10. Feel the Sincere Feeling.

18 11 0
                                    

"Apa kamu kini benar-benar membenciku? Apakah ini akhir dari pertemanan kita setelah 23 tahun? "
"Seharusnya aku memendam ini hingga akhir hidupku."

-Sam Kabira Sagar -

_________________________________________

Empat mata yang tadinya fokus dengan perbincangan di antara keduanya, kini secara serentak menoleh ke arah tangga. Anak laki-laki itu kini berlari mendekati kedua orang tua yang sedang melihatnya. "Om Sam ingin membuatku bahagia, kan?" tanya Dananta mengulang ucapan Sam tadi.

"Nak, apa yang kamu bicarakan? Hey!" sela Bella mencoba mencegah putranya. "Sejak kapan kamu di sana?" tanya Bella meraih tangan Dananta, karena hendak menghampiri Sam.

"Aku di sana sejak Om Sam hendak pergi belanja. Aku teringat bahwa aku ingin ikut Om Sam ke minimarket, karena aku tadinya ingin membeli roti donat," ucap Dananta menjawab.

"Jadi kamu menguping semua perbincangan Mamah dengan Om Sam?" tanya Bella yang terbawa emosi, karena perasaannya yang kini sangat emosional. "Nak! Mamah udah pernah ajarin kamu kan? Nggak sopan menguping pembicaraan orang tua!" seru pelan Bella menggunakan nada marah.

Ini pertama kalinya Bella menaikkan nadanya kepada Dananta, meskipun bukan nada yang sangat keras. Tapi untuk Dananta ini sangat menyakiti perasaannya. "M–maaf, Mah ...," lirih Dananta merasa bersalah.

"Bell, nggak seharusnya kamu marah sama Dananta. Dia juga nggak sengaja menguping pembicaraan kita, kan? Kenapa engkau memarahi anak kecil sepertinya yang tidak sengaja menguping karena menginginkan roti donat?" bela Sam dengan nada santai, karena merasa kasihan dengan Dananta.

Mendengar ucapan Sam yang ada benarnya. Bella yang tadinya ingin memarahi anak laki-laki di depannya, itu mulai tersadar dengan caranya berbicara. "Ck!" decak Bella menarik tangan Dananta keluar dari rumah Sam, tanpa berpamitan dengan sang pemilik rumah.

Sam yang melihat wanita yang dia cinta. Bersikap kasar untuk pertama kalinya setelah dirinya mengungkapkan perasaannya. Itu hanya bisa terdiam dan merasa sedih. "Ternyata benar dugaanku selama ini, kamu akan membenciku ...," pikir Sam melihat Bella pergi meninggalkan rumahnya.


° ° °

(Di halaman rumah Bella)

Cedak

Menutup pintu mobil dengan keras, Bella berjalan memasuki rumah dengan perasaan yang sangat emosional, tanpa menunggu sang putra keluar dari mobil. Dia sedih, memikirkan apa yang dia katakan dan lakukan tadi dengan putranya?

Mengapa aku membentak anak laki-laki baik itu?

Melihat ibunya meninggalkannya tanpa menunggunya. Dananta pun langsung ikut keluar mengejar ibunya.

Gedebug!

Dananta terjatuh, dia terpleset embun yang ada di rumput halaman rumahnya. "AW!" seru Dananta kesakitan.

Bella yang sudah memasuki rumah itu pun kembali memutar tubuhnya setelah mendengar teriakan putranya. "Nak! Kamu kenapa!" seru khawatir Bella berlari keluar, menghampiri Dananta.

"Aduh ..., sakit ...," lirih pelan Dananta melihat kakinya yang berdarah.

Melihat putranya jatuh membuat Bella semakin merasa bersalah dan khawatir. "Nak, astaga Dananta, kok bisa jatuh. Aduh ..., maafin Mamah udan ninggalin kamu," ucap Bella merasa bersalah melihat keadaan Dananta.

Wanna Be Yours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang