Bab. 19

13 11 0
                                    

Selesai mengantar Dananta sekolah. Sam kini bersiap-siap untuk pergi bekerja. Dia sudah memakai kemeja yang disiapkan Bella, saat dia mengantar Dananta sekolah tadi.

"Sini, biar aku bantu memakaikan dasinya," ucap Bella menawarkan bantuan. Mengambil dasi, dia kini berjalan mendekati Sam. Meletakkan dasi di kerah leher Sam yang lebih tinggi darinya. Dia pun mulai membuat pola dasi dengan rapi.

Melihat sahabat yang telah lama dia cintai kini memasang dasi untuknya, dan berstatus sebagai istrinya. Itu membuat Sam tersenyum sendu melihat Bella. "Dulu setiap akan berangkat kerja, aku akan memasang dasiku sendiri. Tetapi, sekarang aku ada kamu yang akan membantuku memasang dasi setiap hari," batin Sam melihat Bella.

"Kamu terlihat sangat cantik dari dekat," celetuk Sam saat melihat Bella di depannya.

"Aku menunduk, kamu tidak bisa melihat wajahku, dan memberikan pujian itu untukku," saut Bella yang kini mendongak melihat Sam.

"Tetapi, baru saja kamu mendongak." -Sam.

"Baru saja. Harusnya kamu memberikan pujian itu saat aku mendongak. Tetapi, kamu malah memujiku saat aku sedang menunduk. Itu terdengar seperti omong kosong, Sam." Bella tersenyum tipis, setelah menyelesaikan pekerjaannya.

"Kalo begitu." Sam menangkap kedua pipi Bella, agar mendongak melihatnya. "Kamu terlihat sangat sangat cantik saat ini," ulang Sam, yang kini mencium kening Bella.

Terkejut karena Sam tiba-tiba mencium keningnya, dan ini yang pertama kalinya. "Lagi?" pikir Bella sesaat yang merasa deja vu dengan sikap Sam, untuk kesekian kalinya.

"Ya sudah, aku berangkat kerja dulu ya sayangku," ucap Sam yang kini mengambil tas kerjanya, dan pergi berangkat kerja.

.

"Sayang bantu aku masang dasi dong," pinta Carey menghampiri Bella, yang tampak kesal karena dasinya yang tak kunjung berbentuk.

Bella yang sedang menyiapkan makanan pun, menoleh melihat Carey. "Kamu itu memang nggak bisa, apa pura-pura nggak bisa, hm?" tanya Bella yang mulai membantu suaminya memasang dasi.

"Nggak tau nih, dari tadi nggak jadi-jadi. Mungkin mau membentuk kalo kamu yang memasangkannya," jawab Carey melihat tangan gadis di bawahnya yang sedang merapikan dasi.

"Rasanya seperti modus, tapi kamu terlihat benar-benar kesal karena dasi ini," ucap Bella setelah selesai membenarkan dasi Carey, dan kini mendongak menatap wajah lelakinya.

"Yeee, emangnya kamu!" Carey menyentil pelan kening Bella, sedari tertawa.

"Aaa! Aduh sakit," keluh dramatis Bella memegang keningnya dengan kedua tangannya, dan terlihat seperti kesakitan.

"Tuh kan." Carey tersenyum gemas. Lalu, menangkap pipi Bella dengan kedua tangannya, yang membuat Bella mendongak melihatnya. "Sini, mmmwuah." Carey mencium kening Bella. "Ya udah, aku berangkat dulu ya sayangku," ucap Carey mengambil tas kerjanya.

"Hihi, iya dada sayang!" seru Bella senang melambaikan tangannya kepada Carey.

.

"Andai itu kamu Rey ...," pikir Bella yang masih berdiri di ruang tamu sendirian, tampak sedih. "Ah! Bella apa yang kamu pikirkan? Tidak, mulai sekarang kamu harus terbiasa. Bagaimanapun dia adalah Sam, bukan Carey." Bella menggelengkan kepalanya, mencoba menepiskan pikirannya tadi.

Wanna Be Yours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang