5. Look Like A Harmonious Family?

9 11 0
                                    

(di tempat Pasar Malam)

Pukul 09.00 malam.

Sesuai dengan permintaan Dananta, mereka bertiga kini tengah berada di tempat Pasar Malam. Mereka berjalan bertiga dengan Dananta yang memimpin jalan, dan Sam, Bella mengikutinya dari belakang.

"Papah! Dananta mau naik itu," seru Dananta menunjuk wahana kora-kora dan memutar balik tubuhnya melihat Sam, yang membuat Bella dan Sam terkejut kebingungan.

Dananta yang sadar dengan ucapannya setelah melihat reaksi ibunya dan juga Sam itu pun berdeham, dan akan membenarkan kalimatnya. "Ehem, maksud aku Om Sam dan Mamah."

Bella yang mendengar Dananta keceplosan memanggil Sam dengan panggilan Papah, entah mengapa tiba-tiba merasa canggung berdiri di samping Sam. "Kenapa Dananta berpikir Sam adalah Papanya? Apa ... aku dan Sam terlalu dekat, sehingga dia berpikir Sam juga orang tuanya?" pikir Bella melihat putranya.

"Ah, kenapa kalian diam saja?" ucap Dananta kebingungan melihat kedua orang tua di depannya yang hanya diam saja mendengar ajakannya. "Apa karena aku tidak sengaja memanggil Om Sam, Papah?" tanya Dananta terang-terangan. "Dananta minta maaf, Dananta terbiasa memanggil Papah Carey jika Dananta ingin bermain atau naik wahana seperti kora-kora," imbuhnya menjelaskan.

Sam yang mendengar itu pun tersenyum. "Iyaaa, nggak apa-apa. Kamu mau main kora-kora sama Om, sama Mamah kamu?"

"Sama Om Sam aja, soalnya Mamah takut kalo naik wahana kaya gitu," jawab Dananta memberitahu Sam.

"Eh? Emang kamu berani naik kora-kora?" tanya Sam kepada Dananta.

"Berani dong Om! Aku dulu sering naik wahana sejenis seperti itu sama Papah Carey," jawab Dananta memberitahu Sam.

"Ya udah ayok kita naik kalo gitu!" ajak antusias Sam mengandeng tangan Dananta, dan mengajaknya menuju wahana yang Dananta mau.

"Ayok!" seru riang Dananta senang.

Bella yang kini berdiri sendiri di belakang Sam dan Dananta itu tersenyum bahagia melihat putranya tersenyum senang. "Harusnya aku tidak berpikir berlebihan tentang mereka berdua, lagi pula Sam ini hanya sahabat kecilku, dan jika Dananta tidak sengaja memanggilnya Papah, itu pantas saja karena mereka berdua juga terlihat sangat dekat," batin Bella melihat Sam dan Dananta berjalan berdua dari belakang.

~ ~ ~

Pukul 10.30 malam.

Setelah mencoba beberapa wahana bersama dan mencoba beberapa jajanan pasar malam. Kini mereka hendak pulang karena Dananta yang terlihat mulai mengantuk.

"Aduh Sam, maaf ya Dananta minta banyak jajan dan mainan. Kamu bisa ngasih tau aku dia menggunakan uangmu berapa, nanti biar aku ganti," ucap Bella yang merasa sungkan dengan Sam. Pasalnya dari masuk hingga akhir setiap Dananta meminta jajan atau mainan, pasti Sam yang akan membayarnya.

"Ya elah Bel, kaya sama siapa aja. Nggak usah, nggak perlu kamu ganti. Lagi pula aku juga ikut menikmati malam ini bersama Dananta," jawab Sam menoleh melihat Bella.

"Beneran?" -Bella

"Iya, Dafania Silvana Bella~" jawab Sam menyebut nama lengkap Bella.

"Ya, ya nggak perlu pake nama lengkap ku juga kali," keluh Bella tampak kesal.

"Eh baru sekarang marahnya?" ucap Sam tertawa. Pasalnya Sam sudah terbiasa sejak kecil menggunakan nama lengkap Bella, jika Bella tidak yakin dengan ucapan Sam.

"Emang harus ngomong dulu ya kalo sama kamu." Bella semakin kesal karena sadar ternyata Sam sering memanggilnya dengan nama lengkap.

"Ahaha udah-udah, jangan marah-marah," ucap Sam melanjutkan langkahnya.

Saat mereka bertiga tengah melangkah untuk keluar dari pasar malam ini. Tiba-tiba Dananta menghentikan langkahnya. Yang membuat langkah Sam dan Bella yang berada belakangnya ikut terhenti.

Dananta memutar balik tubuhnya, lalu memeluk tubuh Sam. "Papah, Dananta ngantuk," ucap setengah sadar Dananta yang terlihat sangat mengantuk.

Sam yang peka mendengar ucapan Dananta itu pun, kini mengangkat Dananta lalu menggendongnya. "Ya udah kamu tidur aja di pelukan Om," ucap Sam di samping telinga Dananta.

Bella yang melihat Sam mengendong putranya, dengan satu tangan yang memegang mainan dan makanan yang tadi tidak habis. Itu pun berinisiatif untuk membawakannya. "E– Sam, mainan sama makanannya biar aku aja yang bawa," tawar Bella meminta barang-barang belanjaan yang dibawa oleh Sam.

"Em, okey ...." Sam memberikan barang belanjaannya ke Bella, karena dia pikir dia sedikit kewalahan.

.

Saat hendak memasuki mobil, tiba-tiba ada pasangan kekasih yang juga pengunjung di pasar malam itu menyapa Sam. "Tuan anda sangat beruntung memiliki keluarga anda. Minggu depan saya akan menikah, saya harap saya memiliki keluarga harmonis seperti kalian. Doa kan ya!" kata Laki-laki yang terlihat lebih muda dari Sam, menepuk pundak Sam.

Sam yang hendak membuka pintu mobil itu pun terkejut. "K–keluarga?" Pikir Sam. "Ah, maaf tapi kita bukan keluarga. Wanita ini adalah temanku, dan anak laki-laki ini bukanlah putraku," jelas Sam yang tidak mau ada kesalahpahaman dengan orang-orang.

"Eh? Aduh maaf, saya pikir kalian sepasang suami-istri. Kalian terlihat sangat cocok, maafkan aku, aku tidak tahu." Canggung Laki-laki itu dengan Sam.

"Ah tidak apa-apa, oh ya untuk anda. Saya doakan pernikahan anda dan kekasih anda berjalan dengan lancar, dan menjadi keluarga yang harmonis," jawab ramah Sam.

"Baiklah, terimakasih," ucap laki-laki itu tersenyum, lalu pergi dengan pasangannya meninggalkan Sam.

Setelah kesalahpahaman kecil tadi, Sam segera membuka pintu mobil, dan menidurkan Dananta di kursi belakang. Lalu pergi ke kursi depan untuk menyetir, dan segera pulang.

"Bahkan ada yang mengira aku dan Sam adalah sepasang kekasih. Apa ... aku dan Sam memang terlalu dekat?" pikir Bella yang duduk di samping Sam yang tengah menyetir mobilnya.

Wanna Be Yours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang