Dylan melempar tasnya kesembarang arah. Hari ini cukup membuat kepalanya penat. Seharian ia bertemu dengan berbagai macam soal try out dan sebagainya. Dylan berbaring di tempat tidurnnya. Sejenak beristirahat dari segala aktivitasnya hari ini.
Sementara perkataan ibunya kembali terngiang dalam pikirannya.
"Bagaimana kabarnya?"
"Sejauh ini perkembangannya cukup baik ma, terakhir kemarin dia jatuh sakit."
"Kenapa bisa sampai begitu?"
"Kelelahan."
"Terus jaga kondisinya Dylan."
"Iya ma,"
"Malam ini mama terbang ke London untuk menemui ibunya."
Dylan terperanjat kaget.
"Mama akan menemuinya dan akan melihat kondisinya disana seperti apa."
"Hmm gituu, bahkan anaknya pun belum menemuinya ma setelah sekian lama,"
"Maka dari itu setelah kembali nanti mama mungkin akan membawa kabar untuknya."
Dylan mengangguk mengerti dengan perkataan ibunya.
Dylan memijat keningnya yang sedikit pening karena memikirkan hal itu.
Disisi lain, sama halnya dengan Aileen.
Aileen baru saja masuk ke kamarnya. Menaruh tasnya di meja belajar miliknya. Lalu mengganti seragamnyya dengan baju rumah biasa. Sama halnya dengan Dylan. Bahkkan tak kalah melelahkan dari Dylan. Hampir sama. Rasanya ingin muntah saat berhadapan dengan soal soal try out yang memusingkan. Cukup memuakan. Rasanya Aileen ingin cepat menuntaskan semuanya agar semuanya cepat usai. Tidak perlu lagi memusingan tentang pelajaran.
Aileen memutuskan untuk mandi untuk melepas penatnya. Mungkin saja dengan mandi dapat menghilangkan penatnya dan membuat dirinya kembali fresh. Saat ingin melangkahkan kakinya masuk ke kamar mandi. iPhonenya berdering yang membuat langkahnya terhenti saat mendengar deringannya. Aileen meraih ponselnya itu yang tergeletak di meja rias miliknya.
Dylan.
"Hallo?"
"Hai,"
Aileen tersenyum mendengar suara Dylan yang sudah lama ia tak mendengarnya.
"Ada apa?"
"Kamu lagi apa?"
"Baru aja pulang, ini mau mandi,"
"Oh gitu, kalo gitu cepet sana mandi. Nanti aku jemput,"
Aileen hampir saja meloncat kegirangan saat Dylan bilang akan menjemputnya.
"Beneran? Mau kemana?" tanya Aileen.
"Ada deh,"
"Hih bikin kepo aja,"
"Yaudah sana mandi, aku juga mau mandi,"
"Oke boss!"
Aileen mengakhiri sambungannya dan melanjutkan langkahnya ke kamar mandi yang sempat tertunda.
***
Tin... Tin...
Bunyi klakson mobil itu membuyarkan Aileen yang sedang duduk di lobby apartmentnya dan terfokus pada iPhonenya. Aileen segera melangkahkan kakinya menuju sumber suara klakson mobil itu yang tak lain dan tidak bukan adalah mobil milik Dylan. Aileen masuk kedalam mobil setelah memastikan bahwa itu benar-benar mobil Dylan.
"Huaa akhirnya kita ketemu," ucap Aileen menatap Dylan sambil mengembangkan senyumnya. Dylan merentangkan tangannya dan disambut dengan Aileen. Mereka berpelukan melepas rindu masing masing. Setelah cukup lama mereka tidak bertemu karena kesibukan masing-masing. Sampailah pada hari ini mereka bertemu.
"Kita mau kemana nih?" tanya Aileen antusias saat Dylan mulai melajukan mobilnya membelah jalan raya dengan gemerlap lampu di malam hari.
"Mau ke rumah aku." Dylan menjawab pertanyaan Aileen.
Aileen mengerutkan keningnya bingung. Tak biasanya Dylan mejemputnya untuk ke rumahnya dengan mobil. Biasa kalau hanya ingin ke rumahnya ia hanya mejemputnya dengan motor.
"Ke rumah kamu?" Tanya Aileen meyakinkan jawaban Dylan.
"Iya, kenapa?" Dylan menatap Aileen dengan ekspresi bingungnya.
"Tumben pake mobil," ucap Aileen heran.
Dylan terkekeh melihat Aileen yang mengira bahwa ia akan membawa ke apartemennya yang biasa ia ketahui. Namun sepertinya perkiraannya meleset.
"Emang rumah yang mana?" tanya Dylan.
Pertanyaan itu malah membuat Aileen semakin bingung. Aileen hanya mengedikkan bahunya untuk menjawab pertanyaan Dylan yang sudah pasti ia tidak tau jawabannya.
Dalam perjalanan mereka membicarakan tentang kegiatan mereka di sekolah masing-masing. Kejadian-kejadian apa saja yang menarik bagi menreka untuk di ceritakan.
Mereka tidak menyangka bahwa ujian nasional sudah tinggal beberapa hari lagi. Sebelum mereka benar-benar memfokuskan diri. Di hari luangnya ini mereka memanfaatkan untuk pergi bersama.
Perjalanan yang hampir memakan waktu 1 jam itu pun akhirnya sampai pada tujuannya. Ternyata rumah Dylan jauh juga dari sekolahnya. Daerah ini benar benar asing untuk seorang Aileen.
Mobil Dylan masuk ke dalam sebuah pekarangan rumah yang luas. Dengan pintu gerbang yang terbuka otomatis. Mobil itu terparkir manis di pelataran rumah Dylan yang megah.
Aileen melihat bangunan bergaya classic modern yang megah di depannya. Aileen mengedarkan pandangannya pada rumah yang membuatnya kagum itu.
"Ini rumah orang tua aku,"
***
Hallo readers!!
Hayoo gimana ceritanya? Makin ancur kah? Atau makin pada penasaran? hihihi. Maaf yaa sejauh ini kalo masih banyak typo.
Ayooo readers, jangan lupa tinggalkan vote dab comment kalian!!!! Kasih aku inspirasi dan ide gila buat ngelanjutin cerita ini oke!!
Thankss,
Jessie.
![](https://img.wattpad.com/cover/41144794-288-k773843.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Enamored
Teen FictionThe moonlight that shines on us is always the same I'm still lost in your orbit I can do this all night long Because wherever I am, me without you is just half. "You were an entire story to me, I was nothing but a sentence to you." -A "Because I bro...