Nine.

65 12 1
                                    

Aku tidak punya siapa siapa. Aku disini sendiri, tiada yang menemani. Hanya aku seorang diri. Orang tau kalau aku ceria dan periang. Mereka tidak tahu apa masalah yang aku alami. Mereka tidak benar-benar tahu apa yang membuatku sedih.

Aku ingin seperti orang lain, ada ibu, ayah dan saudara yang lain. Aku ingin melihat wajah ibuku setelah sekian lama. Aku benar benar tidak pernah melihatnya lagi.

Ya Tuhan, pertemukanlah aku dengan ibuku.
Ya Tuhan, aku ingin bertemu ibuku. Cukup ibuku, itu sudah cukup untuk menghilangkan kesedihan ku. Aku rindu ibuku.

***

"Hei udah bangun?" ucap Dylan saat menyadari bahwa Aileen sudah bangun dari tidurnya.

"Sejak kapan aku tidur?" tanya Aileen bingung saat menyadari bahwa dia baru saja bangun dari tidurnya.

"Kamu tidur dari tadi siang."

Aileen membulatkan matanya kaget dengan jawaban Dylan. Dylan menatapnya dengan terkekeh. Aileen sedang menatap keluar jendela yang hitam gelap. Hanya gemerlap lampu di luar sana.

"Kokk bisa?" Aileen bertanya heran.

"Kebo sihhh," jawab Dylan yang tidak ingin membahas bahwa Aileen yang menangis hingga tertidur.

Aileen menerawang jauh sebelum ia bisa tertidur. Apa yang ia lakukan sebelum tertidur tadi siang. Bayangan saat dirinya menangis di dekapan Dylan pun muncul di pikirannya.

Aileen langsung tersadar ketika mengingatnya dan menyandarkan dirinya di sebelah Dylan.

"Ehm," Aileen berdeham canggung karena pikirannya sendiri.

"Apa ehm ehm? Pasti kamu laper,"

"Sok tau banget sumpah,"

"Perut kamu itu berisik dari tadi Ai,"

Dylan menunjuk perut Aileen yang berbunyi sejak Aileen tertidur. Aileen memalingkan wajahnya dengan malu. Lalu Aileen menatap Dylan sambil menyengir, yang berarti membenarkan perkataan Dylan tadi. Bahwa benar, Aileen merasa lapar sekarang.

'Mungkin ini efek setelah nangis terisak sampe tidur. Hahaha," Pikirnya.

"Makan sana,"

Aileen menganggukan kepalanya menyetujui perintah Dylan. Aileen berjalan ke arah meja makan. Masih ada soup yang tadi siang Dylan masak, dan ada tambahan McD disana.

Aileen lebih memilih makan McD yang ada, dan ia menyantap makannya dengan lahap. Usai itu ia kembali menuju sofa menghampiri Dylan yang masih duduk disana. Dylan bukan fokus pada televisi, tetapi Dylan malah fokus pada iPad di tangannya.

Aileen yang duduk di sebelahnya pun melirik apa yang sedang disibukan oleh Dylan.

Statistika Saham Perusahaan

Mata Aileen membelak saat membaca tulisan yang ada pada layar iPad itu. Beberapa grafik statistik dan tabel ada di layar itu. Dylan membacanya dengan fokus dan teliti disetiap naik turunnya grafik.

"Dylan," panggil Aileen.

"Hm?"

"Itu apa??" Tanyanya penasaran.

"Kerjaan,"

"Pr?" Perkiraan Aileen yang cukup bodoh pikir Dylan.

"Bukan,"

"Terus apa?"

Dylan meletakan iPadnya di meja dan menatap Aileen yang sedari tadi bertanya padanya. Bukan merasa terganggu karena Aileen banyak bertanya padanya, tapi Dylan memang sudah selesai dengan pekerjaannya.

"Kerjaan di kantor papa,"

Iya, Dylan sudah mulai membantu ayahnya ke dalam dunia bisnis. Bukan di paksa atau apa. Dylan memang sebagai pewaris perusahaan tambang yang dimiliki ayahnya. Dylan juga membantu bisnis perhotelan ibunya.

Aileen yang mengerti maksud Dylan, tapi masih mengeryitkan keningnya bingung.

"Ini cuma latihan sambil belajar kok,"

Aileen menatap Dylan penuh kagum.

"Gak usah kagum gituu, ini baru aja aku kerjain sejak ketemu kamu dan sejak aku dihukum,"

"Apa hubungannya sama aku dan kamu dihukum?"

"Ya karena accident waktu itu, aku di hukum, terus aku disuruh kayak gini. Karena sebelumnya aku gak pernah mau disuruh ngurusin hal kayak gini dan lebih memilih ngehamburin uang mama papa,"

Ekspresi Aileen berubah 180 derajat dari kagum menjadi menatap Dylan sengit.

"Yeuu dasar cowo hedon,"

PLETAK!

"AWW!"

Dylan menjitak dahi Aileen dan membuatnya meringis kesakitan.

"Aku udah berubah kok," ungkap Dylan.

"Berubah apa?"

"Gak ngehamburin uang lagi kayak dulu,"

"Kok bisa?"

"Sejak ketemu kamu," jelas Dylan tanpa ragu.

DEG!

Jantung Aileen berdetak seribu kali lipat dari biasanya. Dylan menatap Aileen yang sedang menatapnya tanpa berkedip.

"Se-sejak k-ketemu aku??" Tanya Aileen.

"Iyaa sejak ketemu kamu, aku dihukum gak boleh tinggal dirumah cukup buat aku kapok kok, aku kan gak bisa jauh dari mama,"

Aileen kembali menatap Dylan dengan sengit.

"Hih dasar cowo manjaa!" Ledek Aileen.

***

Hallooo my readerss!
Unedited, so sorry for typos.

P.s: i think for the next part, too.

Be EnamoredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang