06

225 28 4
                                    

"Aku bahkan tidak tahu siapa dirimu"

~^°°••°°^~


Iyad meletakkan sebuah foto di atas meja. Ziyech yang tengah duduk dengan tangan terlentang, segera mengambil dan melihatnya. Ia menatapnya dengan teliti, kemudian secara perlahan melengkungkan sudut bibirnya.

"Laki-laki itu?" tanyanya.

"Ya. Gadis itu ada di kafe tadi malam," jawab Iyad.

"Dengan temannya?"

"Hanya berdua."

"Berduaan ... makan malam di kafe ..." Ziyech mengangguk-anggukkan kepalanya. "Lo udah tau siapa laki-laki itu?"

"Sepertinya ... dia hanya rekan kerjanya. Seorang dokter di rumah sakit yang sama. Tapi, ada kemungkinan laki-laki itu menyukainya," kata Iyad menjelaskan.

"Lo denger apa yang mereka bicarakan?

"Nggak. Gua foto dia dari jauh, cuma buat bukti ke elo."

Kedua matanya menatap fokus ke depan. Tangan kirinya diletakkan di dada, lalu tangan kanannya memainkan hidung dengan jari telunjuknya. Cintanya bisa saja tidak tersampaikan jika laki-laki itu berhasil mendahuluinya. Terlebih laki-laki itu memiliki hubungan yang dekat, di mana ia adalah seorang dokter dan berkerja di tempat yang sama.

"Sama-sama seorang dokter, bekerja di rumah sakit yang sama. Menurut gua, lo harus gerak cepat kalo lo benar-benar menginginkan gadis itu. Kalo tidak, lo tau sendiri," ucap Iyad.

"Gua gak pernah main-main dengan cinta. Apa pun yang gua inginkan harus gua dapatkan. Gadis itu, tidak boleh ada satu pun yang mendapatkannya selain gua," lirih Ziyech dengan tatapan serius.

"Wih! Rupanya sahabat gua benar-benar sedang jatuh cinta." Iyad dengan lengkungan sudut bibirnya.

"Kayak gak pernah jatuh cinta aja, lo," sembur Ziyech.

"Cinta gua selalu kandas di tengah jalan. Hahaha!"

"Makanya jatuh cinta itu yang serius."

"Mau serius, tapi gak ada cewek yang pantas buat diseriusin."

"Elonya aja yang gak pernah serius."

"Udahlah lupakan. Mending sekarang lo siap-siap buat bersaing dengan Pak Dokter." Iyad tertawa meledeknya.

"Dokter doang, gampang. Yang susah itu kalo sudah bersaing dengan masa lalunya."

"Gua gak tau apa yang akan terjadi dengan lo, kalo seandainya cewek itu menikah dengan Pak Dokter." Iyad kembali mengolok-oloknya.

"Tidak akan terjadi dan tidak akan pernah bisa terjadi!" bantah Ziyech.

"Lucu juga orang yang sedang jatuh cinta," ucap Iyad terkekeh kecil. "Udahlah gua kerja dulu. Bisa-bisa ambruk nih perusahaan, kalau kerjaan gua cuma dengerin curhatan lo." Iyad segera bangkit meninggalkan Ziyech.

Ziyech hanya tersenyum tipis. Bahkan ia pun tidak mengerti dengan dirinya yang sekarang. Gampang sekali untuk tersenyum, apalagi kalau pikirannya mengingat senyuman gadis itu. Memang tidak bisa dipungkiri jika jatuh cinta itu sangatlah menyenangkan.

Mine (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang