Terlambat?

449 57 3
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡




"Mama mau bikin apa?"

"Butter cake."

"Ohh." Junkyu mengangguk, memperhatikan setiap bahan yang mamanya siapkan.

"Ada resep takaran nya gak maa?"

"Ada dong."

"Coba mana? Biar Kyu bantu takar bahannya."

"Wahh, beneran sayang?"

"Bener dong maa."

"Asik, nih yah !! Makasih ganteng."

Junkyu terkekeh, selalu dibuat geleng kepala oleh tingkah mamanya.

Dengan perlahan dan cekatan, Junkyu mulai menimbang setiap bahan. Menyamakan dengan jumlah resep, lalu menyusun setiap wadahnya.

"Wahh, hebat banget sih anak mama."

Lagi, Junkyu terkekeh saat mendapatkan usapan dibelakang kepalanya.

"Iya dong, Junkyu kan diajarin ibunya Yoshi."

"Oh ya? Wahhh, pasti lebih jago dari mama yah?" Puji sang mama, tanpa menatap tubuh beku anaknya.

Seolah benar-benar tak terlihat, mama masih asik membahas hal yang sama.

"Mama jadi iri deh."

Junkyu ngerjap. "Kenapa iri?"

"Ya kan ibu itu duluan yang kamu temenin di dapur, padahal kita serumah tapi baru kali ini kamu mau masuk dapur." Junkyu kembali diam.

"Tapi gak jadi iri deh, mama mau bilang makasih aja, soalnya salah satu anak ganteng mama bisa masuk dapur hehe."

Mama sibuk menyiapkan bahan sisanya, dia juga memberikan perintah baru pada sang putra.

"Udah sih maa, cuma nimbang bahan doang, gak ada istimewanya." Seru Junkyu, agak panas juga denger mamanya terus cuap-cuap.

"Loh, justru menimbang bahan mentah itu sangat penting. Kalo jumlahnya gak sesuai, kemungkinan gagalnya lebih besar loh. Dan ini hasil kamu benar-benar sesuai dan pas, mama makin bangga deh."

Junkyu tak lagi menggubris, sekarang tangannya melanjutkan pekerjaan untuk melapisi setiap loyang dengan kertas yang mama nya suruh.

"Wahh, liat !! Kerjaan kamu bagus semua loh, ih mama makin kepo deh sama ibu itu." Junkyu gak respon. "Eh ngomong-ngomong, ini Yoshi temen KKN kamu yang pernah ngajarin sikembar bukan?"

Junkyu makin diam, kepalanya menunduk. Sesekali bahunya ikut naik kala bernafas, tapi lebih sering terkulai lemas.

"Loh, kenapa sayang?" Tanya mama, yang seperti nya baru sadar dengan kondisi si anak.

Junkyu ngegeleng, dia cuma anteng mainin peralatan yang sudah dipakai.

"Kamu duduk aja sana !! Tunggu sampe mateng."

Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang