Ten.

62 8 3
                                    

Dylan mengemudikan mobilnya sampai di depan gerbang sekolah Aileen.

"Dah sanaa, sekolah yang rajin yaa, kalo mau minta jemput bilangg,"

"Okee Dylaan thankk youu,"

"Belajar yang bener yah, udah mau ujian." Pesan Dylan lagi. Aileen mengangguk paham.

Aileen mengacungkan ibu jarinya sambil menyengir. Kebiasaannya itu selalu saja membuat Dylan terkekeh gemas melihatnya sambil mengusap puncak kepala Aileen.

Aileen turun dari mobilnya dan melambaikan tangannya untuk Dylan. Dylan melajukan mobilnya meninggalkan Aileen menuju sekolahnya juga.

Aileen berjalan masuk menuju kelasnya. Menaiki anak tangga demi anak tangga ke kelasnya yang berada di lantai dua.

Aileen membuka pintu kelasnya dan mencari tempat duduknya. Di sebelahnya sudah ada Nindy yang mendengarkan musik dengan headsetnya. Nindy baru sadar saat Aileen menaruh tasnya diatas meja.

"AILEEEENNNNN!!!!!!!" teriak Nindy menyambut Aileen. Lalu menarik Aileen untuk duduk dan memeluknha sekilas.

"Pansi Nin, lebay sumpah." Jawaban Aileen membuat Nindy cemberut seketika. Namun tidak membuat senyum Nindy hilang begitu saja. Nindy kembali tersenyum ceria melihat Aileen.

Nindy mulai bercerita pada Aileen. Aileen mendengarkannya.

Namun tangannya mengeluarkan iPhonenya dari sakunya dan mengetik sebuah pesan.

To: Rio.

Kekelas gue dongg

Lalu Aileen menekan tombol send. Dan melanjutkan mendengarkan cerita Nindy.

Ponsel Rio bergetar di sakunya. Rio meraih ponselnya dari sakunya. Membaca pesan dari Aileen singkat. Dan melanjutkan langkahnya. Tadinya ia ingin ke kelasnya di lantai satu. Karena Aileen memintanya ke kelasnya. Jadi ia menaiki anak tangga menuju kelas Aileen yang berada di lantai dua.

Nindy masih mengoceh bercerita pada Aileen. Tak heran, Nindy memang seorang extrovert.

"Oh yaa! Lo tau gak waktu kemaren gue ke apartment lo. Gue mau ngajak lo jalan. Tapi lo nya gak adaa. Eh gak lama Rio dateng nyariin lo jugaa! Sumpah gue deg degkan ngeliat Rio. Karena gue sama Rio pengen ngajak lo jalan, tapi lonya gak ada. Akhirnya kita berdua jalan ke kedai ice cream biasa!!!! Ai sumpah gue seneng banget sampe pengen nangis!!!"

Nindy menghentikan perkataannya saat melihat ada orang lain yang berdiri di samping Aileen. Perhalan bola matanya menatap siapa orang yang berdiri di sebelah Aileen itu.

Seketika tubuhnya membeku dan wajahnya memerah. Ia kehilangan kata-katanya.

Rio berdiri di samping tempat duduk Aileen. Aileen menatapnya sambil senyum-senyum menahan tawa melihat ekspresi Nindy yang baru menyadari kedatangan Rio.

"E-e-h, R-ri-o? S-sejak ka-kapan lo d-disini?"
Nindy berkata gagap saat menyadari orang ia ceritakan pada Aileen jelas-jelas sedang berdiri di hadapannya. Itu berarti Rio mendengar semua yang Nindy ceritakan pada Aileen.

Nindy merutuki dirinya sendiri yang bodoh sampai tidak menyadari ada Rio disana karena terlalu senang bercerita tentang Rio sampai tidak sadar bahwa orang ia bicarakan ada di depannya saat ini.

Nindy memalingkan wajahnya malu dan kembali mendengarkan musik. Berlagak pura pura tidak tau ada Rio disana.

"HAHAHHAHAHAHAHAHAHAHA," Aileen terbahak melihat tingkah Nindy. Nindy melirik Aileen sebal. Rio pun ikut tertawa.

"Ada apa Ai manggil gue kesini?"

"Engga ada apa-apa sih, cuma mau nanya nanti pulang sekolah mau kemana?"

"Pulang sekolah gue belom ada acara apa-apa, kenapa?"

"Gimana kalo ke rumah gue, belajar bareng. Bentar lagi pasti kan banyak try out segala macem buat persiapan ujian."

Samar-sama Nindy mendengar percakapan Aileen dan Rio dengan suara musik yang ia dengar.

"Hmm, ide bagus." Rio nampak berfikir sejenak. "Oke deh, ayuk."

Aileen tersenyum menanggapi jawaban Rio. Tiba-tiba Nindy melepas headsetnya dan berkata pada Aileen.

"Gue boleh ikut kann?" Katanya dengan mata berbinar.

"Engga." Jawab Rio dan Aileen serempak. Aileen menahan tawanya melihat Nindy dengan wajahnya yang cemberut.

"Hmm yaudah deh gapapa."

"Huaahh, masa sahabat sendiri gak boleh ikutt sihh." Ucap Aileen yang tidak tega sejak tadi meledek Nindy. Lalu ia memeluk Nindy sekilas. Rio tersenyum melihat kedua sahabatnya itu.

"Okeedeh, gue ke kelas dulu ya." Ucap Rio. Aileen menganggukan kepalanya mengiyakan perkataan Rio.

"Bye Rio," gumam Nindy yang masih terdengar oleh Aileen.

"RIOOO KATA NINDY, BYEE RIOOOoouup...." Nindy menutup mulut Aileen yang masih saja iseng menggodanya. Rio hanya tertawa mendengarnya sambil terus berjalan. Sedangkan Nindy mendelik kesal pada Aileen.

"Kalo Rio tau gimana Ai ah?"

"Ya emang udah tau kan? HAHAHAH"

***


Yayy!! Sampe juga di part 10 inii. Makasih buat all my beloved readers yang udah setia stay update for this absurd story.

Maaf banget kalo makin ke sini ceritanya ancur banget. Tapi makasih juga buat readers yang keep support lewat votmment kalian. Hehee jangan bosen-bosen ya baca dan update ceritaku terus.

So for you guys, jangan lupa untuk selalu support cerita aku dengan Comment and Vote kalian, biar aku bisa lanjutin cerita ini sampe end, hehe. Do not be silent reader!

Thanks a lot:))

Be EnamoredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang