4 boys and 4 girls sedang berada di balkon kelas 10a yaitu kelasnya 4 Girls, saat ini masih istirahat pertama dan baru saja keluar.
"Fel, ikut gue yuk?" -raziq
"Kemana?" -fella
"Udah yuk ikut aja?" Ucap raziq menarik pergelangan tangan fella.
Fella dengan terpaksa mengikuti raziq, fella tidak tau kemana raqiz akan mengajaknya.
Setelah beberapa saat mereka sampai di sebuah tempat yang biasa fella dan raziq kunjungi bersama sahabat² mereka yaitu rooftop.
"Lo ngajak gue kesini? Kenapa cuma kita? Biasanya juga kita kesini sama yang lain?" -fella
"Ssstttt! Dengerin gue dulu ya?" Ucap raziq santai menutup mulut fella menggunakan telunjuknya.
"Gue ngajak lo kesini karena ada yang pengen gue omongin ke elo berdua!" -raziq
"Ke gue? Berdua?" -fella
"Iya fel, jadi fel sebenernya gue suka sama lo fel!" -raziq
"Suka ke gue? Gimana sih maksud nya?" -fella
"Iya fel, gue sebenernya udah suka sama elo dari sejak pertama gue liat elo di lapangan basket! Tapi gue selalu usil ke elo sengaja buat cari perhatian elo fel!" -riziq
"Makin hari kita makin deket, dan gue nggak bisa tahan lagi fel! Gue suka sama lo dan sayang sama lo lebih dari sahabat fel, gue cinta sama lo" -riziq
"Gue mau lo jadi pacar gue fel? Dan gue yakin lo juga punya perasaan yang sama ke gue fel, gue emang nggak bisa baca hati dan pikiran lo tapi gue punya keyakinan itu" -raziq
Fella terdiam tak menanggapi ucapan raziq, fella juga bingung harus bagaiamana menanggapi ucapan raziq bahkan fella tak mengerti dengan perasaannya sendiri saat ini.
Fella juga sayang dengan raziq namun fella tak mengerti apakah sayangnya dia pada raziq itu sebagai teman atau sebagai pasangan.
Yang paling membuat fella ragu adalah kejadian dirinya dengan rasya, fella takut itu akan terjadi lagi pada dirinya meski sebenarnya fella yakin raziq bukan orang seperti rasya.
"Sorry banget sebelumnya ziq! Tapi gue belum bisa terima lo jadi pacar gue! Lo tau kan gimana problem yang gue alami sama rasya? Itu membuat gue jadi trauma ziq, gue masih takut buat kembali menjalin hubungan! Tapi setidaknya kita masih bisa bersahabat kayak sekarang yang lagi kita jalani!" -fella
"Jadi lo nyamain gue sama rasya? Lo nganggep gue bakalan morotin elo kayak rasya? Jangan hanya karena satu laki² yang nyakitin elo, lo menyamaratakan semuanya yaa fell??!!" bentak raziq
"Gue nggak nyangka elo bisa berfikir kayak gini ke gue fel! Ternyata selama ini gue salah menilai elo" ucap raziq menunjuk² wajah fella.
"Bukan, bukan gitu maksud gue ziq!" -fella
"Terus apa?" Bentak raziq lagi
Mereka berbicara dengan nada tinggi akibat terbawa emosi, raziq tak pernah menyangka jika fella menganggap dirinya sama seperti rasya.
"Gue nggak masalah lo nolak gue kalo alasannya karena lo cuma anggap gue sahabat, tapi kalo alsannya karna lo takut gue porotin kayak rasya morotin elo! Sorry fel, gue laki² dan masih punya harga diri" ucap raziq berjalan pergi.
Raziq yang tak bisa lagi menahan emosinya lebih memilih pergi meninggalkan fella di rooftop untuk menuju ke kelasnya.
Sedangkan fella masih terpaku dengan apa yang telah terjadi dengan dirinya dan raziq, tak terasa air mata fella tiba² mengalir begitu deras.