Hampa

441 53 1
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡







"Mama seneng deh tadi, rumah jadi rame banget hehe." Seru mama, ditengah acara makan malam.

"Lain kali ajak lagi mereka yah !! Biar kue-kue mama ada yang makan."

"Ya ampun maa, kan kita juga suka makan kue buatan mama." Ucap Jeongwoo.

"Tapi gak selahap Jaehyuk sama Asahi tadi."

"Kan bosen tiap hari liat itu ma."

Dua saudara nya melirik Haruto horor, sedangkan yang ditatap masih asik ngunyah tanpa sadar dengusan mama nya.

"Ruto jujur, gak usah marah ma !!"

"Udah ih." Jeongwoo nepuk paha kembarannya.

"Sudah-sudah !! Lanjut makan." Seru papa.

Junkyu yang emang sedari tadi tetap ngunyah, dia sesekali bereaksi dan merespon ucapan yang lain.

Tapi siapapun bisa melihat jelas perubahan sikap Junkyu, lelaki itu sekarang lebih banyak diam.

Sikap cerianya hanya keluar dibeberapa waktu saja, karena selebihnya Junkyu lebih terlihat seperti manusia tanpa jiwa.

Hal itu juga tentunya disadari anggota keluarga yang lain, tapi emang mereka gak terlalu mempermasalahkan hal itu sih.

Toh setiap ditanya kenapa, Junkyu pasti akan menjawab hanya lelah. Emang bener, dia sekarang fokus pada kantor.

Yang asalnya terlihat malas-malasan, kini seolah tidak ada hal yang lebih menarik dari pekerjaan kantor.

Bahkan, saat Jihoon meminta antarpun, Junkyu menolak.

"Kak, jadikan nemenin Jihoon fitting baju?"

Tapi sialnya, kali ini Junkyu tidak bisa menolak. Karena emang hari ini libur, jadi Junkyu tidak punya alasan untuk menolak.

"Iya maa."

"Kapan berangkat nya?"

"Besok pagi kayaknya."

"Oh, sekalian aja kakak juga bikin baju buat kondangan nya."

"Bukannya jadi groomsmen yah?" Tanya Jeongwoo.

"Oh iya, biasanya udah dikasih seragaman."

"Emangnya kamu mau?" Tanya papa.

Junkyu mengangkat bahu. "Gak tahu."

"Yaudah, dipikirin dulu aja !!"

Junkyu cuma ngangguk, tidak ada lagi bahasan yang tercipta. Mereka membereskan acara makan malam itu, kemudian balik ke aktivitas masing-masing.

"Junkyu."

"Iya paa?"

"Untuk urusan di Jepang, papa jadinya kirim orang lain aja."

Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang