Bab. 23

12 7 0
                                    

(pukul 22.00 )

"Mah, Papah kok belum pulang ya?" tanya Dananta yang ikut menunggu Sam pulang, bersama ibunya duduk di sofa ruang tamu.

"Mamah nggak tau, udah Mamah telfon dari tadi siang nggak bisa," jawab Bella yang masih melihat pintu utama berharap Sam segera pulang dan membuka pintu itu.

Dananta hanya diam. Selain ibunya, Dananta juga tampak sedih melihat kedua orangtuanya bertengkar. Ini pertama kalinya untuk Dananta, dan dia tidak terbiasa dengan ini.

(Pukul 22.10)

Suara gerbang rumah terbuka, dan suara mobil Sam mulai terdengar.

Setelah selesai memarkirkan mobilnya dan menutup gerbang. Sam kini pergi ke bangku taman halaman rumah ini. Dia memilih untuk duduk di sana terlebih dahulu, sebelum masuk ke dalam rumah. Dia lihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 22.15, dia pikir bahwa istri dan putranya mungkin sudah tidur.

"Ah! Ayolah Sam, lupakan kalimat Bella tadi," batin Sam menghela napas, mengusap wajahnya. "Carey, sekarang dirimu hanya tinggal nama, mengapa namamu masih membuat hubunganku dan Bella tidak dekat?" batin Sam lagi, membungkukkan badannya, menutup matanya dengan kedua tangannya.

"Pah," panggil Dananta meraba pundak Sam. "Papah kenapa nggak masuk?" ucap Dananta yang sudah berdiri di samping Sam.

Terkejut karena tiba-tiba ada yang memanggil namanya. Sam kini menegakkan tubuhnya, dan melihat anak laki-laki yang berdiri di sampingnya. "Nak, kamu kok belum tidur?" tanya Sam melihat Dananta.

"Dananta sama Mamah nungguin Papah dari tadi," jawab Dananta memberitahu.

"Mamah sekarang di mana?" tanya Sam lagi.

"Mamah ketiduran di sofa ruang tamu saat menunggu Papah." -Dananta.

Diam sejenak, Sam mengelus kepala Dananta, "Ya udah, kamu masuk rumah sana, tidur. Besok kamu kan harus sekolah," pinta Sam menasehati.

"Pah," panggil Dananta lagi.

"Iya?" -Sam.

"Papah maafin Mamah ya?" ucap Dananta meraih tangan Sam. "Maafin ucapan Mamah tadi. Dananta yakin, Mamah nggak bermaksud ngomong seperti itu ke Papah. Mamah mungkin salah bicara karena dia sangat sakit hati dengan karyawan Papah." Dananta mencoba meyakinkan.

"Iyaa, Papah nggak marah kok sama Mamah. Papah tadi pergi karena ada urusan aja," jawab Sam tersenyum tipis kepada Dananta.

"Kalo gitu, ayo kita masuk rumah," ajak Dananta.

"Kamu masuk dulu aja, bentar lagi Papah bakal masuk," jawab Sam.

"Ya udah, kalo gitu Dananta masuk dulu. Dananta mau tidur." -Dananta.

"Selamat Malam." Sam mencium kening Dananta.

"Selamat Malam," jawab Dananta memeluk Sam sebelum dia pergi masuk ke rumah.

Selang beberapa menit setelah Dananta masuk rumah. Sam kini berdiri dari duduknya, dan akan masuk ke dalam rumah.

Cklek

Sam membuka pintu rumah ini, dan dia lihat wanita yang berstatus sebagai istrinya. Tertidur di atas sofa, menjadikan tangannya sebagai bantalan. Dia hampiri wanita itu, dan kini Sam mengangkat tubuhnya. Berniat untuk membawanya ke kamar.

Sesampainya di kamar. Sam menidurkan Bella di atas kasur. Kini dia hendak pergi untuk mengambil air minum.

"Sam ...," lirih Bella meraih tangan Sam.

Sam pun menghentikan langkahnya, dan menoleh melihat Bella.

Melihat laki-laki yang dipanggil berhenti. Bella dengan cepat pun bangun, lalu menghampiri Sam dan memeluknya. "Sam, aku minta maaf," ucap Bella di pelukan Sam.

Wanna Be Yours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang