Bab. 31

7 6 0
                                    

Pukul 10 malam.

"Mah kenapa belanja sebanyak ini?" tanya Dananta mendorong kursi roda mamahnya menuju mobil taksi.

"Karena Mamah pengen masakin kamu sama papahmu setiap hari," jawab Bella tersenyum.

"Eh? Tapi ini kebanyakan yang Mamah beli makanan instan, tau." Dananta tertawa mendengar ucapan mamahnya.

"Ah iya ya ... ya udah kalian makan ini aja dulu." Bella ikut tertawa kecil.

.

( Di depan pintu rumah )

"Mamah cantik banget ...," puji Dananta tersenyum melihat mamahnya yang sedang duduk di kursi roda menggunakan gaun merah.

Seharian ini, Dananta pergi bersama mamahnya. Dia pergi menemani Bella dari pergi ke butik untuk membeli gaun dan sepatu, lalu ke salon untuk creambath hair, dan facial treatment, dan juga pergi ke MUA untuk merias wajah. Dan sebelum kembali ke rumah, Bella meminta untuk mampir sebentar ke pasar swalayan untuk belanja bulanan. Ah sebenarnya Dananta melarang, karena sudah larut dan bahan-bahan di rumah juga masih. Tetapi, karena Bella memaksa, Dananta akhirnya hanya bisa menurut.

Cklek

Dananta membuka pintu rumahnya.

"Selamat datang, permaisuriku ...," sambut Sam mengulurkan tangannya kepada Bella.

Tersenyum, Bella menerima uluran tangan Sam dan kini berdiri.

"Eh– eh sayang–" panik Sam melihat Bella.

"Aku masih bisa berjalan, Sam ...." Bella tertawa kecil melihat ekspresi Sam yang mengkhawatirkannya.

"Ah tidak, kamu harus tetap duduk di kursi roda," larang Sam yang mengkhawatirkan Bella.

Sam kini mendorong kursi roda Bella masuk ke dalam rumah, dengan Dananta yang berjalan terlebih dahulu untuk menaruh belanjaan mamahnya di dapur.

"Sam, apa ini semua kamu yang menyiapkan?" tanya Bella melihat dekor ruangan dengan nuansa merah yang tampak klasik, dan elegan.

Sam mengangguk.

Bella pandang setiap sudut yang ada di rumah ini. Semuanya tampak indah dengan hiasan mawar dan balon putih, serta rumbai rumbai di langit-langit. Tidak hanya itu, di pinggiran tangga juga Sam hias dengan kain dan ribuan kelopak mawar yang sangat cantik.

Sam kini mendorong kursi roda wanitanya menuju meja makan yang sudah Sam siapkan dengan romantis.

"Silahkan makan," ucap Sam mempersilahkan Bella untuk makan, makanan yang sudah di siapkan oleh Sam sendiri.

Kini alunan instrumental lagu Wanna Be Yours milik Artic Monkeys terdengar.

Bella yang tadinya hendak memotong daging steaknya, itu terdiam. Dia letakan kembali garpu dan pisaunya. Dia kini mencari arah suara instrumental itu.

Suara itu berasal dari gramophone yang berada di ruang tengah rumah ini.

"Itu gramophone milik kakekku dulu," ucap Sam menyadari arah mata Bella.

Wanna Be Yours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang