28 👼🏻

2.8K 113 23
                                    

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Vino selalu menjalani rutinitas hariannya seperti biasa tidak ada yang berubah walaupun mereka sudah menikah. pergi ke kampus, berangkat pagi pulang sore. sementara Jisya hanya di rumah mengurus buah hati mereka. tanpa keduanya sadari pun sekarang sudah mendekati akhir tahun, yang menandakan waktu sewa apartemen mereka akan segera habis.

Jisya bahkan belum memikirkan bagaimana nasib pernikahan mereka selanjutnya. mengingat Vino dan dirinya sama sama tidak memiliki pekerjaan membuatnya berfikir bagaimana cara mereka menyambung hidup. uang tabungan mereka pun
semakin menipis, karena digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. walaupun Vino selalu terlihat tidak pernah memusingkan masalah uang, Jisya tahu betul kalau tabungan suaminya itu menipis.

Jisya bisa saja meminta kepada mamanya, begitu juga dengan Vino. tetapi mereka berdua sudah sepakat untuk hidup menggunakan uang mereka sendiri. lagipula mereka juga tidak enak kalau harus terus meminta kepada orang tua mereka. lagipula ini adalah resiko yang harus mereka tanggung karena memiliki anak dan menikah di usia muda.

"HUAAAA.. MMMAAMAMAA"

Jisya yang tadinya sibuk mencuci piring pun langsung menghampiri anaknya yang tadi ia tinggalkan di depan ruang tv. Jisya sengaja meninggalkan anaknya disana agar dia mudah menjangkau Jino, kalau dia tiba tiba menangis seperti sekarang.

"astaga sayang~" Jisya sedikit terkejut saat melihat posisi Jino berubah dari terlentang menjadi tengkurap.

"HUAAA HOAAAA!!!" Jino semakin merengek karena dia tidak bisa kembali ke posisi sebelumnya. Jisya yang melihat anaknya kesulitan pun langsung membantu Jino untuk kembali berbaring.

Jino pun berhenti menangis setelah itu. Jisya kemudian memberikan empeng kepada anaknya sebelum Jino kembali menangis. ia pun kembali meninggalkan anaknya ke dapur untuk lanjut cuci piring.

"Sayang?"

Jisya menoleh dan mendapati Vino ternyata sudah pulang. ia melirik kearah jam dinding yang menggantung di dapurnya, dan ternyata masih pukul 2 siang. tumben sekali suaminya itu sudah pulang dari kampus.

"tumben udah pulang kak?" heran Jisya, kemudian langsung berhambur kedalam pelukan suaminya.

"jamkos yang. daripada di kampus, mending juga pulang kelonan bareng istri kan" vino membalas pelukan sang istri kemudian melayangkan satu kecupan mesra di kening Jisya.

pipi Jisya sontak memerah saat mendengar ucapan suaminya. "ish dasar!"

"mau jalan jalan gak?" tawar Vino

Jisya pun langsung menggelengkan kepalanya. "Katanya kakak mau kelonan" jujur saja, Jisya sebenarnya ingin sekali pergi keluar. tetapi mengingat mereka saat ini sedang berhemat, Jisya mengurungkan ke inginannya.

"Mau banget lah yang"

"Tapi kan kita udah lama banget loh gak ajak Jino jalan jalan, sekalian belanja bulanan. kebutuhan dapur udah pada habis kan?" tanya Vino

Jisya gak bisa berbohong, karena Vino rajin mengecek kebutuhan mereka. lagipula ini memang sudah waktunya mereka belanja bulanan, karena stok bahan makanan dan kebutuhan mereka mulai menipis.

"siap siap sana" suruh Vino

"eumm.. ntar aja deh kak belanjanya, kita ajak Jino jalan jalan aja" tolak Jisya

"iya iyaa sayangg" sahut Vino sambil tersenyum manis pada Jisya.

Jisya kemudian membawa Jino bersamanya masuk kedalam kamarnya untuk berganti baju. sementara Vino dengan sabar menunggu istri dan anaknya diluar. lalu setelah Jisya dan Jino sudah siap, keduanya pun akhirnya memutuskan untuk berangkat menuju ke Superindo untuk membeli kebutuhan mereka disana.

accident baby ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang