?"

Jisya sempat di ceritakan oleh Vino mengenai Una. Bagaimana dia dipaksa menikah, tetapi ia tolak mentah mentah hingga akhirnya vino memilih untuk kabur dari rumah demi bebas dari gangguan Una dan pernikahan tersebut.

"Kata mama masih. Dianya udah diusir tapi tetep gak mau pergi. Gak tau malu banget kan yang" jawab Vino yang memang udah jengkel banget sama si Una. Kalau aja gak ada larangan bunuh orang, mungkin una adalah orang pertama yang akan dia bunuh agar sang ayah tidak punya kaki tangannya.

"Dia cinta banget tuh sama kakak" kekeh Jisya. Lucu saja kalau suaminya itu diincar oleh banyak sekali orang.

"Tapi kan aku cintanya kamu yang" sahut Vino"

"Gombal" Jisya melirik sinis kearah sang suami.

Kedua pasutri itu saling diam satu sama lain sambil menatap kearah langit langit kamar. "Jis.."

Jisya menoleh kearah Vino.

"kalau ada sesuatu yang terjadi sama kita, kamu harus janji tetep sama sama kakak ya?" Vino mulai menatap sendu kearah istrinya.

"aku kan istri kak Vino, mana mungkin aku ninggalin kakak" balas Jisya yang kini gantian memeluk Vino.

Vino cuman bisa bales pelukan Jisya sambil terdiam memikirkan sesuatu. "iya sayang, semoga aja.." gumamnya di akhir kalimat.

Vino mulai merasakan gundah di hatinya, entah kenapa perasaannya merasa tidak enak sekarang. mengingat apa yang baru saja terjadi padanya dan Una membuat Vino merasa, sepertinya akan ada sesuatu yang buruk datang, tapi dia masih tidak tau itu apa. tapi semoga saja semua ini hanya kegundahaan Vino semata.


































siapa nunggu end? saya saya🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️

udah chapter 30 aja nih btw☺️

accident baby ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang