Sepertinya bulan ini sudah memasuki musim liburan. Semua orang sejenak beristirahat dari rutinitas sehari-harinya. Beberapa orang memilih untuk menikmati liburannya di rumah. Namun tidak sepertinya pada Rio dan Nindy. Nampaknya mereka ingin berlibur ke luar unutk beberapa hari ke depan.
"Semua udah siap?" Tanya Rio pada Nindy. Rio meraih koper yang Nindy bawa lalu memasukannya ke bagasi.
"Hm," Nindy mengangguk. "Kamu udah juga kan?"
"Beres kok, kalo gitu yuk." Ucap Rio sambil tersenyum pada Nindy dan menggenggam tangan Nindy. Saat ingin berjalan, Nindy menahan langkahnya.
"Eh, tunggu-tunggu!" Rio menatap Nindy bingung.
"Apa? Ada yang ketinggalan?" Belum sempat Nindy menjawab pertanyaan Rio, ia sudah melesat masuk kembali ke dalam rumahnya.
Beberapa detik kemudian ia kembali menghampiri Rio yang sudah menunggunya dalam mobil. Tanpa menunggu lama Nindy langsung masuk kedalam mobil.
"Ya ampun, jadi kamu balik lagi cuma mau ngambil ini?" Rio menatap Nindy yang mengenakan snapback di kepalanya. Nindy mengangguk antusias. Sedangkan Rio hanya terkekeh geli. Rio mengambil snapback yang dikenakan Nindy lalu ia memakainya dengan model terbalik(?) di kepalanya. Tanpa menunggu lagi Rio melajukan mobilnya. Nindy hanya mndengus sebal kepada Rio.
Yap! Mereka akan berlibur saat ini. Seperti yang sudah di rencanakan sebelumnya.
Kalian pasti penasaran kan mereka liburan kemana? Yuk, kita liat gimana kelanjutannnya^^ (author numpang lewat hihi'-'v)
Di sisi lain di waktu yang sama. Keadaan sedikit kacau tidak seperti biasanya.
"Aiii jangan lupa bawain kacamata hitam aku!!" Teriak Dylan dari dalam kamar mandi. Aileen hanya mendengus sebal saat Dylan berteriak setiap barang yang akan di bawanya namun sepertinya itu bukan barang yang terlalu penting.
Ai ini!!
Ai itu!!
Ai jangan lupa itu ini blablabla
"Nggak mikir apa ada barang yang lebih penting dari yang kamu sebutin, huh?!" Umpat Aileen.
Kalau saja Aileen tidak sigap dengan semua yang dikatakan Dylan mungkin apa jadinya nanti. Karena terlalu bingung mungkin saja semua itu bisa tertinggal.
Saat ini Aileen sedang membereskan barang-barang Dylan yang akan dibawanya nanti untuk berlibur. Barang-barangnya? Tidak perlu khawatir. Sudah siap sejak tadi malam.
"Aiii handukk sama baju akuu!!!" Lagi-lagi seperti ini. Mendadak kepala Aileen ingin pecah seketika.
Aileen berdecak sebal karena lagi-lagi Dylan menyuruhnya seenaknya. Tidak bisa lihat apa kalau saat ini ia juga sedang repot membereskan barang-barangnya, huh?!
'Baru ingin berlibur bersama saja sudah seperti ini. Bagaimana jika nanti aku tinggal bersamanya?' Batin Aileen. Seketika Aileen tersadar dengan apa yang ia pikirkan.
'Astaga apa yang aku pikirkan, bodoh! Ck, aku bisa gila kalau seperti ini'
"Nih! Cepetan dong kita udah telat ini!!"
"Iya iya sabar, jangan cemberut gitu dong." Ucap Dylan yang masih sempat-sempatnya menggoda Aileen. Aileen hanya memutar bola matanya malas.
Kekacauan ini berawal saat Dylan yang berniat membereskan barang-barangnya tadi malam. Namun, dengan bodohnya ia tertidur dan pagi ini ia terbangun dengan keadaan panik. Dylan segera menelpon Aileen untuk membantunya mebereskan barang-barangnya. Aileen yang ikut panik pun segera melesat kesana tak lupa dengan repot ia membawa barang-barangnya sendiri ke apartment Dylan. Mengingat mereka pasti akan berangkat dari sana bersama-sama.
Kekaucaan ini berakhir saat mereka sudah siap dengan semuanya. Ya, semuanya. Aieen sudah memastikan barangnya sudah lengkap saat tadi malam ia membereskannya. Lalu, barang Dylan. Sepertinya juga lengkap bahkan lebih lengkap darinya-_-
"Udah beres semua?" Tanya Dylan memastikan.
"Hm," jawab Aileen disertai anggukannya. Sepertinya ia masih malas berbicara dengan Dylan setelah Dylan membuatnya kepalanya hampir saja pecah tadi.
Dylan menatap keganjilan itu pada Aileen. Dan ia tau pasti apa penyebabnya.
"Maaf ya buat kamu repot," Ucap Dylan yang lagi-lagi hanya dijawab dengan anggukan Aileen tanpa menatapnya. Tiba-tiba Dylan memasangkan sesuatu di rambut Aileen.
Sebuah bando berbentuk telinga kelinci yang lucu. Aileen melihat benda itu di cermin. Ia tersenyum tipis. Dirinya tampak manis dan lucu saat mengenakannya.
"Nah gitu dong senyum, jangan cemberut terus." Ucap Dylan sambil mengacak puncak kepala Aileen.
"Makasih." Ucap Aileen singkat.
"Aku yang makasih, kamu udah bantuin aku."
"Iya Dylan." Aileen tersenyum manis, manis sekali. Namun dalam hitungan detik senyumannya berubah menjadi wajah dengan tatapan mautnya.
"Cepet berangkat atau kita batal liburan karena ketinggalan pesawat!!!!!" Aileen berkata pada Dylan dengan mata yang membulat nyaris keluar dari tempatnya. Hal itu membuat Dylan ngeri dan segera melesatkan mobilnya tanpa babibu lagi.
***
International Departure, Soetta-Airport - 11.00
"Rio, Ai sama Dylan mana ya? Kita udah mau check in loh." Tanya Nindy cemas karena dua orang yang ditunggunya sejak tadi hingga saat ini belum muncul juga dihadapannya.
"Tunggu sebentar lagi, mungkin mereka masih dijalan,"
"Apa nggak kita telepon aja?"
"Nggak usah, sebentar.... Nah kan itu dia mereka." Nindy mengikuti pandangan Rio melihat dua orang yang sejak tadi ditunggunya sedang berjalan ke arah mereka. Aileen berhambur pada Nindy. Sedangkan Rio dan Dylan bersalaman khas lelaki(?).
"Gue pikir lo masih tidur." Perkataan Nindy sukses membuat Aileen terbahak.
"Bukan gue yang masih tidur, tapi..." Aileen melirik Dylan sekilas. Kini Aileen balas membuat Nindy terkekeh.
"Mau sampai kapan kalian ngobrol di situ?" ucap para lelaki(?) yang sudah di depan pintu masuk. Aileen dan Nindy segera berlari menyusul mereka dan langsung masuk untuk melakukan check in. Setelah melakukan proses check in mereka segera menuju ke boarding lounge.
Beberapa menit kemudian seluruh penumpang, termasuk Aileen, Nindy, Rio, dan Dylan masuk kedalam pesawat. Mereka segera mencari tempat duduk mereka yang sudah ditentukan. Aileen dan Dylan duduk di depan Nindy dan Rio.
Pesawat sudah take off sekitar 20 menit yang lalu. Perjalan ini memakan waktu sekitar 3 jam 30 menit lama perjalan. Sepertinya Aileen ingin mencoba tertidur dengan bersandar di bahu Dylan. Dylan yang memahaminya pun memposisikan kepala Aileen pada lengannya. Dengan begitu mungkin lebih nyaman untuk Aileen dan ia pun dapat merengkuh Aileen.
Sedangkan Rio dan Nindy sepertinya menikamati perjalan. Mereka tidak mencoba tertidur melainkan memandangi pemandangan hamparan awan dari jendela. Detik berikutnya mereka menikmati perjalan dengan mendengarkan musik berdua hingga tertidur seperti halnya Dylan dan Nindy.
"Holliday, we're coming!!"
***
Hallo readers ku yang masih setia baca Be Enamored!!
Gimana kalian penasara gak mereka berempat mau liburan kemana? Hayooo tebak^^
Ayo dong terus votment cerita ini biar author semangat nih ehehe.
Oke maaf banget kalo ancur(?) ceritanya, masih banyak typo huhu:(
byebye, see you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Enamored
Fiksi RemajaThe moonlight that shines on us is always the same I'm still lost in your orbit I can do this all night long Because wherever I am, me without you is just half. "You were an entire story to me, I was nothing but a sentence to you." -A "Because I bro...