DIMOHON UNTUK TIDAK MENJADI SILENT READER
TINGGALKAN JEJAK KALIAN ⏩⏬
.
.
.
"Aku mungkin cintanya, tapi percayalah! Dia bukanlah cintaku"
-Ziyesha Arda Gavira-~'<->'~
"Apa yang kamu katakan?" Sontak Ziyech bertanya.
"Aku mencintaimu!" Gadis itu mengulang ucapannya.
Eliza Adriatik, gadis berusia 17 tahun, menyatakan cintanya pada Ziyech yang kini berusia 23 tahun. Seorang gadis yang sudah Ziyech anggap sebagai adiknya sendiri.
Ungkapan itu membuat Ziyech benar-benar tidak habis pikir. Bagaimana bisa Eliza mencintainya? Sementara perlakuannya selama ini semata-mata hanya sebagai seorang kakak kepada adiknya.
"Apa ada yang salah dengan ucapanku?" Eliza bertanya lagi, kala tak mendapatkan sahutan dari Ziyech.
"Maaf, aku tidak bisa!" tolak Ziyech, pada akhirnya membuka suara.
"But, why? Kamu tidak sedang mencintai siapa pun, aku pun sama. Lalu apa salahnya?" desak Eliza, melangkah mendekatinya.
Ziyech yang tengah berdiri membelakanginya itu, kini menoleh dan menatapnya. "Dengar! Aku sudah menganggapmu sebagai adikku. Bagaimana bisa aku mencintaimu sebagai orang lain?" tanyanya balik.
"Hanya menganggap, bukan adik sungguhan. Aku dan kamu tidak memiliki darah apa pun. Bahkan kita berasal dari darah yang berbeda. Kamu darah Indonesia, dan aku Belanda. Kita orang lain yang tidak memiliki hubungan darah setetes pun. Lalu apa salah jika aku mencintaimu?" jelas Eliza, di depan Ziyech yang tampak memasang wajah bingung.
Ziyech berdecak. "Bagaimana cara aku menjelaskannya padamu? Bagaimana caranya agar kamu mengerti, Eliza!" Ia benar-benar bingung, tidak tahu hal apa yang harus dilakukan agar gadis itu mengerti.
"Ziyech, please! I really love you!" Eliza meraih tangan Ziyech dan memohon di hadapannya.
Ziyech menatap gadis itu sendu. Lalu melepaskan tangannya dari genggaman Eliza. "Di mana gadis kecil yang kukenal?" tanyanya, seraya melangkah mendekati pagar di kafe tersebut.
"Aku sudah besar. Aku sudah tumbuh dewasa. Aku sudah mengerti pada siapa hati ini harus aku labuhkan. Dan nyatanya, kenyamanan dari kecil terbawa hingga dewasa. Aku tidak menemukan kenyamanan di tempat lain selain denganmu," ucap Eliza, lagi-lagi mengungkapkan isi hatinya.
"Aku sudah berjanji, tidak hanya pada Jhonny, tapi juga pada kedua orang tuamu. Aku berjanji bahwa aku akan menjagamu seperti adikku sendiri. Dan aku tidak akan mengingkari janjiku dengan menjadikanmu sebagai kekasihku. Kamu adikku! Itu selamanya!" Sekali lagi Ziyech menegaskan, kali ini ia benar-benar serius karena setelahnya langsung beranjak pergi meninggalkan kafe.
"Ziyech!" Eliza memanggilnya pasrah. Dengan style layaknya perempuan eropa, Eliza kemudian duduk.
Suatu hal yang sangat mengejutkan bagi Ziyech. Gadis kecil yang selama ini diasuhnya tidak menyangka akan tumbuh secepat itu dan jatuh hati padanya. Cintanya sudah terikat sebagai adik, sulit untuknya menerima jika Eliza menganggap hubungan kekeluargaan itu lebih dari sekedar saudara.
Jatuh cinta. Itu tidak mungkin! Mustahil baginya mencintai gadis kecil yang selama ini dianggap sebagai adiknya. Mencinta Eliza, sama halnya dengan mencintai adik sendiri. Dan ajaran itu haram dalam didikan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (REVISI)
RomanceCinta yang menjadi lara kan amerta dalam prosa Kau ... wanita yang membuatku jatuh cinta, aku masih mengingat senyummu hingga senja tiba. Shakira Khalisa ... ya, itu adalah namanya. Cantik, bukan? tentu saja. namanya cukup untuk mencerminkan semuany...