Pintu itu tiba-tiba perlahan terbuka dengan sendirinya. Seolah ada seseorang dari dalam yang membukanya. Aileen melangkah mundur dan menatap takut pintu itu. Aileen terus memperhatikan pintu itu dengan cemas. Menanti siapa yang membuka pintu itu. Berharap wujudnya tertangkap dalam indra penglihatannya. Seorang bertubuh pendek mengintip di balik pintu itu. Menatap Aileen tepat di matanya.
Ya tuhan.
Itu benar seorang anak kecil.
Detik berikutnya,
1...
2...
3...
"AAAAAAAAA!!!"
Dylan yang mendengar jeritan Aileen pun langsung masuk ke kamarnya melihat keadaan Aileen.
"Hei Aileen, kamu kenapa?"
Dylan menatap Aileen yang menutup wajahnya dengan telapak tangannya tanpa celah. Dapat dipastikan kalau Aileen benar-benar takut. Sebenarnya Dylan ingin tertawa melihat tingkah Aileen. Gadis itu benar-benar menggemaskan untuk Dylan.
Perlahan Dylan menarik tangan Aileen yang menutupi wajahnya. Aileen masih memejamkan matanya walau tangannya tidak lagi menutupi wajah cantiknya.
"Ai gak ada apa-apa,"
Dylan meyakinkan Aileen untuk membuka matanya. Sebelumnya Dylan sempat tersenyum jahil dengan anak perempuan kecil yang sekarang sudah berada di sebelahnya sekarang.
Aileen membuka matanya perlahan dan menatap Dylan.
"Halloo!" Aileen membulatkan matanya ketika ada seorang gadis kecil sedang bergelayut di kaki Dylan. Aileen sempat terlonjak saat melihat gadis kecil yang sudah membuatnya menjerit ketakutan itu.
"Ini adik aku Ai, gak usah takut gituu," Aileen mengerutkan keningnya menatap Dylan dengan penuh tanda tanya.
"Ayo Starsya, kenalkan dirimu." Ucap Dylan pada gadis kecil yang menggemaskan itu. Aileen menatapnya gemas. Lucu. Imut. Rambutnya panjang. Matanya bulat besar namun juga terlihat sipit. Hei, mata itu seperti milik Dylan, batin Aileen. Pipinya gembul. Kulitnya putih bersih. Itulah gambaran gadis itu yang Aileen dapat.
"Hai kak Aileen," Aileen mensejajarkan dirinya dengan gadis kecil berumur sekitar 5 tahun itu.
"Hallo Starsya," sapa Aileen sambil mencubit gemas pipi Starsya gemas.
"Itu adik aku Aii," Aileen mengangguk. Dylan belum pernah menceritakan apapun tentang adiknya pada Aileen.
"Ohh, aku pikir itu anak kamu," jawab Aileen asal.
PLETAK
"AWW!!" Aileen meringis ketika Dylan mendaratkan jitakannya di kepala Aileen. Aileen memegangi kepalanya.
Starsya terkikik melihat tingkah kedua orang yang ada dihadapannya saat ini. Kemudian Aileen membalasnya sambil tersenyum.
Ternyata pintu tadi adalah pintu yang menghubungkan kamar Dylan dengan kamar Starsya. Pantas saja. Sepertinya Dylan belum puas mengerjainya ya.
Starsya bilang kalau kakaknya itu, alias Dylan. Sering sekali bercerita tentang dirinya. Ya tentang Aileen. Entah Aileen harus percaya atau tidak. Tapi anak kecil tidak mungkin berbohong bukan? Yang jelas perkataan Starsya mampu membuatnya melayang jauh ke atas sana. Entah kenapa.
Starsya bilang kalau Dylan mengagumi Aileen sejak awal bertemu. Starsya juga bilang Dylan menyukai wajah Aileen yang cantik dan manis. Dylan hanya menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal. Merasa kikuk dan malu saat Starsya mengatakan itu semua. Disadari atau tidak wajah Aileen sudah bersemu merah dan memanas. Anak kecil ini benar- benar pintar berbicara rupanya.
Starsya sangat menyukai Aileen. Begitu pun dengan Aileen, ia menyukai sifat Starsya yang menggemaskan. Mereka mudah sekali dekat satu sama lain dalam perkenalan singkatnya. Aileen mudah sekali membuat Starsya tertawa kencang karena ulahnya. Bercanda membuat keduanya tidak berhenti tertawa. Sampai akhirnya Starsya terlelap nyenyak.
Aileen memang menyukai anak kecil. Jadi ia tak pernah bosan bermain dengan anak kecil. Baginya Starsya itu lucu dan sifatnya menggemaskan dan juga sedikit cerewet. Wajar saja anak perempuan seperti itu.
Dylan tersenyum melihat kedekatan Aileen dengan Starsya. Andai saja benar seperti apa yang Aileen katakan. Starsya adalah anaknya. Dan Aileen adalah ibunya yang berarti istrinya. Hah, bisa ia jamin kehidupannya sangat bahagia. Dylan tersadar dari khayalan gilanya itu. Aish, apa yang kau pikirkan Dylan. Dylan merutuki dirinya sendiri. Namun hal itu tak menghapus senyumnya yang mengembang. Oke, Dylan mulai terserang penyakit jiwa sepertinya.
"Hei, kamu apain Starsya bisa sampe tidur?" Tanya Dylan pelan hampir seperti bisikan. Aileen masih menatapi wajah polos Stasya yang sedang tertidur.
"Aku kasih obat tidur." Jawabnya lagi lagi asal. Aileen masih kesal dengan Dylan. Hari ini Dylan sudah berhasil mengerjainya.
Dylan membelakan matanya mendengar jawaban dari Aileen. Lalu menatap Aileen menuntut penjelasan.
"HAHAHA, bodoh! Gak mungkin lah," Dylan menghela nafasnya lega mendengar perkatannya Aileen yang tidak benar itu. Aileen hanya terkekeh melihat ekspresi berlebihan dari wajah tampan milik Dylan itu.
Setelah Aileen berhasil membuat Starsya tertidur di kamarnya. Dylan dan Aileen melanjutkan acara mereka berdua. Kini mereka berada di ruang keluarga. Mereka berdua duduk bersampingan di sofa. Melihat acara serial comedi televisi. Tak jarang mereka tertawa karena tingkah konyol dalam acara tersebut.
Aileen menyandarkan kepalanya di bahu Dylan. Sungguh ia nyaman dengan posisi seperti ini. Dylan sepertinya mendapat kesempatan dari Aileen. Melihat Aileen yang menyandarkan kepalanya dibahunya, Dylan melesupkan lengannya di belakang kepala Aileen. Membuat Aileen bersandar di dada bidang milik Dylan.
Dengan jarak sedekat ini. Tentunya Aileen tidak tuli untuk mendengar degup jantung Dylan yang berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya. Aileen tersenyum merasakan getaran itu. Dylan mengelus rambut Aileen yang tergerai.
Ya tuhan ini lebih nyaman dari posisi sebelumnya, biarkan tetap seperti ini. Batin Aileen. Dylan pun selalu nyaman kalau Aileen selalu berada dalam jangkauannya. Biarkan seperti ini sampai pagi, batin keduanya.
Lama dalam posisi yang saling menyalurkan ketenangan dan kenyamanan itu. Tanpa sadar Aileen memejamkan matanya dan tertidur nyenyak di dekapan Dylan. Dylan menyadarinya saat tak ada pergerakan dari Aileen. Dylan pun beniat menyusul Aileen memasuki alam mimpinya tanpa berniat mengubah posisinya. Sebelum Dylan benar-benar terlelap, ia mengecup puncak kepala Aileen.
***
Hallo hallooo!! Kembali lagii! Yeay part 19!! Duh maaf banget nih kalo makin jelek dan aneh kesininya. Maaf kalo typo bertebaran.
Author tetep nunggu kritik dan saran kalian lhoo!!
Jangan lupa vote dan comment.
Thanks!!!
❤❤❤❤❤❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Be Enamored
Teen FictionThe moonlight that shines on us is always the same I'm still lost in your orbit I can do this all night long Because wherever I am, me without you is just half. "You were an entire story to me, I was nothing but a sentence to you." -A "Because I bro...