Bab. 18

13 11 0
                                    

Pukul 06. 00 pagi

Membawa nampan yang berisi makanan dan minuman. Sam membuka gorden kamarnya yang menghadap langsung ke arah tempat tidur. Yang membuat sinar matahari mulai masuk.

Sinar itu mengarah tepat ke arah tempat Bella sedang tertidur. Membuat mata Bella silau, dan terbangun. "Ah, Silau ...," ucap Bella menutupi matanya.

"Selamat pagi sayangku," sapa Sam membuka selimut Wanitanya, lalu membangunkannya.

"Sam?" Nyawa Bella belum terkumpul.

"Selamat pagi sayangku." Sam mengulang kalimatnya.

"Pagi Sam ... kok kamu ada di sini?" tanya Bella linglung.

"Ha?" Sam ikut bingung. "Bel? Kamu lupa?" tanya Sam tidak percaya, yang masih berdiri membawa nampan.

"Ha?" Bella mencoba menyadarkan dirinya. "Eh? Aduh Sam maaf, aku lupa," ucap Bella mengambil nampan dari tangan Sam, dan memindahkan nampan itu ke sampingnya. Lalu, memelukku tubuh Sam. "Maaf ya ...."

"Iya ...," jawab Sam.

"Selamat pagi sayangku." Untuk kedua kalinya, Sam mengulang kalimatnya, dan kini tersenyum ringis kepada Bella.

"Bukannya tadi udah aku jawabnya ya?" pikir Bella. "Pagi juga Sam." Bella memilih untuk menyapa balik Sam, karena dia pikir mungkin dia lupa dan belum menjawab sapaan pagi dari Sam.

"Selamat pagi." Sam men-jeda ucapannya. "Sayangku ...," ucap Sam tanpa mengubah ekspresinya, memperjelas kata terakhir yang dia ucapkan.

Tersenyum gemas, Bella melengos tidak percaya melihat Sam. "Astaga ... kamu ngulang ngulang ucapanmu, hanya karena aku menjawabnya pakai nama?" Bella tersenyum manis melihat Sam.

"Iya, jawab sayang juga lah." Sam tampak lelah. "Selamat pagi sayangku." Sam mengulang lagi, untuk yang terakhir kalinya.

"Iya pagi sayang." Bella kini tertawa.

Mendengar Bella memanggilnya dengan sebutan 'sayang', itu tadinya membuat Sam merasa senang. Tetapi, karena selanjutnya Bella tertawa, entah mengapa Sam menjadi sebal. "Kamu kenapa ketawa?" tanya Sam bingung.

'Nggak, nggak apa-apa," jawab Bella berhenti tertawa, dan menarik Sam untuk ikut duduk di sampingnya.

"Nggak apa-apa kok ketawa kaya gitu?" Sam tiba-tiba merasa Bahwa Bella sedang meledeknya.

Melihat wajah Sam yang tampak sebal di depannya. Bella pun kembali tertawa. "Nah kan ketawa lagi ...." Sam semakin yakin bahwa Bella sedang meledeknya.

"Nggak ..., aku tertawa karena merasa aneh aja manggil kamu pake sebutan sayang, setelah dekat selama puluhan tahun , dan ini juga pertama kalinya aku merasa kamu segemas ini hahaha," jawab Bella memberitahu alasannya tertawa.

"Gitu doang ketawa astagaa." -Sam.

"Ya udah, sini makan dulu. Aku tadi buatin kamu nasi goreng," ucap Sam mengambil nampan yang berada di samping Bella.

"Kamu masak sendiri?" tanya Bella baru menyadari masakan yang kini diambil Sam.

"Iyaaa," jawab Sam sedari mengambil sesendok nasi untuk Bella. "Buka mulutnya, aaa," pinta Sam menyuapkan nasinya ke Bella.

Menuruti perintah Sam. Bella memakan nasi goreng itu. "Eh, kok enak?" tanya Bella merasakan masakan Sam.

"Iya dong. Aku ini pernah dapet tawaran jadi chef di Singapura tau," jawab bangga Sam.

"Apa banget ..., enakan juga masakanku." Bella menyesal memuji Sam.

"Iya deh iya, eh tapi aku beneran pernah di suruh jadi chef tau di Singapura."  -Sam.

"Ha? Beneran? Terus? Kamu terima nggak?" tanya Bella tidak terkejut.

"Nggak." -Sam.

"Lah? Kenapa?" -Bella.

"Aku sendiri saja jarang memasak untuk diriku sendiri, apalagi memasak untuk orang banyak setiap hari." -Sam.

"Tapi kok kamu mau masak untuk diriku?" -Bella.

"Aku cuma mau masak, kalo itu buat kamu," ucap Sam menyuapkan tiga sendok terakhir untuk Bella.

Mengunyah makanannya. Bella tanpa sadar menatap sendu melihat lelaki di depannya ini. "Sam, aku tidak mencintaimu. Tetapi aku sangat menyayangimu. Kamu sangat manis." batin Bella tersenyum kepada Sam.

.

"Mamah! Seragam sekolah Dananta di mana?" seru Dananta yang baru selesai mandi, bertanya kepada ibunya. "Eh- ehem ehem. Aduh kayaknya aku tidak sengaja merusak suasana," ucap Dananta yang berdiri di depan kamar orangtuanya, dan baru saja melihat ayahnya tengah menyuapi sang ibu. "Ya udah kalo gitu, Dananta bakal cari seragam Dananta sendiri. Kalian lanjut aja makannya!" Dananta yang masih memakai handuk itu kini memilih pergi berlari dari kamar orangtuanya.

"Anak itu." Bella menggelengkan kepalanya. "Bentar Sam, aku mau siapin seragam buat anak itu," ucap Bella berdiri dari tempat tidur, dan pergi menghampiri Dananta.

"Eh ini di minum dulu!" pinta Sam memanggil Bella.

"Nanti!" jawab Bella.

Sam hanya menghela napas. Kini dia akan membawa kembali piringnya ke dapur, dan menaruh teh hangat yang tadi dia buat untuk Bella, ke atas meja.

.

"Papah Sam, aku makan di sekolah aja," ucap Dananta memberitahu papahnya yang sedang menyiapkan makanan untuknya.

"Ya udah bentar Papah siapin dulu bekalnya." -Sam.

.

"Ini bekalmu, dan ini minum dulu susunya," pinta Sam memberikan bekal dan segelas susu coklat kepada Dananta.

"Iya Pah!" Dananta menerima bekal dan segelas susunya dengan senang. Dia pun meminum susu coklat buatan Papahnya sampai habis.

Setelah selesai minum. Dananta kini akan berangkat sekolah diantar oleh papahnya. Dananta merasa sangat senang hari ini. Dia senang karena akhirnya memiliki Papah baru yang menyayanginya dan mencintai ibunya.

"Papah Carey. Papah harus tahu, kalo aku bahagia di sini. Papah harus tahu bahwa ada yang mencintai Mamah di sini. Aku harap Papah bisa melihat kita, dan aku harap Papah dapat beristirahat dengan tenang dan bahagia di sana. Terimakasih, Tuhan." batin Dananta melihat Sam yang tengah menyopir mobil di sampingnya.












Wanna Be Yours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang