10 👼🏻

4.7K 188 17
                                    

Seharian Jisya tidak bisa berhenti menangis di dalam kamarnya sambil meringkuk diatas ranjangnya. Jisya bahkan sampai tidak masuk sekolah karena terus terusan menangisi Vino, sang mama pun juga terpaksa tidak bekerja demi merawat anaknya.

"mama.. hhiks- kak vino jahat" isak Jisya yang berada dibdalam pelukan sang mama

"sstt.. udah ya sayang kamu udah nangis dari tadi pagi loh. kasihan baby nya" ucap dara berusaha menenangkan anaknya. ia tahu betul bagaimana kesedihan anaknya. orang tua Vino tidak merestui Jisya, bahakn Vino juga tiba tiba saja menjauhi Jisya tanpa alasan yang jelas.

Dara ingin kembali mendatangi rumah keluarga bara wijaya untuk menemui Vino, tetapi ia urungkan. sudah cukup harga dirinya dan putrinya di injak injak kemarin. sekarang yang harus dia fokuskan adalah kondisi kesehatan Jisya dan cucunya.

"mama.. papa kapan pulang?" tanya Jisya dengan suara serak

"hari ini papah pulang"

Jisya termenung. "papa pasti bakal kecewa berat sama Jisya kan mah"

Dara tidak menjawabnya dan terus mengusap usap punggung putrinya. Dara bahkan butuh beberapa hari untuk menerima kenyataan, ia tidak bisa membayangkan seberapa marahnya sang suami yang sangat menyanyangi putrinya itu.

"nanti kita coba bicara baik baik yaa sama papa kamu. mama yakin papa pasti bakal ngerti" balas dara berusaha menghibur Jisya

Jisya mengangguk di dalam pelukan sang ibu. namun tiba tiba saja, rasa nyeri menyerang perutnya. Jisya langsung berkeringat dingin sambil mengerang memegangi perutnya yang terasa seperti di remas remas.

"mama.." lirih Jisya dengan mata berkaca kaca

"kenapa sayang? ada yang sakit?" panik Dara saat melihat raut kesakitan anaknya

"perut Jisya.. sakit" cicitnya

Dara yang melihat itu pun dekat cepat meraih ponselnya berniat menelfon dokter keluarga mereka. jarak rumah sakit dari rumah mereka cukup jauh, dan Dara tidak mau membahayakan anaknya jadi ia memutuskan untuk menelfon dokter ketimbang membawa anaknya sendiri.

"tahan ya sayang, ini mama lagi coba hubungin dokter richard" balas mama Dara sambil mengusap usap perut anaknya harap harap rasa sakitnya bisa berkurang

Jisya terpaksa menahan rasa sakitnya itu selama 20 menit sampai akhirnya dokter richard datang untuk memeriksa Jisya. saat dokter tersebut datang, Jisya sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri.

"dokter, anak saya kenapa?" tanya Dara cemas saat melihat anaknya pingsan

dokter richard mulai memeriksa keadaan Jisya dan juga kandungannya. "kandungan nyonya Jisya melemah. kehamilan di usia muda seperti sangat rentan, Jisya tidak boleh stress karena itu akan berpengaruh besar pada kandungannya" jelas dokter richard

"saya akan memberikan obat penguat kandungan dan vitamin setelah ini" sambungnya

"Jisya bakal sadar kan setelah ini dok?" Dara bertanya lagi

"tentu saja. dia cuman pingsan sebentar" jawab dokter richard

setelah itu, dokter tersebut berpamitan pada dara dan tak lupa juga ia memberikan obat penguat kandungan untuk Jisya.

tepat sesaat dokter richard dan Dara keluar dari kamarnya, mereka langsung berhadapan dengan Joni yang baru saja pulang. Dara menatap suaminya seakan ia habis melihat hantu, dan hal tersebut membuat Joni kebingungan.

"kenapa ma?- dokter richard kok ada disini?" heran Joni

"saya permisi dulu" dokter richard kemudian meninggalkan rumah mereka tanpa mengatakan apapun

accident baby ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang