Bab. 15

13 11 0
                                    

"Apa? Mamah sama Om Sam mau menikah?" ucap Dananta terkejut setelah mendengar pengakuan Bella dan Sam, bahwa mereka akan menikah.

Bella hanya mengangguk dan tersenyum, sedangkan Sam sedikit khawatir jika Dananta tidak mengijinkan. Mengingat sikap Dananta kepada Sam sekarang sudah sedikit berbeda. "Iya, boleh kan?" tanya Sam.

Mendengar pertanyaan dari Sam, Dananta pun tertegun melihat Sam. "Om Sam beneran mau menikahi Mamah?" pikir Dananta memandang wajah Sam. "Bukannya ... Mamah tidak mencintai Om Sam? Bagaimana mereka bisa memutuskan untuk menikah?" Dananta kini memandang ibunya yang tengah berbaring di kasur tidur.

"Aku sebenarnya senang, tapi ..., Om Sam?" jawab Dananta meraih tangan Sam, lalu menatap wajah Sam lebih jelas.

"Kenapa?" tanya Sam melihat balik Dananta yang tingginya lebih pendek darinya.

"Dananta mau ngomong sesuatu sama Om Sam." Dananta menarik tangan Sam keluar dari ruangan ini.

"Om Sam yakin mau menikahi Mamah?" tanya Dananta tampak serius, kepada Sam yang kini mereka berdua berada di luar ruangan Bella di rawat.

"Ya. Om Sam yakin, kamu nggak apa-apa kan? Om Sam menikah dengan mamahmu?" jawab Sam sekaligus bertanya.

"Tapi Om? Apakah Mamah juga mencintai Om Sam?" tanya Dananta, dengan hal yang membuatnya menarik Sam di sini.

"Om Sam mencintai mamahmu. Kalo soal perasaan mamahmu, Om Sam nggak tau," jawab Sam tersenyum.

"Kok gitu?" Dananta kesal. "Bagaimana kalo Mamah nggak cinta sama Om Sam? Om, Dananta tahu Om Sam sangat mencintai Mamah. Tapi Om- bukankah itu tidak adil, jika kalian menikah dan hanya Om Sam saja yang mencintai Mamah?" Dananta menyampaikan kekhawatirannya.

"Jadi kamu khawatir soal itu?" Sam tersenyum. " Jangan khawatir, jika mamahmu tidak mencintai Om Sam, Om Sam bakal tetap mencintai mamahmu, dan Om Sam tidak memperdulikan itu," jawab Sam mengusap kepala Dananta.

"Om ...?" Dananta terharu mendengar jawaban dari Sam, seolah dia sangat mengerti dengan perasaan cinta. "Terimakasih, terimakasih," ucap Dananta memeluk Sam.

• • •

( 1 bulan berlalu)

Sam Kabira Sagar.
&
Dafania Silvana Bella.

13 Desember 2026
Resmi menjadi suami-istri.

Hari ini, Sam dan Bella telah sah menjadi pasangan suami-istri. Semua wajah tampak bahagia hari ini, termasuk keluarga Sam dan Bella. Kedua keluarga itu sudah seperti saudara, mereka sudah berteman sejak sebelum Sam dan Bella lahir. Mereka tidak menyangka jika pada akhirnya Sam dan Bella akan menikah, yang membuat antara kedua keluarga itu semakin dekat.

Namun, ternyata ada beberapa rekan kerja Sam yang tidak menyukai Bella, karena pernikahan ini. Mereka datang hanya untuk memberi selamat kepada Sam, lalu memasang wajah masam saat melihat Bella.

"Apakah Pak Sam ini buta? Bagaimana bisa dia mau menikahi wanita tua itu?"

"Wanita itu tampak lebih tua dari Pak Sam, tapi mereka ini seumuran."

"Tidak mungkin Pak Sam menolak banyak wanita yang lebih muda, lalu memilih wanita tua itu."

"Rumornya keluarga Pak Sam dan wanita itu adalah rekan, dan sudah berteman lama."

"Alah paling juga mereka menikah karena perjodohan. Untuk kerja sama antara perusahaan kedua orangtuanya."

Bisik beberapa rekan kerja Sam yang tengah berdiri di sudut gedung. Membicarakan hal buruk tentang Bella, dengan opini mereka yang tidak mengetahui fakta. Bahwa pernikahan ini murni ada karena rasa cinta Sam untuk Bella.

Tetapi, ada banyak juga yang memuji paras Bella yang tengah bersanding dengan Sam, di atas panggung itu.

"Wanita itu memang tampak lebih tua dari Pak Sam, tetapi itu tidak bisa membohongi kita bahwa paras wanita itu sangat cantik dan sejuk."

"Istri Pak Sam sangat cantik. Rumornya mereka sudah berteman sejak kecil."

Juga ada rekan kerja Carey dan Bella yang datang. Mereka semua terlihat bahagia atas pernikahan Bella.

"Ibu Bella terlihat sangat cantik dengan gaun itu, ini membuatku teringat dengan foto pernikahan Ibu Bella dengan Pak Carey, yang disimpan Pak Carey di ruang kerjanya."

"Ibu Bella terlihat bahagia atas pernikahannya hari ini. Pak Carey di sana pasti juga bahagia melihat kekasihnya sangat bahagia di sini," ucap Selvira, rekan kerja Carey dan Bella.

"Ya, benar! Pak Carey pasti sangat senang jika melihat suram Ibu Bella yang tampak sangat bahagia hari ini, mengingat betapa besar cintanya Pak Carey untuk Ibu Bella," saut Arsen yang juga rekan kerja Carey dan Bella.

"Eh? Aku pikir kamu sudah melupakannya. Huft dulu aku sangat iri jika melihat keluarga mereka, dan rasanya aku menginginkan lelaki seperti Pak Carey di dunia ini," ucap Selvira kepada Arsen.

"Pak Carey setiap kali kita berlibur dan bersantai, dia pasti menceritakan hal-hal baik dari Ibu Bella. Aku bahkan masih mengingat saat Pak Carey mengucapkan kalimat cinta untuk Ibu Bella, di depan seluruh pegawai dan staff kantor." - Arsen

"Ibu Bella juga terlihat sangat mencintai Pak Carey dulu. Mereka berdua sangat beruntung, andai saja aku bisa melihat kisah mereka lebih lama, maka aku tidak akan menikah seumur hidupku karena terlalu menikmati pemandangan indah antara cinta mereka. Tetapi, sekarang Bu Bella sudah memilih jalannya, dan aku harap Ibu Bella akan bahagia dengan pasangannya yang sekarang," ucap Selvira melihat Bella dengan sendu di atas panggung.

"Ya aku harap juga begitu," ucap Arsen mengakhiri obrolannya dengan Selvira, dengan harapan yang terbaik untuk Bella.

. .

"kamu tahu? Bisa menikahi mu dan menjadi lelaki pertama yang engkau cintai, adalah anugerah terindah dari Tuhan untukku. Aku berjanji tidak akan membuatmu sedih, dan kebahagiaanmu sekarang adalah tanggungjawab ku. Tetaplah bersamaku hingga napas terakhirku. Aku harap kita bisa menua bersama melihat putra kita tumbuh dewasa, dan aku harap ketika kita sudah tua kita akan bermain ayunan bersama sedari menikmati matahari terbenam, setiap hari. Kita akan tetap indah saat kita tua nanti." -ucap Bima Carey Bayanaka beberapa tahun yang lalu kepada istrinya.

Wanna Be Yours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang