18 👼🏻

3.5K 160 27
                                    

Kembali lagi kepada pasangan muda yang saat ini tengah menikmati kencan mereka dengan piknik di taman. setelah menonton film, Jisya tiba tiba saja ingin piknik. Vino tidak punya alasan untuk menolak, jadi dia hanya menuruti kemauan Jisya saja.

dan disilah mereka sekarang, tengah berpiknik di tengah tengah rerumputan hijau ditaman. walaupun terkesan dadakan, piknik sederhana mereka berjalan baik. keduanya saling bertukar cerita sambil memakan roti selai buatan Jisya.

Vino yang kekenyangan pun, mulai membaringkan kepalanya di paha Jisya.

"Jadi, kak Vino udah mutusin mau kuliah dimana?" tanya Jisya yang mulai membawa Vino ke topik yang lebih serius

"gak tau, bingung. mau langsung kerja aja" jawab Vino seraya mendongak menatap Jisya

"sekarang kalau gak S1 bakal susah kerjanya" timpal Jisya

Vino mendengus. "kakak masih bisa kerja tanpa harus sarjana. lagian, kakak mana bisa ninggalin kamu berduaan doang sama baby"

"kakak jangan khawatir. kan ada masih ada mamah, sama mama tiffany" sahut Jisya seraya mengusap usap rambut Vino

"jadi menurut kamu aku harus kuliah yang?" tanya Vino dan langsung dibalas anggukan oleh Jisya

"oke kalau kamu mau aku kuliah. aku bakal kuliah di jakarta aja"

"kakak yakin cuman mau disini? bukannya kakak pengen kuliah di Jogja?"

Vino menggelengkan kepalanya. dia memang ingin kuliah diluar, awalnya. tapi sekarang keadaannya jelas sudah berbeda. kuliah di jakarta saja sudah cukup untuk Vino, Jogja terlalu jauh. ia tidak mau meninggalkan anak dan calon istrinya hanya berdua.

calon istri😏

"kakak gak bisa jauh jauh dari kamu sama baby"

"udah intinya, kalau kamu gak setuju kakak kuliah disini, mending kakak gausah kuliah aja sekalian" ancaman Vino membuat Jisya terdiam, kalau Vino gak mau kuliah sama sekali akan jadi lebih sulit untuknya mencari pekerjaan yang layak. tidak ada perusahaan yang mau menerima jika hanya lulusan SMA.

"yaudah semua keputusan ada ditangan kak Vino. aku mana bisa maksain, kan yang kuliah kakak" sahut Jisya yang akhirnya pasrah dengan keputusan Vino

"nah gitu dong. sebagai istri emang harus mendukung keputusan suaminya" balasan Vino seketika membuat pipi Jisya merona.

"istri gundulmu"

"heh mulutnya. aku nikahin beneran baru tau rasa kamu"

Jisya dengan cepat menggelengkan kepalanya. "gak mau!!"

"kenapa? anak udah, kita nya juga udah siap lahir batin. buat apa nunda nunda?" heran Vino yang kini sudah mendudukkan dirinya tidak lagi berbaring

"kak Vino. nikah itu gak cuman mikir hidup bersama, tapi kita harus mikir kedepannya. emang kak Vino sanggup jadi suami yang bertanggung jawab? jujur- aku sendiri belum bisa jadi istri yang baik untuk kakak" timpal Jisya.

"saat kita punya baby emang kamu siap jadi ibu? enggak kan?- kita sama sama belum siap sya. mau sampai kapan nunggu kamu siap? apa baby kita itu belum cukup jadi alasan untuk kita nikah?" tanya Vino dengan nada lembut.

Jisya terdiam. yang dikatakan Vino memang benar adanya. dia bukannya tidak siap, hanya saja Jisya takut tidak bisa menjadi istri yang sempurna untuk Vino.

"kamu mau kan nikah sama aku?" Vino beralih menggegam tangan Jisya sambil menatap gadis itu

Jisya membalas tatapan Vino kemudian mengganggukkan kepalanya sebagai jawabannya membuat Vino tidak bisa menahan senyumannnya yang akan merekah.

accident baby ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang