9. I love You.

16 11 0
                                    

Dengan mata yang masih sembab Dananta kini sedang tidur di kamar Sam. Karena matanya lelah akibat menangis tadi, sedangkan Bella dan Sam kini tengah berada di lantai 1.

"Bell, aku mau pergi belanja bulanan, karena semua bahan di dapur udah habis. Kamu bisa nunggu di sini sama Dananta," ucap Sam yang terlihat cukup rapi mengambil kunci mobil, hendak pergi belanja bulanan. "Oh ya, mau titip sesuatu?" tawar Sam sebelum pergi.

"Sam," panggil Bella.

"Ya?" saut Sam.

"Sam aku boleh minta sesuatu nggak?" tanya Bella melangkah mendekati Sam.

"Ya, apa? Kamu mau titip apa?" jawab Sam.

"Bukan, bukan itu maksudku." Bella menggelengkan kepalanya.

"Hm? Lalu?" tanya Sam bingung, mengerutkan keningnya.

"Aku mohon, jangan bersikap seperti seorang Ayah untuk Dananta," pinta Bella menatap Sam.

"Ha? Maksudnya?" Bingung Sam, tertawa kecil.

"Dananta sepertinya terbawa suasana saat bersama denganmu. Dia sepertinya menganggap kamu sebagai papahnya," ucap Bella yang masih melihat Sam.

"Ah! Tidak masalah, tidak apa-apa jika dia menganggap ku sebagai Papahnya. Dia juga boleh memanggilku menggunakan panggilan orang tua, jika dia mau," jawab Sam yang kini tersenyum.

"Ck, bukan gitu Sam ...," decak Bella menghela napas. "Maksud aku– Sam ..., kelak saat kamu sudah menikah. Akan ada saatnya kamu bakal disibukkan dengan keluargamu sendiri. Kelak kamu akan mempunyai anak yang sangat engkau cintai, dan tadi. Tadi engkau membuat janji dengan putraku bahwa kamu akan selalu bersamanya–" Bella men-jeda ucapannya. "Sam, jika Dananta menganggap-mu sebagai papahnya, itu akan sangat menyakitkan jika dia sudah tidak bisa bersamamu sesering sekarang. Aku nggak mau dia nantinya ngerasa kehilangan peran Ayah untuk kedua kalinya, di orang yang bahkan tidak memiliki hubungan darah dengannya. Itu yang aku takuti, Sam," imbuhnya menjelaskan kekhawatirannya.

Mendengar ucapan panjang lebar Bella, Sam tampaknya terkejut. Menghela napas tidak percaya Sam lagi dan lagi kebingungan memikirkan respon apa yang harus dia berikan kepada Bella?

"Bell, bisakah aku mengatakan ini?" tanya Sam menatap Bella.

"Apa?" jawab Bella.

"Selama bertahun-tahun, bahkan sampai sekarang. Apakah kamu belum menyadarinya juga?" Sam dengan ekspresi yang lebih serius.

"Menyadari apa?" tanya Bella yang tidak mengerti dengan ucapan Sam.

"Bell, apakah kamu tahu siapa wanita yang menjadi alasan aku tidak menikah sampai sekarang?" -Sam.

"Siapa?" -Bella.

"Nama dia, Dafania Silvana Bella." -Sam

"H–ha?" Bingung Bella yang masih tidak mengerti dengan ucapan Sam.

"Dia teman masa kecilku," lanjut Sam, lebih detail.

"Maksud kamu?" Bella semakin kebingungan.

"Ya. Dia sekarang ada di depanku. Wanita itu kamu, Bell." Sam meraih tangan Bella.

"Sam? Aku berbicara serius denganmu, mengapa engkau mengalihkannya dengan lawakan mu yang tidak lucu ini?" Bella yang tidak percaya, tampak sebal.

"Tapi aku tidak sedang melawak Bell, aku serius." Sam menggenggam kedua tangan Bella. "Bell, aku mencintaimu. Aku menyukaimu bahkan sejak kita masih di bangku sekolah dasar. Selama bertahun-tahun aku simpan perasaan ini, hingga kedua orangtuaku tahu dan kita bahkan hampir menikah dengan perjodohan kedua orang tua kita," Sam menundukkan kepalanya.

"Tapi sayangnya kamu lebih memilih Carey ...," lanjut Sam melirih sedih.

Bella tertawa tidak menyangka, "Lelaki itu kamu?" tanya Bella yang sama sekali tidak percaya. "Sam, please jangan berbicara kosong seperti ini. Jangan bercanda seperti ini. Aku hanya meminta agar kamu jangan mudah membuat janji dengan Dananta, dan jika itu menyinggung mu. Aku minta maaf, tapi please jangan bercanda kaya gini." Bella yang lebih percaya dengan pikirannya, melepas genggaman Sam.

Menghela napas, Sam frustasi harus dengan kalimat apa dia menjelaskan perasaan kepada Bella. "Aku nggak sedang bercanda Bella. Aku sedang berbicara jujur denganmu. Puluhan tahun di hidupku, aku habiskan untuk mencintaimu. Lalu, untuk Dananta? Aku membuat janji seperti itu karena aku menyayanginya. Aku ingin melindunginya." Sam mencoba menjelaskan agar Bella percaya. "Aku tahu. Aku tahu, aku tidak memiliki hubungan darah dengan Dananta. Aku tahu, aku dan dia hanyalah orang asing, yang bisa bertemu karena kamu. Tapi, aku sangat menyayanginya, tidak peduli dia menganggap aku sebagai orang asing atau Papah baginya, dan yang harus kamu tahu, aku menyayangi Dananta itu tulus, tidak ada hubungannya dengan diriku yang sangat mencintaimu," lanjutnya berbicara sejujur yang dia bisa.

"Sam ...?" Bella yang tiba-tiba menjadi emosional. "A–aku gak tahu harus menjawab semua ucapanmu itu dengan kalimat apa. S–sampai sekarang? Sampai sekarang kamu masih mencintai ku?" Bella mendengus tidak menyangka.

"Ya. Sampai sekarang aku masih mencintaimu," jawab Sam.

"Tapi kenapa? Kamu tahu kan aku sudah menikah dulu? Mengapa engkau tidak berhenti mencintaiku? Kita itu tidak mungkin, Sam." Bella meneteskan air mata, karena tidak tahan dengan perasaannya yang sangat emosional dengan plot twist hidupnya, yang tidak pernah dia duga.

"Ya aku tahu. Aku tahu itu, aku udah mencoba mencari penggantimu, asal kamu tahu. Selama 7 tahun setelah aku kembali ke kota ini, dan mengetahui bahwa kamu sudah menikah dengan lelaki lain. Sejak saat itu aku mencoba mencari penggantimu. Aku bahkan mau mencoba mendekati beberapa wanita yang menyukaiku, tapi tidak ada yang bisa mengambil hatiku dari kamu. Orangtuaku juga mencoba menjodohkan ku dengan anak dari teman ibuku, dia mencintaiku, tapi aku tidak. Aku sudah mencoba, tapi aku nggak bisa, dan itu juga alasan aku hidup sendiri sampai sekarang. Karena aku nggak mungkin tega, menikah dengan wanita yang mencintaiku, sedangkan hatiku ada di wanita lain." jelas Sam memberitahu usahanya untuk melupakan Bella. "7 tahun aku berusaha melupakan perasaanku kepadamu yang bahkan sudah ada di hatiku selama 12 tahun sejak kita masih kelas 3 sekolah dasar," imbuhnya melanjutkan.

"Lalu? Apa yang kamu inginkan sekarang?" tanya Bella melihat kepala laki-laki yang sedikit lebih tinggi darinya.

Sam menghela napas. "Aku tidak meminta apapun, aku tidak akan memintamu untuk menerima cintaku. Tapi, aku mohon jangan buat aku jauh dari Dananta. Aku menyayanginya dan aku ingin memberikan semua yang aku bisa. Aku juga ingin melihatnya bahagia," jawab Sam.

"Kalo begitu aku ingin, Om Sam menjadi papahku!" seru anak laki-laki dari atas tangga.

✿⁠ ✿⁠ ✿⁠ 

( Sekarang lama Sam mencintai Bella sudah 22 tahun )

Wanna Be Yours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang