Jelas?

495 57 1
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡










Gak tahu, kepala Junkyu rasanya belum mau menerima keberadaan sosok didepan dia sekarang. Sedari selesai acara, papa menyuruh lelaki kepercayaan nya itu untuk membawa Junkyu pulang.

Jelas bukan kerumah orangtuanya Junkyu, tapi ke sebuah apartment mewah milik lelaki yang sudah dua tahun Junkyu tunggu.

"Masih belum mau bicara?"

Suaranya tetap sama, tatapan lembut dan raut ramahnya masih ada. Yang beda hanya aura? Lelaki didepannya, sekarang lebih terlihat tinggi dan sulit disentuh sembarang orang.

"Junkyu, saya minta maaf."

"Jelasin sejelas-jelasnya sekarang !!"

"Ini sudah larut."

"Kalo gitu anterin gue pulang !!"

"Tadi papa kamu sudah suruh saya bawa kan, ini sudah pulang."

"Tapi ini bukan rumah gue."

"Ini semua punya kamu, saya mati-matian ngikutin kemauan papa kamu, ya cuma demi kamu."

"Maksud lo?"

"Saya jelasin pelan-pelan yah, sekarang minum dulu biar lebih tenang !!"

Junkyu nurut, dia mengambil gelas itu tapi masih menatap Yoshi penuh selidik.

"Kali ini apa lagi?"

"Kalo gue minum ini, gak bakal tiba-tiba kepala gue pusing terus tidur sampe besok kan?"

Yoshi terkekeh, bahkan renyahnya kekehan itu seolah tidak pernah basi ditelinga Junkyu.

"Kamu selama dua tahun ini, kebanyakan nonton drama atau apa?"

"Nonton azab gue."

Kembali, gelak candu milik Yoshi Junkyu nikmati. Ia resapi dengan pelan, seolah enggan semuanya kembali hilang.

Selesai dengan air minum yang habis sekaligus, Junkyu kembali menyerahkan gelas itu.

"Buruan jelasin, sebelum efek obatnya bereaksi !!"

"Kamu ini, mana ada saya kasih obat."

"Udah buruan !!"

"Iya iya, sabar !!"

"Gak mau sabar."

"Hahaha." Yoshi mengusap lembut kepala Junkyu, lalu dia duduk disamping sosok indah itu.

"Kamu masih ingat pas kamu kabur dari rumah ibuk?"

"Gue gak kabur." Bantah Junkyu.

"Iya, enggak."

"Emang enggak ih."

Yoshi mengangguk mantap. "Iya saya percaya kok."

Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang