Mereka bertiga, Aileen, Rio, dan Nindy berada di ruang tamu apartment milik Aileen.
Aileen sedang membuatkan minum untuk teman-temannya itu. Aileen menaruh minuman itu di meja.
"Rencana kalian mau apply universitas dimana?" Tanya Aileen.
"Kalo gue sih mau apply di Ausy,"
"Kalo lo Rio?"
"Mm, gue di Indonesia aja kali yaa, mungkin di UNJ atau UI. Kalo lo sendiri Ai?"
Aileen mengedikan bahunya.
"Belum tau nihh,"
"Kok belum tau sih Aii?"
Dering telepon dari iPhone Aileen mengalihkan perhatian mereka. Aileen meraih iPhonenya cepat yang berada di atas meja.
"Mm, gue angkat telepon dulu yaa," Aileen berjalan melangkah masuk ke dalam kamarnya.
Biasanya Aileen selalu membicarakan atau menceritakan hal apapun yang ia alami kepada dua sahabatnya itu. Namun, entah kenapa Aileen tidak ingin membicarakan tentang Dylan pada mereka. Untuk saat ini, baru kali inilah ia menutupi sesuatu dari sahabatnya. Seolah tidak ingin sahabatnya itu tau tentang kedekatannya dengan Dylan. Entah apa alasannya ia menyembunyikan hal itu dari sahabatnya.
Rio dan Nindy saling memandang Aileen dengan mengerutkan kening mereka. Keadaan diantara Rio dan Nindy seketika berubah menjadi hening dan canggung.
Di kamar, Aileen menerima teleponnya.
"Hallo Dylan?"
"Ai? Kamu udah pulang?" Terdengar suara Dylan di seberang teleponnya.
"Udaaah, kenapa?"
"Udah makan?"
"Belumm," Aileen menggeleng dibalik teleponnya.
"Kenapa belum? Aku bawain kamu makanan ya,"
"Eh gak usahh, di sini ada temen-temen aku, lagi belajar bareng. Kamu udah pulang?"
"Aku udah pulang nih, tadinya mau bawain makanan buat kamu,"
"Hm gak usah, kamu langsung pulang ajaa, istirahat. Aku gampang nanti makan sama temen-temen."
"Okee, belajar yang bener yaa."
"Iyahh,"
"Byee,"
"Byeee."
Aileen menyudahi teleponnya dengan Dylan dengan tersenyum. Sementara di luar sana Rio dan Nindy tidak lagi tenggelam dalam kecanggungan. Mereka malah bercanda bersama.
Aileen menghampiri mereka yang sedang tertawa bersama itu. Aileen duduk di sebelan Nindy.
"Telepon dari siapa Ai?" Tanya Nindy.
Aileen hanya menggelengkan kepalanya.
"Udah yuk lanjut belajar."
Mereka melanjutkan acara belajar Matematika yang sempat tertunda. Disini Aileen lah yang mengajarkan mereka. Kalian tau sendirikan kalau Aileen memiliki otak yang cerdas.
Mengingat sebentar lagi mereka akan menghadapi ujian nasional dan akan melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu perguruan tinggi. Mereka harus belajad mati-matian untuk hasil yang maksimal dan tentunya memuaskan.
***
Aileen, Nindy, dan Rio menyudahi acara belajar mereka. Nindy membereskan barang yang ia bawa dan memasukannya ke dalam tasnya. Begitu pula dengan Rio.
"Haah akhirnya selesai juga." Kata Nindy saat selesai membereskan barangnya.
"Lo balik sama siapa, Nin?" tanya Aileen pada Nindy.
"Mmm gak tau nih... Gue mager pulang hahaha,"
"Abis ini lo mau pada kemana?"
"Gue mau lanjut futsaal, biasaa"
"Lo Nin?"
"Gue disini aja dehh, entaran aja baliknya."
"Udaah mending lo balik bareng Rio sanaa,"
Nindy melirik Rio yang juga meliriknya.
"Ah gak usahh Rio kan mau futsal,"
"Gapapa Nin, bareng gue aja. Gue juga mau balik dulu ngambil sepatu."
Seketika Nindy menoleh kepada Aileen. Ia menatapnya sambil tersenyum senang tanda terima kasih pada Aileen. Karena berkatnya Nindy dapat pulang bersama Rio.
"Oke deh kalo gituu," ucap Nindy.
"Ai gue pamit pulang yaa, thanks udah ngajarin kita dengan sabar HAHA," kata Rio saat keluar dari apartment Aileen. Aileen berdiri di depan pintu sebelum mereka benar-bensr pergi dari apartment nya.
"Kita pulang ya Nin, byeee." Ucap Rio dan Nindy.
Rio dan Nindy berjalan beriringan yang langkahnya semakin menjauh dari Aileen yang masih menatap mereka berdua sambil tersenyum.
Nindy memutar tubuhnya kembali menghadap pintu untuk masuk ke dalam apartment nya. Saat memutar tubuhnya ia di kagetkan dengan kehadiran seorang lelaki yang berada di depan pintunya.
"Dylan?"
Dylan tersenyum melihat ekspresi Aileen yang terkejut melihatnya.
"Ngagetin aja tau gak si," Aileen sedikit sebal karena tingkah Dylan.
Dylan mencubit pipi Aileen gemas.
"Gitu aja ngambek siiihh." Dylan terkekeh, "Nih aku bawain kesukaan kamu,"
Dylan memberikan paperbag McD kesukaan Aileen.
"Waah kebetulan banget aku laperr tadi belum sempet makan."
"Tuh kan, aku tau kamu pasti belum makan. Aku juga belum sihh, hehee."
"Yeeh, sendirinya aja belum. Kalo gitu kita makan bareng yaaah!" Ajak Aileen sambil membuka pintu apartment nya dan mengajak Dylan masuk kedalamnya.
Mereka berdua masuk ke dalam apartment milik Aileen dan mulai menyantap makanan yang tadi Dylan bawa untuk Aileen bersama.
***
Hallo halloo halooo!!! Huah aku seneng banget bisa nyampe di part 11 dehh. Bener bener gak sabar buat ngelanjutin ke cerita yang lebih seru lagi.
Gak pernah bosen buat ngingetin kalian yang udah baca cerita aku, jangan jadi sider, please leave comment and vote after you read this story, okay? It'll be my support!! Thanks a lot.
P.S: Unedited.

KAMU SEDANG MEMBACA
Be Enamored
Teen FictionThe moonlight that shines on us is always the same I'm still lost in your orbit I can do this all night long Because wherever I am, me without you is just half. "You were an entire story to me, I was nothing but a sentence to you." -A "Because I bro...